Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Mengenai Diare terhadap Jumlah Balita Diare yang Dibawa Berobat ke Fasilitas Kesehatan

Kajian pada: Ibu-ibu di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara

Oleh: Irin (12015002079)

Pembimbing Utama: dr. Nawanto Agung Prastowo, Sp.KO

Penguji: dr. Angela Kurniadi, MPH & TM

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

BAB I

WHO

Diare = Penyebab kedua kematian balita di dunia

Diare di Indonesia

Tertinggi di ASEAN

DKI Jakarta, 2016

Dari sekitar 10 juta penduduk, 243 ribu mengalami diare

20% = balita di Jakarta Utara

Komplikasi Diare

Dehidrasi - Kematian

Upaya pencegahan dan penatalaksanaan dini diare sangat penting dilakukan oleh orang terdekat anak.

Ibu

Pengetahuan mengenai diare mempengaruhi sikap dan perilaku untuk melakukan upaya pencegahan dan penatalaksanaan diare sedini mungkin di rumah.

Komplikasi Diare

Dehidrasi - Kematian

Upaya pencegahan dan penatalaksanaan dini diare sangat penting dilakukan oleh orang terdekat anak.

Ibu

Pengetahuan mengenai diare mempengaruhi sikap dan perilaku untuk melakukan upaya pencegahan dan penatalaksanaan diare sedini mungkin.

Jika upaya pencegahan dan penatalaksanaan dini diare dap...

Upaya penatalaksanaan dini + upaya pencegahan komplikasi diare pada anak

Membawa anak ke fasilitas kesehatan

Perilaku health seeking behavior ke fasilitas kesehatan penting

Balita diare diberikan perencanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan yang rasional

Hubungan

Jumlah balita diare yang dibawa berobat ke fasilitas kesehatan

Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai diare

Hubungan

Penting untuk diteliti lebih lanjut

Preventif dan kuratif

Morbiditas dan mortalitas akibat diare pada balita.

Rumusan Masalah

Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai diare dengan jumlah balita diare yang dibawa berobat ke fasilitas kesehatan?

Pertanyaan Penelitian

Tujuan Khusus

  • Bagaimana karakteristik responden berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan?
  • Bagaimana lingkungan responden berdasarkan sumber air minum, ketersediaan fasilitas BAB, dan kepadatan hunian?
  • Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai diare?
  • Apakah terdapat hubungan antara karakteristik responden yang berupa usia, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan dengan tingkat pengetahuan responden?

Pertanyaan Penelitian

  • Berapakah jumlah balita diare yang dibawa berobat ke fasilitas kesehatan dan dirawat sendiri pada kurun waktu bulan Desember 2017 sampai bulan Maret 2018?
  • Apakah jenis fasilitas kesehatan yang banyak dipilih oleh ibu sebagai tempat merawat anaknya yang sedang mengalami diare?

Tujuan Khusus

Tujuan Umum

  • Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai diare dengan jumlah balita diare yang dibawa berobat ke fasilitas kesehatan?

Manfaat Penelitian

Manfaat bagi Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti

Menjadi inspirasi dan acuan bagi peneliti selanjutnya

Manfaat bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi bagi masyarakat umum

Sebagai dasar untuk melakukan upaya preventif

Manfaat bagi Pemerintah

Dapat menyediakan fasilitas baru untuk mengendalikan diare

Dapat membuat kebijakan baru dalam menghadapi kejadian diare

Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi: Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara

Responden: Ibu yang mempunyai balita yang pernah mengalami diare

BAB II

Tinjauan Pustaka

BAB II

Pengeta- huan

Pengetahuan

Zack

Pengetahuan merupakan hasil dari akumulasi informasi, pengalaman, dan realitas

Pengetahuan merupakan sesuatu yang dapat disimpan dan dapat digunakan untuk melakukan suatu tindakan

Faktor yang berpengaruh pada pengetahuan:

  • Umur
  • Tingkat Pendidikan
  • Status sosial ekonomi

Data

Informasi

Pengetahuan

Pengetahuan Ibu Mengenai Diare

Pengetahuan mengenai penyebab dan tatalaksana anak dengan diare

Mengurangi laju morbiditas dan mortalitas

Nigatu dan rekan (2015)

Anak-anak dengan ibu yang mempunyai pengetahuan yang rendah mengenai diare memiliki risiko 3,6 kali lebih tinggi untuk mengalami diare (OR= 3,62; p= 0,001)

Sikap

Sikap

Reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup dan merupakan predisposisi untuk berpikir, merasakan, dan bertindak dalam suatu cara tertentu terhadap suatu stimulus dan objek yang diberikan

Menurut Mednick, Higgins, dan Kirschenbaum, ada 3 faktor yang mempengaruhi sikap seseorang:

1. Pengaruh sosial

2. Karakter kepribadian individu

3. Informasi yang selama ini diterima individu -> Pengetahuan

Sikap Ibu Mengenai Diare

Sikap Ibu Mengenai Diare

Studi di Department of Pediatrics (India Selatan)

Sikap ibu-ibu pasca-kelahiran terhadap perawatan neonatal memiliki banyak kekurangan terutama pada kelompok masyarakat sosial ekonomi rendah.

Famara dan rekan (2013)

Status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan ibu mempengaruhi sikap ibu terhadap diare.

Perilaku

Perilaku

Respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya

Perilaku Kesehatan

Aktivitas individu yang bertujuan untuk mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, mendeteksi, dan mengontrol gejala-gejala dari sebuah penyakit

Perilaku Ibu Mengenai Diare

Perilaku Ibu Mengenai Diare

  • Pemberian imunisasi pada anaknya
  • Jenis makanan yang diberikan
  • Cara mencuci botol susu
  • Pemberian oralit dan tablet zinc

Ahyana dan rekan (2014)

Perilaku ibu dipengaruhi oleh faktor usia

Bizuneh dan rekan (2017)

Perilaku ibu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Mengenai Diare dan Kejadian Balita Diare

Pengetahuan dan sikap ibu yang buruk mengenai diare akan membatasi mereka untuk melakukan tindakan penanganan yang tepat.

Tindakan ini berperan penting untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit diare

Diare

Diare

WHO -> Pengeluaran tinja cair sebanyak 3x sehari atau lebih sering daripada biasanya pada setiap orang

Terdapat 3 jenis diare:

- Diare akut encer = penyebab kematian terbesar

- Diare akut disertai darah

- Diare persisten

Epidemiologi Diare

Penyebab kedua kematian pada anak usia di bawah 5 tahun

Diare akut encer mencakup 31-69% dari total kasus kematian yang disebabkan oleh diare

Jakarta Utara pada tahun 2016 -> 20 %

Penyebab Diare dan Cara Penularannya

1. Infeksi yang disebabkan oleh:

  • Bakteri
  • Virus (70% -> Rotavirus yang utama pada balita di dunia)
  • Parasit

Penularan secara fecal-oral

2. Malnutrisi

3. Lingkungan dan Host

  • Di Indonesia: sarana air bersih, sanitasi, jamban, saluran pembuangan, dan kualitas air minum yang buruk
  • Eka dan rekan (2017) = perilaku hygiene ibu, tidak selalu mencuci botol susu anak balitanya.

Komplikasi Diare

= Dikarenakan penegakan diagnosis dan pemberian terapi yang terlambat

= Tanpa rehidrasi sedini mungkin -> anak diare akut akan dehidrasi

= Malnutrisi, infeksi sekunder, defisiensi mikronutrien (besi, zinc, vitamin A)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013)

Diare penyebab kematian nomor satu pada balita.

Pencegahan Diare

WHO dan UNICEF -> 7 point strategi penanggulangan diare, 5 di antaranya  pencegahan:

1. Pemberian ASI eksklusif

2. Penyediaan air bersih

3. Mencuci tangan

4. Sanitasi

5. Imunisasi

Tata Laksana Diare

WHO dan UNICEF = 7 point strategi -> 2 tata laksana:

pemberian cairan rehidrasi oral dan Zinc.

Strategi “Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS)”

1. Berikan oralit

2. Berikan tablet Zinc

3. Pemberian ASI / makanan

4. Pemberian antibiotika hanya atas indikasi

5. Pemberian nasihat oleh petugas kesehatan

Kerangka Teori

Kerangka Teori

Karakteristik Ibu

  • Usia
  • Tingkat Pendidikan
  • Tingkat Pendapatan

Sikap Ibu terhadap Balita Diare

  • Waktu penanganan
  • Pemberian oralit
  • Pemberian ASI
  • Pemberian makanan yang tepat

Pengetahuan Ibu Mengenai Diare

  • Definisi diare
  • Penyebab dan cara penularan diare
  • Komplikasi diare
  • Pencegahan diare
  • Tata laksana diare

Perilaku Ibu terhadap Balita Diare

  • Pemberian imunisasi rotavirus + campak
  • Pemberian oralit
  • Pemberian makanan
  • Cara mencuci botol
  • Sanitasi lingkungan

Kejadian diare pada balita

BAB III

Kerangka Konsep dan Hipotesis

Variabel Independen

Variabel Dependen

BAB III

Pengetahuan Ibu

Sikap Ibu

Perilaku Ibu

Jumlah balita diare yang dibawa berobat ke fasilitas kesehatan

Definisi Operasional

Definisi Operasional

Variabel Independen

1. Pengetahuan mengenai diare

  • Definisi: Informasi yang diketahui ibu mengenai definisi, penyebab, komplikasi, pencegahan, dan penanganan diare yang didapatkan melalui proses observasi, pengalaman dan pembelajaran.
  • Skala ukur: Ordinal
  • Hasil ukur:
  • Baik: bila skor jawaban > 80%
  • Cukup: bila skor jawaban 60-80%
  • Kurang: bila skor jawaban < 60%
  • Alat ukur: Kuesioner dengan wawancara

Definisi Operasional

Variabel Independen

2. Sikap mengenai diare

  • Definisi: Pernyataan evaluatif yang mencerminkan kecenderungan ibu mengenai penanganan diare pada balita.
  • Skala ukur: Ordinal
  • Hasil ukur:
  • Baik: bila skor jawaban > 80%
  • Cukup: bila skor jawaban 60-80%
  • Kurang: bila skor jawaban < 60%
  • Alat ukur: Kuesioner dengan wawancara

Definisi Operasional

Variabel Independen

3. Perilaku mengenai diare

  • Definisi: Hal-hal yang telah dilakukan ibu berkenaan dengan pencegahan dan penanganan diare pada balita.
  • Skala ukur: Ordinal
  • Hasil ukur:
  • Baik: bila skor jawaban > 80%
  • Cukup: bila skor jawaban 60-80%
  • Kurang: bila skor jawaban < 60%
  • Alat ukur: Kuesioner dengan wawancara

Definisi Operasional

Variabel Independen

4. Sumber air minum yang bersih

  • Definisi: Sumber air minum yang berasal dari air kemasan, air isi ulang, leding, dan sumur dengan jarak ke tempat penampungan limbah >= 10 meter.
  • Skala ukur: Nominal
  • Hasil ukur:
  • Bersih
  • Tidak bersih
  • Alat ukur: Kuesioner dengan wawancara dan observasi langsung

Definisi Operasional

Variabel Independen

5. Fasilitas BAB

  • Definisi: Rumah responden memiliki jamban untuk BAB
  • Skala ukur: Nominal
  • Hasil ukur:
  • Ada
  • Tidak ada
  • Alat ukur: Kuesioner dengan wawancara dan observasi langsung

Definisi Operasional

Variabel Independen

6. Kepadatan hunian

  • Definisi: Hasil bagi antara luas lahan rumah dan jumlah orang yang tinggal di dalam rumah.
  • Skala ukur: Nominal
  • Hasil ukur:
  • Padat: < 8m2/orang
  • Tidak padat: >= 8m2/orang
  • Alat ukur: Kuesioner dengan wawancara dan observasi langsung

Definisi Operasional

Variabel Dependen

1. Balita diare yang dibawa berobat ke fasilitas kesehatan

  • Definisi: Kejadian terakhir kali pengeluaran tinja cair sebanyak 3 kali sehari, atau lebih sering daripada biasanya pada anak yang berusia 1-5 tahun yang dibawa berobat ke puskesmas, klinik dokter atau rumah sakit.
  • Skala ukur: Nominal
  • Hasil ukur:
  • Dibawa berobat ke fasilitas kesehatan
  • Tidak dibawa berobat ke fasilitas kesehatan
  • Alat ukur: Kuesioner dengan wawancara

Hipotesis

Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai diare berhubungan dengan jumlah balita diare yang dibawa berobat ke fasilitas kesehatan.

BAB IV

Metodologi Penelitian

Desain Deskriptif analitik

Potong lintang

BAB IV

Lokasi Kelurahan Papanggo

Tanjung Priok

Jakarta Utara

Waktu Oktober 2017 -

Maret 2018

Populasi dan Sampel

Populasi dan Sampel

  • Populasi Target: seluruh ibu yang berada di Tanjung Priok, Jakarta Utara

  • Populasi Terjangkau: ibu yang berada di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara

  • Sampel Penelitian: sebagian ibu yang berada di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara

Kriteria Responden

Kriteria Eksklusi

  • Ibu menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian
  • Ibu mengalami gangguan jiwa

Kriteria

Kriteria Inklusi

  • Ibu yang berada di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara
  • Ibu memiliki balita yang pernah mengalami diare
  • Ibu bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent.

Kriteria Drop Out

Responden ingin berhenti ketika penelitian sedang berlangsung

Kriteria Drop Out

Besar Sampel

Besar Sampel

n = Zalfa^2 x p x q

d^2

n = 1,96^2 x 0,5 x 0,5

0,1^2

n = 96,04 = 96 orang

25%

n = 120 orang

Cara Pengambilan Sampel

Simple Random Sampling

List subjek dari Kantor Kelurahan Papanggo

Tabel Bilangan Random

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data

Tenaga Pengumpul Data

Peneliti dan beberapa asisten (teman peneliti)

Alokasi Subjek

Responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi

Informed consent

Instrumen Penelitian dan Sumber Data

  • Informed consent
  • Kuesioner data demografik
  • Kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai diare

Alur Penelitian

Alur Penelitian

Populasi Penelitian:

Ibu yang mempunyai balita yang pernah mengalami diare di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara

Kriteria Eksklusi

Kriteria Inklusi

Sampel Penelitian: 120 orang Ibu

Pengumpulan Data -> Kuesioner

Analisis Data dan Pembahasan

Penarikan Kesimpulan

Pengolahan Data

  • Editing

  • Coding

  • Entry

  • Cleaning

  • Analysis

Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data

Analisis Univariat

Analisis Bivariat -> Fisher's Exact

Program Statistik StataSE 12 (64-bit)

Interpretasi Data

Interpretasi Data

Alfa = 0,05

Confidence interval (CI) = 95%

Jika:

  • p <= 0,05 -> terdapat hubungan

  • p >= 0,05 -> tidak terdapat hubungan

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Mengenai Diare dengan Jumlah Balita Diare yang Dibawa Berobat ke Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara

BAB V

Hasil Penelitian

BAB V

5.3.1. Pengetahuan

5.3.2. Sikap

5.3.3. Perilaku

BAB VI

Pembahasan

6.1. Hubungan Pengetahuan Responden Mengenai Diare dengan Jumlah Balita Diare yang Dibawa Berobat ke Faskes

Penginderaan -> Tahu -> Pengetahuan

BAB VI

Pengetahuan -> Sikap + Perilaku

Faktor yang mempegaruhi pengetahuan:

usia, tingkat pendidikan, pengalaman hidup, dan status sosial ekonomi

Hubungan Pengetahuan Responden Mengenai Diare dengan Jumlah Balita Diare yang Dibawa Berobat ke Faskes

Dilakukan uji statistik -> p = 0,065 (p > alfa) Penelitian Lodovikus (2011, hubungan pengetahuan dengan derajat keparahan) -> p > 0,05

Tidak Terdapat Hubungan yang Bermakna

Karakteristik Responden terhadap Pengetahuan

  • Usia : Semakin bertambah usia -> pengetahuan semakin baik
  • Peneliti: p = 0,588; Fumara (2013): p = 0,01
  • Pendidikan: Semakin tinggi pendidikan -> mudah menerima info -> pengetahuan >>>
  • Peneliti: p = 0,777; Dickson (2015): p = 0,001
  • Pendapatan: Status sosial-ekonomi -> pengetahuan
  • Peneliti: p = 0,017; Omer (2014): p < 0,001

Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki pengetahuan yang cukup mengenai diare (70,8%). Pengetahuan yang masih kurang adalah mengenai cara membuat larutan oralit -> dengan melarutkan kemasan oralit ke dalam segelas air putih (26,7%).

Informasi mengenai cara pembuatan larutan oralit yang benar perlu diberitahukan kepada para ibu karena larutan oralit penting untuk mencegah dehidrasi dan kematian pada anak yang sedang mengalami diare.

6.2. Hubungan Sikap Responden Terhadap Anak Diare dengan Jumlah Balita Diare yang Dibawa Berobat ke Faskes

Sikap -> reaksi / respon yang masih tertutup

Predisposisi untuk berpikir, merasakan, dan bertindak

Faktor yang mempengaruhi: pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosional.

Peneliti: p = 0,010 Lodovikus (2011, hubungan sikap dengan derajat keparahan): OR=3,34; 95% CI: 0,93-11,98

Sebagian besar responden memiliki sikap yang cukup terhadap balita yang sedang mengalami diare (66,7%). Sikap responden yang masih kurang adalah mengenai perlunya pemberian oralit, sebagian besar responden menyatakan tidak setuju bahwa diare perlu diberikan oralit (52,5%). Padahal oralit merupakan salah satu tata laksana yang mudah dan murah yang dapat dilakukan oleh ibu pada anaknya yang sedang mengalami diare.

6.3. Hubungan Perilaku Responden Terhadap Anak Diare dengan Jumlah Balita Diare yang Dibawa Berobat ke Faskes

Perilaku kesehatan -> aktivitas individu yang bertujuan -> mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, mendeteksi, dan mengontrol gejala-gejala dari sebuah penyakit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan: ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi anak-anak seperti air bersih, tempat pembuangan sampah, ketersediaan jamban, dan makanan yang bergizi.

Peneliti: p = 0,000 Lodovikus (2011, hubungan perilaku dengan derajat keparahan): OR= 4,15; 95% CI: 1,32-13,09

Sebagian besar responden memiliki perilaku yang cukup (79,8%). Perilaku yang masih kurang adalah mengenai cara mencuci botol susu. Penggunan botol susu perlu diwaspadai karena sangat rentan terkontaminasi bakteri dan hal ini merupakan faktor risiko terjadinya diare. Untuk menjaga kebersihan botol, dicuci dengan sabun dan disterilkan dengan cara direbus.

Selain itu, perilaku responden yang masih kurang adalah mengenai pemberian oralit. Pemberian oralit termasuk dalam salah satu strategi yang dibuat oleh pemerintah dalam mengelola penyakit diare (“LINTAS Diare”) dan hal ini adalah penting karena larutan oralit dapat mencegah dehidrasi dan kematian yang merupakan komplikasi terbanyak dari diare pada anak.

6.4. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Responden Mengenai Diare

Pengetahuan -> Sikap -> Perilaku atau Pengetahuan -> Perilaku

Pengetahuan + sikap ibu yang buruk -> membatasi melakukan tindakan penanganan yang tepat.

Kesadaran dan sikap + tindakan untuk mencegah dan/atau mengelola penyakit ini penting untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas terkait dengan penyakit diare.

Peneliti:

  • Pengetahuan dan sikap: p = 0,000 (p < alfa)
  • Pengetahaun dan perilaku: p = 0,015 (p < alfa)
  • Sikap dan perilaku: p = 0,000 (p < alfa)

Norman (2013):

  • Pengetahuan dan sikap: p < 0,01 (p < alfa)
  • Pengetahaun dan perilaku: p < 0,01 (p < alfa)
  • Sikap dan perilaku: p = 0,01 (p < alfa)

BAB VII

Kesimpulan

BAB VII

  • Usia dewasa muda, yaitu 26-35 tahun (61 responden (50,8%)), pendidikan tamat SMA/SMK (60 responden (50%)), dan berpendapatan >= UMR (71 responden (59,2%)).

  • Kondisi lingkungan responden sudah dapat dikatakan baik. Sumber air minum dari sumber yang bersih (100%) dan memiliki fasilitas BAB sendiri (95%). Kondisi yang masih kurang -> kepadatan hunian -> 86 responden (71,7%).

Kesimpulan

  • Sebagian besar pengetahuan responden mengenai diare adalah cukup (70,8%).
  • Hasil analisis mengenai hubungan karakteristik dan pengetahuan responden menggunakan uji Fisher-Exact didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dan pengetahuan responden (p = 0,588), tidak terdapat hubungan antara pendidikan dan pengetahuan responden (p = 0,777), tetapi terdapat hubungan antara pendapatan dan pengetahuan responden (p = 0,017).
  • Sebagian besar sikap responden terhadap balita yang mengalami diare adalah cukup (66,7%).
  • Sebagian besar perilaku responden terhadap balita yang mengalami diare adalah cukup (70,8%).

Kesimpulan

  • Sebanyak 73 responden (60,8%) membawa anaknya berobat ke fasilitas kesehatan dan sebanyak 47 responden (39,2%) merawat sendiri anaknya yang sedang mengalami diare.

  • Puskesmas merupakan jenis fasilitas kesehatan yang paling banyak dipilih responden sebagai tempat untuk merawat anaknya yang sedang mengalami diare (35%).

Kesimpulan

Hasil analisis mengenai hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku responden dengan jumlah balita diare yang dibawa berobat ke fasilitas kesehatan dengan menggunakan uji Fisher-Exact didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan responden dengan jumlah balita diare yang dibawa berobat ke fasilitas kesehatan (p = 0,065), tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dan perilaku responden dengan jumlah balita diare yang dibawa berobat ke fasilitas kesehatan (p = 0,010; p = 0,000).

Kesimpulan

Hasil analisis mengenai hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku responden mengenai diare menggunakan uji Fisher-Exact didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap responden (p = 0,000), pengetahuan dengan perilaku responden (p = 0,015), dan sikap dengan perilaku responden (p = 0,000).

Saran

  • Data mengenai tata laksana balita diare ke fasilitas kesehatan didapatkan hanya dari hasil recall ibu terhadap kejadian diare yang dialami terakhir kali pada anaknya. Hal ini dapat menimbulkan bias, sehingga disarankan pada penelitian selanjutnya, peneliti langsung mencari data yang pasti dari fasilitas kesehatan yang terdapat pada area yang diteliti.
  • Penyuluhan yang dilakukan di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara ini harus lebih ditekankan pada cara mencuci botol susu dan cara pemberian oralit sebagai tatalaksana utama balita diare.
  • Penelitian selanjutnya disarankan dapat menambah jumlah sampel yang digunakan dengan cakupan daerah yang lebih luas sehingga dari hasil penelitian dapat diperoleh angka statistik yang lebih menggambarkan.

Daftar Pustaka

1. WHO Diarrhoeal disease. 2017. [Internet]. WHO. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/. [12 Sep 2017].

2. Burke RM, Smith ER, Dahl RM, Rebolledo PA, Del CC, Cañipa B, et al. The economic burden of pediatric gastroenteritis to Bolivian families: a cross-sectional study of correlates of catastrophic cost and overall cost burden. BMC Public Health 2014; 14: 642.

3. Meihartati T. Hubungan antara kebersihan fase oral pada bayi usia 6-12 bulan dengan kejadian diare. J Kedokteran STIKES Darul Azhar Batulicin 2017; 16: 3.

4. Sillah F, Ho HJ, Chao JCJ. The use of oral rehydration salt in managing children under 5 y old with diarrhea in the Gambia: Knowledge, attitude, and practice. Nutr Kidlington. 2013; 29(11/12): 1368–73.

5. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Dinkes Provinsi DKI Jakarta; 2016.

6. Merga N, Alemayehu T. Knowledge, perception, and management skills of mothers with under-five children about diarrhoeal disease in indigenous and resettlement communities in Assosa district, Western Ethiopia. J Health Popul Nutr Lond 2015; 33(1): 20–30.

Daftar Pustaka

7. Dean A J, Fielding KS, Newton FJ. Community knowledge about water: who has better knowledge and is this associated with water-related behaviors and support for water-related policies? PLoS One 2016; 11(7).

8. Adane M, Mengistie B, Mulat W, Kloos H, Medhin G. Utilization of health facilities and predictors of health-seeking behavior for under-five children with acute diarrhea in slums of Addis Ababa, Ethiopia: a community-based cross-sectional study. J Health Popul Nutr.

