Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
TRADISI-TRADISI TEORI KOMUNIKASI
Dr. A. Vita Sukmarini, M. I. Kom
1. Semiotik
2. Fenomenologi
3. Sibernetika
4. sosiopsikologis
5. Sosiokultural
6. Kritis
7. Retoris
Penyelidikan simbol-simbol, membentuk tradisi pemikiran yang penting dalam teori komunikasi
Tradisi ini terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda- tanda (signs) mempresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda- tanda tidak hanya memberikan cara untuk melihat komunikasi, melainkan memiliki pengaruh kuat pada hampir semua perspektif yang sekarang diterapkan pada teori komunikasi..
1. Konsep dasar yang menyatukannya adalah Tanda (Sign) yang didefinisikan sebagai stimulus yang menandakan atau menunjukkan beberapa kondisi lain— seperti ketika asap menandakan adanya api.
Fenomenologi
1. Sibernetika memandang komunikasi sebagai suatu sistem dimana berbagai elemen yang terdapat di dalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
2. Komunikasi dipahami sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain.
3. Sibernetika digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.
Pendekatan sosiokultural (sociocultural) terhadap teori komunikasi menunjukkan cara pemahaman kita terhadap makna, norma, peran, serta peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi.
Tradisi sosiokultural memfokuskan diri pada bentuk-bentuk interaksi manusia daripada karakteristik individu atau model mental.
Interaksi merupakan proses dan tempat makna, peran, peraturan, dan nilai budaya yang dijalankan. Walaupun individu memproses informasi secara kognitif, namun tradisi ini kurang tertarik pada komunikasi level individu.
Sosiokultural lebih tertarik untuk mempelajari pada cara bagaimana masyarakat secara bersama-sama menciptakan realitas dari kelompok sosial, organisasi dan budaya mereka.
Dalam kajian komunikasi, para penganut mazhab kritis umumnya tertarik dengan bagaimana pesan memperkuat penekanan dalam masyarakat.
Tradisi kritis memandang komunikasi sebagai bentuk pemikiran yang menentang ketidakadilan.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai kekuasaan (power) dan keistimewaan (privilege) yang diterima kelompok tertentu di masyarakat menjadi topik yang sangat penting dalam teori kritis.
Tradisi kritis digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, pesan, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.
Meski para penganut pendekatan kritis tertarik pada tindakan sosial, mereka juga fokus pada wacana dan teks-teks yang mempromosikan ideologi-ideologi tertentu, membentuk dan mempertahankan kekuatan, meruntuhkan minat-minat kelompok atau kelas tertentu.
Analisis wacana kritis memperhatikan fitur-fitur aktual dalam teks yang memunculkan rangkaian penekanan tersebut, tanpa memisahkan komunikasi dari faktor lain pada keseluruhan sistem kekuatan yang bersifat menekan.
Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara.
awalnya, ilmu ini berhubungan dengan persuasi, sehingga retorika adalah seni penyusunan argumen dan pembuatan naskah pidato. Kemudian, berkembang sampai meliputi proses penyampaian segala jenis pesan.
Fokus dari retorika telah diperluas, bahkan lebih mencakup segala cara manusia dalam menggunakan simbol untuk memengaruhi lingkungan di sekitarnya serta guna membangun dunia tempat mereka tinggal.
Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk ‘menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan