Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
Penyebab sirosis hati:
1. Gangguan fungsi protein,faktor faktor pembekuan empedu & berbagai macam enzim
2. gangguan metabolism kolesterol
3. gangguan penyimpananergi (glikogen)
4. gangguan metabolisme karbohidrat
5. Gangguan regulasi berbagai macam hormone
6. Gangguan proses detosifikasi obat & racun
1. sirosis portal laenec (alkoholik nutrision) terjadinya jaringan parut mengelilingi daerah portal, sering disebabkan oleh alkoholik kronis.
2. Sirosis asca nekrotik, terjadinya pita jaringan parut yg lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut c atau b yang terjadi sebelumnya .
3. sirosi bilier , terjadinya pembentukan jaringan parut didalam hati disekitar saluran empedu . akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis)
Sirosis hepatis adalah Penyakit hati yang dicirikan dgn distorsi arsitektur hati yg normal oleh lembar lembar jaringan ikat & nodul-nodul regenerasi sel hati yg tidak berkaitan dg vaskulator normal.
Kegagalan hati(hepatoselular)
Hipertensi portal
Fase Kompensasi sempurna
keluhan samar samar , yaitu :
- merasa tidak fit
- anorexia
- mual
- diare/konstipasi
- kelemahan otot
- cepat lelah
komplikasi lain
-asites
-Encefalopali
-Pentonitis bakterial spontan
-Transformasi kanker hati primer(hepatoma)
-sindrom hepatorena
Fase dekompensasi,manifestasinya :
- eritema palmaris
- spider nevi
- vena kolateral pada dinding perut
- ikterus
- edema pretibial
- asites
- gangguan pembekuan darah (peradangan gusi,epistasksis, haid)
- hematemesis
- melena
- Ensefalopati hepatik
Dx 1. Tujuan : Diharapkan perubahan nutrisi tidak terjadi.
kriteria hasil:
-masukan makanan meningkat,Berat badan stabil, tidak ada peningkatan edema & asites, tidak ada mula muntah
Intervensi:
-kaji masukan diet harian dengan jumlah kalori
-berikan makanan dlam jumlah kecil tapi sering
-berikan diet tinggi karbohidrat, rendah lemak, protein & natrium
-berikan makanan halus, hindari makanan kasar
-berikan oral hygine sebelum makan
-berikan antiemetik sesuai program , 30 menit sebelum makn jika mual
-lakukan pemeriksaan glukosa, albumin, protein, amonia
-kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet
-berikan obt sesuai indikasi.
Dx.2. volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan kehilangan cairan tubuh yang diakibatkan dari muntah, demam, & selang Nasogastrik
Pemeriksaan laboraturium
-darah,kenaikan kadar enzim, kadar albumin rendah,pemeriksaan che(colinestrase)
Tujuan: diharapkan volume cairan seimbang
Kriteria hasil: -Masukan & keluaran seimbang
-edema menurun
-tidak ada distensi vena jugularis.TTV stabil. Elektrolit dbn .
Intervensi:
-Kaji adanya dehidrasi
-pantau adanya distensi vena jugularis
-kaji ketergantungan edema
-ukur masukan,keluaran,lingkaran abdomen setiap 8 jam
-catat konstipasi, warna & frekuensi defekasi urin
-Pantau elektrolit serum
-observasi terhadap tanda ketidakseimbangan natrium & kalium
-kaji terhadap efektivitas /efek samping diuretik
Kriteria Hasil :
- tidak adanya lecet pada kulit
- tidak ada kemerahan di atas penonjolan tulang.
Intervensi:
-Pijat penonjolan tulang dengan lotiom
-tinggikan ekstremitas bawah
-gunting kuku jari hingga pendek
-lakukan perawatan kulit menggunakan lotion
-Antasida, vitamin,& suplemen nutrisi, menghindari alkohol
- kolkisin dpt meningkatkan angka survial pada pasien sirosis dari rendah ke sedang
-Diet rendah protein, lemak dan tinggi karbohidrat.
-untuk asites(diet membatasi natrium, diuretik, parasentesis abdominal/pembedahan (pirau peritoneovena)
-Untuk perdarah varises esofagus sekunder thdp hipertensi portal:
`Transfusi darah, lavase salin es, infus IV dari vasopresin atau propranolol, endoskopi
-untuk sindrom hepatorenal
penggantian cairan bila disebabkan oleh dehidrasi
-untuk ensefalopati hepatik :
laktosa (cephulac) /neomisin sulfat
transplantasi hepar
Pemerikasaan kadar elektrolit
Radiologi
Esofagoskopi
USG
Sidikan hati
Tomografi komputerisasi
Angiografi
1.Riwayat & Faktor Resiko alkoholisme,Hepatiis Viral obstruksi kronis, gagal jantul
2.Pemeriksaan fisik (Apendik F)
temuan awal: Gangguan GI,Imun, anoreksia, nyeri abdomen, pembesaran hepar.
temuan lanjut: Asites, Hipertensi portal, sindrom hepatorenal, ketidakseimbangan endokrin, ensefalopati hepatik
3.Temuan Tambahan: perbesaran, kecendrungan perdarahan, ikterik
1.Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah
2.Volume Cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan kehilanngan cairan tubuh
3.Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d adanya edema
4.resiko tinggi terhadap tak efektif pola nafas b/d asites
5. kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis & kebutuhan pengobatan b/d kurangnya sumber informasi
Tujuan : diharapkan pola nafas efektif
kriteria hasil:-bebas dispnea & sianosis
-Bunyi nafas vesikuler
-Acites berkurang
Intervensi
-atur posisi pasien fowler ato semifowler sesuai kebutuhan
-bantu & ajarkan pasien untuk berbalik setiap 4 jam & auskultasi paru untuk mendengar bunyi nafas setiap 4 jam
-pantau AGD
-kaji adanya hipoksiia
-berikan 02 sesuai indikasi
Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah
kriteria hasil: pasien mengekspresikan pengertian mngenai proses penyakit, kebutuhan aturan diet, & koplikasi
-pasien ikut serta dalam perawatan sendiri : memperlihatkan keinginan untuk mngubah gaya hidup sesuai kebutuhan .
Intervensi
-Kaji ulang proses penyakit/prognosis
-tekankan pentingnya menghindari alkohol
-tekankan pentingnya nutrisi yang baik
-tekankan perlunya mengevaluasi keshatan & mentaati program terapi
-diskusikan pembatasan natrium & garam
-anjurkan menghindari infeksi , khususnya isk
-jelaskan pentingnya untuk melakukan aktivitas & istirahat
-berikan dorongan untuk melakukan perawtan tindak lanjut dengan dokter.
Pemeriksaan diagnostik:
by: Kelompok 6
Pemeriksaan fungsi hepar,Biopsi Hepar, CT scan dan MRI, Elektrolit serum, TDL, Urinalis, SGOT, SGPT, LDH, Endoskopi, USG, Esofagoskopi