9. Wijaya I, Murti B, Suriyasa P. Hubungan pengetahuan, sikap, dan motivasi kader kesehatan dengan aktivitasnya dalam pengendalian kasus tuberkulosis di Kabupaten Buleleng. J Magister Kedokteran Keluarga 2013; 1(1): 38-48.

10. Pawel R. European conference on knowledge management: can knowledge be reliably measured? Acad Conf Int Limited 2013; 805-813.

11. Mohd. Rodzi MZ, Ahmad MN, Zakaria NH. Using essential processes in knowledge integration for knowledge enhancement. VINE 2015; 45(1): 89-106.

12. Maria NB. Pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang HIV/AIDS pada siswa YPPK Yoanes XXIII Merauke [skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran, Unika Atma Jaya; 2013.

Daftar Pustaka

13. Desta BK, Assimamaw NT, Ashenafi TD. Knowledge, practice, and associated factors of home-based management of diarrhea among caregivers of children attending under-five clinic in Fagita Lekoma district, Awi Zone, Amhara Regional State, Northwest Ethiopia. Nursing Res and Practice 2017.

14. Amugsi DA, Aborigo RA, Oduro AR, Asoala V, Awine T, Amenga EL. Socio demographic and environmental determinants of infectious disease morbidity in children under 5 years in Ghana. Global Health Action 2015; 8.

15. Ul Haq N, Hassali MA, Shafie AA, Saleem F, Farooqui M, Haseeb A, et al. A cross-sectional assessment of knowledge, attitude, and practice among Hepatitis-B patients in Quetta, Pakistan. BMC Public Health 2013; 13: 448.

16. Giesen RI, Fischer ARH, Dijk Hv, Trijp CM. Affect and cognition in attitude formation toward familiar and unfamiliar attitude objects. PLoS One 2015; 10(10).

17. Musfiroh M, Wisudaningtyas BL. Penyuluhan terhadap sikap ibu dalam memberikan toilet training pada anak. J Kesehatan Masyarakat 2014; 9(2): 157-66.

18. Thac D, Pedersen FK, Tang CT, Lien LB, Nguyen Thi NA, Nguyen NP. South Vietnamese rural mothers' knowledge, attitude, and practice in child health care. BioMed Res Int 2016.

Daftar Pustaka

19. Nagarajappa R, Kakatkar G, Sharda AJ, Asawa K, Ramesh G, Sandesh N. Infant oral health: knowledge, attitude, and practices of parents in Udaipur, India. Dent Res J 2013; 10(5): 659-665.

20. Widayati A. Health seeking behavior di kalangan masyarakat urban di Kota Yogyakarta. J Pharm Sci Community 2016; 9(2).

21. Herliani YK, Matchim Y, Kritpracha C. Perilaku kesehatan dan indikator klinis pasien dengan miokard di Indonesia. J Ners 2015; 10(2): 308–317.

22. Megasari M, Hidayat T, Chairuddin G, Santoso I. Perilaku kesehatan masyarakat terhadap kejadian diare berdasarkan aspek sanitasi lingkungan di Kabupaten Barito Kuala. Environm Sci 2016; 11(1): 33-40.

23. Carter E, Bryce J, Perin J, Newby H. Harmful practices in the management of childhood diarrhea in low- and middle-income countries: a systematic review. BMC Public Health 2015; 15.

24. Bizuneh H, Getnet F, Meressa B, Tegene Y, Worku G. Factors associated with diarrheal morbidity among under-five children in Jigjiga town, Somali Regional State, eastern Ethiopia: a cross-sectional study. BMC Pediatr 2017; 17.

Daftar Pustaka

25. Cahyono AD. Hubungan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan diare pada balita dengan sikap ibu dalam pencegahan diare pada balita. Jurnal AKP 2017; 3(2).

26. Rahman AE, Moinuddin M, Molla M, Worku A, Hurt L, Kirkwood B, et al. Childhood diarrhoeal deaths in seven low- and middle-income countries. World Health Organ Bull World Health Organ Geneva 2014; 92(9): 664–71.

27. [Balitbangkes] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013.

28. Bonkoungou IJO, Haukka K, Österblad M, Hakanen AJ, Traoré A,S., Barro N, et al. Bacterial and viral etiology of childhood diarrhea in Ouagadougou, Burkina Faso. BMC Pediatr 2013; 13: 36.

29. Randremanana RV, Razafindratsimandresy R, Andriatahina T, Randriamanantena A, Ravelomanana L, Randrianirina F, et al. Etiologies, risk factors and impact of severe diarrhea in the under-fives in Moramanga and Antananarivo, Madagascar. PLoS One 2016; 11(7).

30. Widowati T, Mulyani NS, Nirwati H, Soenarto Y. Diare rotavirus pada anak usia balita. Sari Pediatr 2016; 13(5): 340-5.

Daftar Pustaka

31. Wang X, Wang J, Sun H, Xia S, Duan R, Liang J, et al. Etiology of childhood infectious diarrhea in a developed region of China: compared to childhood diarrhea in a developing region and adult diarrhea in a developed region. PLoS One 2015;10(11).

32. Safitri ES, Rahmayanti D, Herawati H. Perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga dengan kejadian diare pada balita pinggiran sungai. Dunia Keperawatan 2017; 5(1): 78-83.

33. Lolopayung M, Mukaddas A, Faustine I. Evaluasi penggunaan kombinasi zink dan probiotik pada penanganan pasien diare anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu tahun 2013. Natural Science: J of Science and Technology. 2014; 3(1).

34. Robert MK, Bonita MDS, Joseph St.G, Nina FS. Nelson Textbook of Pediatrics. Ed ke-20. Elsevier; 2016.

35. [Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta: Kemenkes RI; 2014.

36. Ali F, Singh O, Dutta A, Haq Z, Ghatak A, Ashtankar T. Assessing critical gaps in implementation of WHO and UNICEF'S 7-point diarrhea control and prevention strategy in Uttar Pradesh, India. Annals Trop Med and Pub Health 2017; 10(3).

Daftar Pustaka

37. Aisyah A, Budiarti LY, Wahid A. Perbandingan angka kejadian diare antara bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan diberi ASI dengan makanan tambahan dini di wilayah kerja Puskesmas Pasayxngan Kabupaten Banjar. Dunia Keperawatan. 2017; 1(2): 43-51.

38. Kulsum AU, Nugroho HA, Andarsari W. Deskripsi praktik ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi 7-8 bulan di Puskesmas Tegowanu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan. J kebidanan. 2014; 3(2): 1-7.

39. Ma, Defu,M.D., PhD., Ning Y, M.D., Gao H, M.D., Li W, M.D., Wang J, M.D., Zheng Y, M.D., et al. Nutritional status of breast-fed and non-exclusively breast-fed infants from birth to age 5 months in 8 Chinese cities. Asia Pac J Clin Nutr 2014; 23(2): 282-92.

40. Yasmin F, Rahmadi A, Rini NS, Borneo SH, Borneo AS. Hubungan kejadian diare dengan pemberian susu formula pada bayi umur 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2013. J Kesehatan Indones 2016; 5(1).

41. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Dinkes Provinsi DKI Jakarta; 2015.

Daftar Pustaka

42. Khasanah N, Rejeki S, Khayati N. Perilaku cuci tangan ibu dalam pencegahan diare pada bayi di Desa Karangayu Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal. Di dalam: Prosiding Seminar Nasional dan Internasional; Desa Karangayu, Oktober 2013-April 2014. Semarang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 2014.

43. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersi dan Sehat (PHBS). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

44. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

45. Ibrahim. Hubungan kondisi sarana air bersih, pembuangan limbah dan karakteristik individu dengan kejadian diare balita di Kota Solok, Sumatra Barat [tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia

46. Patel AB, Badhoniya N, Dibley MJ. Zinc and copper supplementation are not cost-effective interventions in the treatment of acute diarrhea. J Clin Epidemiol 2013; 66(1): 52-61.

47. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.

Daftar Pustaka

48. Al-lela O, Bahari MB, Salih MRM, Al-abbassi M, Elkalmi RM, Jamshed SQ. Factors underlying inadequate parents' awareness regarding pediatrics immunization: findings of cross-sectional study in Mosul- Iraq. BMC Pediatrics 2014;14:29.

49. Moa LD. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam tatalaksana diare dengan derajat keparahan diare pada balita di RSUD Ruteng Manggarai [tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2012.

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi