Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN

Latar Belakang

Latar Belakang

Jendral Soeharto melanjutkan pembangunan ekonomi dari Kabinet Ampera , pemerintah Soeharto mewujudkan dalam Repelita .

sebelum rencana pembangunan melalui repelita dimulai , dilakukakn pemulihan stabilitas ekonomi , social, dan politik serta rehabilitasi ekonomi di dalam negeri.

Dampak Repelita

cukup mengagumkan , terutama pada tingkat makro.

Repelita

I

Repelita I

TUJUAN : Untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan yang menekankan pada bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam tahap berikutnya.

SASARAN : pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik berat Pelita I adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.

KEBIJAKAN :

Memberikan bibit unggul kepada petani dan melakukan beberapa eksperimen untuk mendapatkan bibit unggul yang tahan hama tersebut.

Memperbaiki infrastuktur yang digunakan oleh sektor pertanian seperti jalan raya, sarana irigasi sawah dan pasar yang menjadi tempat dijualnya hasil pertanian.

Melakukan transmigrasi agar lahan yang berada di kalimantan, sulawesi, maluku dan papua dapat diolah agar menjadi lahan yang mengahasilkan bagi perekonomian.

Kabinet pembangunan I menentukan Panca Krida sebagai program kerja, yakni :

a. Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai syarat mutlak berhasilnya Rencana

Pembangunan Lima Tahun dan Pemilihan Umum.

b. Menyusun dan Melaksanakan Repelita

c. Melaksanakan Pemilihan umum paling lambat 5 Juli 1971

Repelita II

TUJUAN : untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat dan meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.

SASARAN : Pengembangan sektor pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Selain itu sasaran Repelita II ini juga perluasan lapangan kerja

KEBIJAKAN :

1. Pemerataan kesempatan kerja,

2. Pengembangan golongan ekonomi lemah dalam rangka pemerataan kesempatan berusaha,

3. Pengembangan koperasi,

4. Transmigrasi

5. Investasi Pemerintah yang dilaksanakan melalui anggaran pembangunan negara.

6. Menerapkan prinsip anggaran berimbang

7. Pengadaan program padat karya

Program kerja Kabinet Pembangunan II disebut Sapta Krida, berisi ;

a. Memelihara dan meningkatkan stabilitas politik.

b. Memelihara dan meningkatkan stabilitas ekonomi.

c. Memelihara dan meningkatkan keamanan dan ketertiban.

d. Menyelesaikan Pelita I dan melaksanakan Pelita II berdasarkan GBHN.

e. Meningkatkan kesejahteraan rakyat

F. Meningkatkan penertiban dan pendayagunaan aparatur negara.

Repelita

II

Repelita III

Repelita

III

Dalam Repelita III unsur pemerataan lebih ditekankan dengan tetap memperhatikan "logi" lainnya melalui kebijaksanaan delapan jalur pemerataan yang intinya adalah:

Ø Pemerataan kebutuhan pokok rakyat , terutama pangan, sandang, dan perumahan.

Ø Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan.

Ø Pemerataan pembagian pendapatan.

Ø Pemerataan perluasan kesempatan kerja.

Ø Pemerataan usaha, khususnya bagi golongan ekonomi lemah.

Ø Pemerataan kesempatan berpartisipasi, khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.

Ø Pemerataan pembangunan antar daerah.

Ø Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Pada akhir tahun Repelita III perkembangan yang terjadi di lingkup Internasional adalah bahwa nilai dollar menguat, tingkat bunga riil di AS menguat, dana mengalir ke AS, likuiditas Internasional meningkat dan semakin beratnya beban utang negara-negara yang sedang erkembang.

Kabinet Pembangunan III melakukan tugasnya dengan program yang disebut Sapta Krida, yang isinya :

a. Terciptanya keadaan dan suasana yang makin menjamin tercapainya keadilan sosial bagi

seluruh rakyat dengan makin meratakan pembangunan dan hasil pembangunan.

b. Terlaksananya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

c. Terpeliharanya stabilitas nasional yang makin mantab

d. Terciptanya aparatur negara yang makin bersih dan berwibawa.

e. Terbinanya persatuan dan kesatuan bangsa yang makin kokoh, yang dilandasi oleh

Penghayatan dan Pengamatan Pancasila (P4)

f. Terlaksananya Pemilu yang luber dalam rangka memperkuat kehidupan Demokrasi

Pancasila.

g. Makin berkembangnya politik Luar negeri yang bebas dan aktif untuk diabdikan kepada

kepentingan Nasional dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional.

Repelita IV

Repelita

IV

REPELITA 4

Pada periode Pelita IV ini, swasembada pangan dalam sektor pertanian berhasil dicapai. Terbukti dengan berhasilnya Indonesia memproduksi beras 25,8 ton pada tahun 1984 dan mendapatkan penghargaan di FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985.

Berikut adalah beberapa contoh kebijakan pemerintah untuk periode ini :

1. Kebijakan INPRES no.5 tahun 1985 yaitu meningkatkan ekspor nonmigas dan pengurangan biaya tinggi dengan :

• Pemberantasan pungutan liar (pungli)

• Memberantas dan menghapus biaya-biaya siluman

• Mempermudah prosedur kepabeanan

2. Paket Kebijakan 6 Mei (PAKEM), yaitu mendorong sektor swasta di bidang ekspor dan penanam modal.

3. Paket Devaluasi 1986, karena jatuhnya harga minyak dunia yang didukung dengan kebijakan pinjaman luar negri.

4. Paket Kebijakan 25 Oktober 1986, deregulasi bidang perdagagan, moneter, dan penanam modal dengan cara :

• Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku

• Proteksi produksi yang lebih efisien

• Kebijakan penanam modal

5. Paket Kebijakan 15 Januari 1987. peningkatan efisiensi,inovasi dan produktivitas beberapa sektor industri menengah keatas untuk meningkatkan ekspor nonmigas.

Repelita V

REPELITA V

Pada Pelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapakan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang ekspor. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.

Masalah-masalah yang dihadapi

• Kecenderungan terjadinya ekspansi ekonomi berbarengan dengan ekspansi moneter, sehingga ekonomi memanas (overheated) jika dibiarkan berlangsung terus akan membahayakan kestabilan ahrga dalam negeri dan melemahkan kedudukan negara kita dalam hubungan ekonomi internasional (khususnya dibidang neraca pembayaran luar negeri).

Repelita V

Repelita VI

Repelita

VI

Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Namun Pelita VI yang diharapkan menjadi proses lepas landas Indonesia ke yang lebih baik lagi, malah menjadi gagal landas dan kapal pun rusak.Indonesia dilanda krisis ekonomi yang sulit di atasi pada akhir tahun 1997.

Semula berawal dari krisis moneter lalu berlanjut menjadi krisis ekonomi dan akhirnya menjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah. Pelita VI pun kandas ditengah jalan. Kondisi ekonomi yang kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela, Pembagunan yang dilakukan, hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat. Karena pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata. Meskipun perekonomian Indonesia meningkat, tapi secara fundamental pembangunan ekonomi sangat rapuh. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam. Perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan, antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam.

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi