Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

ANALISIS YURIDIS PEMBATALAN PERKAWINAN PADA

KASUS PUTUSAN NOMOR 1615/PDT.G/2020/PA.BGR

MENURUT HUKUM PERKAWINAN INDONESIA

Oleh :

Giffari Ahmad Pangestu

Nim: 010002000573

Dosen Pembimbing:

Ibu Khairani Bakri, S.H., M. H.

Program Kekhususan II

(Hukum Keluarga)

Latar Belakang

Berangkat dari sahnya perkawinan, pembatalan perkawinanpun

juga dapat terjadi dalam perkawinan yang sah. Pembatalan

perkawinan merupakan suatu putusan pengadilan yang diwajibkan

melalui persidangan bahwa perkawinan yang telah dilangsungkan

tersebut mempunyai cacat hukum. Hal ini dibuktikannya dengan tidak

terpenuhinya persyaratan dan rukun nikah atau disebabkan

dilanggarnya ketentuan yang mengharamkan perkawinan tersebut.

Latar Belakang

Pokok

Masalah

Pokok Permasalahan

1

Apakah manipulasi data dalam penerbitan buku nikah dapat

menjadi alasan batalnya perkawinan menurut Hukum Perkawinan Di Indonesia?

2

Apakah manipulasi data dalam penerbitan buku nikah dapat menjadi alasan batalnya perkawinan menurut Hukum Perkawinan Di Indonesia?

1.Untuk menggambarkan apakah manipulasi data dalam penerbitan buku nikah dapat menjadi alasan batalnya perkawinan menurut hukum Perkawinan DI Indonesia.

2.Untuk menggambarkan keseuaian Putusan Nomor: 1615/Pdt.G/2020/PA.Bgr sudah sesuai dengan Hukum Perkawinan Di Indonesia.

Tinjauan Penelitian

Tipe Penelitian

Metode Penelitian

Hukum Normatif

Deskriptif

Sifat Penelitian

Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bahan Hukum Primer dan Bahan Hukum Sekunder

Melakukan Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Analisis Data

Analisis Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kualitatif.

Cara Penarikan Kesimpulan

Penelitian hukum dengan cara normatif ini menggunakan

penarikan kesimpulan dengan pola pikir deduktif.

Para Pihak Yang Berperkara

Kasus Posisi

Putusan Nomor 1615/Pdt.G/2020/PA.Bgr

1. Penggugat (Isteri)

2. Terguggat 1 (Suami)

3. Tergugat 2 (Kantor Urusan Agama Ciseeng)

Penggugat melakukan Pendaftaran Permohoman

Pembatalan Perkawinan kepada Pengadilan Agama bogor pada tanggal 02 Desember 2020. Penggugat melakukan permohonan pembatalan perkawinan dikarenakan adanya manipulasi data yang di lakukan oleh Tergugat I.

selain itu adanya kejanggalan dalam buku nikah yang di keluarkan oleh Terguggat II yaitu KUA Ciseeng padahal yang berwewenang dalam pencatatan dan penerbitan buku nikah adalah KUA Kota Bogor, kejanggalan dalam buku nikah ini, Tergugat I tertulis jejaka padahal Tergugat mengaku bahwa ia adalah duda dan telah dikaruniai anak dengan isterinya.

begitu juga dengan status dan nama orang tua penggugat dalam buku nikahnya banyak sekali kesalahan dan kejangaalan.

Penggugat melakukan Pendaftaran Pembatalan Perkawinan

Putusan Hakim

Putusan Hakim

Putusan hakim menyatakan Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum pernikahan antara Tergugat I dan Penggugat adanya penipuan atau kebohongan, maka dari itu gugatan yang di ajukan penggugat patut di kabukan dengan membatalkan perkawinan Penggugat dan Tergugat I, karena adanya pembatalan tersebut maka Buku Kutipan Akta Nikah Nomor:963/82/X/2018 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor harus dinyatakan tidak berkekuatan hukum tetap.

Analisis dan Pembahasan

Analisis

Dan

Pembahasan

A. Mengenai manipulatif data sebagai alasan

pembatalan perkawinan dapat di jadikan sebagai alasan

pembatalan perkawinan karena berdasarkan Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 27 ayat 2 disebutkan bahwa:

“Seorang suami atau isteri dapat mengajukan permohonan pembatalan

perkawinan apabila pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi

salah sangka mengenai diri suami atau isteri”

selanjutnya pada Pasal 72 ayat 2 Kompilasi Hukum islam

menyebutkan “Seorang suami atau isteri dapat mengajukan

pembatalan perkawinan apabila pada waktu berlangsungnya

perkawinan terjadi penipuan atau salah sangka mengenai diri

suami atau isteri”

B.Isi amar putusan Nomor 1615/Pdt.G/2020/PA.Bgr putusan tersebut

telah sesuai hukum perkawinan di indoenesia selain itu perkawinan antara

Penggugat dan Tergugat I juga terdapat dukungan oleh Kantor

Urusan Agama Ciseeng dalam gugatan pembatalan

perkawinan. Sehingga pada perkawinan antara Terguat I dan

Penggugat ini telah dibatalkan.

dalam prosedur pembatalan perkawinan

Pengguagat telah sesuai dalam menagjukan pembatalan perkawinan

yang dimana penggugat telah melakukan permohonan pembatalan

perkawinan dan mengajukan kepada pengadilan di tempat tinggalnya.

Kesimpulan

Kesimpulan Dan

Saran

  • Manipulatif data bisa dijadikan alasan untuk melakukan pembatalan perkawinan, Tergugat I telah melanggar aturan sesuai ketentuan Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 Jo Pasal 72 Ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, sehingga perkawinanya dapat dibatalkan karena ada unsur penipuan atau kebohongan, sehingga terjadinya salah sangka.

  • . Putusan Nomor: 1615/Pdt.G/2020/PA.Bgr tersebut telah sesuai dengan Hukum Perkawinan di Indonesia sebagaimana dalam Putusan Pengadilan bahwa hakim telah memutus perkara ini dengan Pasal 27 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo Pasal 72 Ayat (2) Kompilasi Hukum Islam.

Saran

  • Agar terhindarnya dari manipulasi data seharusnya calon mempelai dan Petugas Pencatatan Perkawinan lebih teliti dan lebih cermat dalam pemeriksasan syarat perkawinan berupa identitas, serta ada tau tidaknya halangan perkawinan bagi calon mempelai, sehingga terhindar dari pemalsuan identitas ataupenipuan oleh calon mempelai

  • Seharusnya Undang-Undang mencatumkan juga mengenai aturan sanksi pidana bagi orang-orang yangmelakukan manipulatif data, karena hal tersebut termasuk dalam penipuan dan dapat merugikan bagi orang lain.

Terima Kasih

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi