Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
DISTRIBUSI GUNUNG API (DISTRIBUTION OF VOLCANOES)
Vulkanisme dan Erupsi Gunungapi
1. Giovanni Parade H (111.130.025)
2. Budi Jangkung P (111.140.034)
3. Ahmad Samih (111.140.104)
4. Rama Putra (111.140.106)
5. Bagus Kuncoro A (111.140.146)
Merupakan semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.
Present Vulkanisme yaitu peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi.Magma dapat berbentuk gas padat dan cair.
Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batu-batuan, tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut.
Yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi
Yaitu penyusupan magma diantara lapisan batuan baik dengan arah tegak atau miring. Biasanya batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela sela lipatan (korok).
Yaitu lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan gunung berapi bentuknya seperti silinder memanjang.
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar Permukaan bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi bila tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi . Ekstrusi magma dapat di bedakan Menjadi:
Erupsi linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit bumi, berbentuk Kerucut gunung api. Misalnya deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km persegi.
Erupsi areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena letak Magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah gunung berapi yang sangat luas. Misalnya Gunung Krakata
Berdasarkan kuat tidaknya letusan dan kandungan mineral yang dikeluarkan, erupsi gunung api dibedakan atas dua macam, yaitu :
Erupsi efusif atau letusan yang tidak menimbulkan ledakan karena tekanan gas kurang kuat. Pada proses erupsi ini material yang dikeluarkan adalah material cair atau sebagian besar lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil. Selanjutnya bahan-bahan tersebut mengalir pada lereng gunung sebagai aliran lava.
Erupsi eksplosif, adalah erupsi atau letusan dan kandungan material yang dikeluarkan, erupsi ini biasanya menyemburkan material vulkanik yang bersifat padat dan cair.
Erupsi campuran: erupsi yang terjadi adalah gabungan dari erupsi eksplosif dan efusif (sebab terbentuknya gunung api strato).
Gunung berapi memiliki bentuk yang dapat dilihat dari ciri-cirinya yang sangat membedakan dari sisi bentuk dari gunung berapi tersebut, di indonesia terkenal dengan gunung berapi yang banyak dan aktif dalam gunung berapi di indonesia terdapat bentuk berbeda karna dalam proses terbentuknya gunung berapi tersebut yang membuat gunung berapi berbeda-beda. Menurut bentuknya, gunung api dapat dibedakan atas tiga tipe yaitu:
Proses pembentukan: letusan kecil berupa lelehan batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng gunung berlapis lapis. Penyebaran: Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
Proses pembentukan: magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbentuk menjadi sangat landai. Contoh: Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat
Proses pembentukan: letusan besar yang membentuk kawah di puncak & memiliki corong. Contoh: Gunung Lamongan jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
Ciri-ciri : lava cair, dapur magma yang dangkal, tekanan gas rendah.Contoh : Gunung Kilaueaa dan Maunaloa, Hawaii
Ciri-ciri : lava cair, dapur magma dangkal tapi lebih dalam dari tipe Hawaii, tekanan gas sedang. Contoh: Gunung Stromboli,Italia
Ciri-ciri : lava agak cair, terbentuk awan debu berbentuk bunga kol, tekanan gas sedang.Contoh : Gunung Vesuvius, Italia
Ciri-ciri : lava agak kental, dapur magma agak dangkal, tekanan gas rendah, terdapat sumbat lava dan kubah lava. Contoh:Gunung Merapi,Yogyakarta
Ciri-ciri : viskositas lava hampir sama dengan tipe merapi, tekanan gasnya cukup besar, peletusan mendatar. Contoh : Gunung Pelee, Prancis
Ciri-ciri : lava agak kental, tekanan gas sedang, kawahnya terdapat danau. Contoh: Gunung Kelud, Kediri
Ciri-ciri : tekanan gas sangat kuat, lava encer, penyebab kaldera. Contoh : Gunung Krakatau, Selat Sunda
Material yang dikeluarkan saat gunung api meletus bermacam-macam. Ada yang berupa padat, cair, dan gas. Masing-masing zat tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis material. Jenis material yang dikeluarkan gunung api adalah:
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika terjadi letusan.
(2) Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu sendiri.
Material padat (efflata) terdiri atas:
(1) Bom (batu-batu besar).
(2) Terak / Kerikil (batu-batu yang tidak
beraturan dan lebih kecil dari bom).
(3) Lapili (batu-batu kecil)
(4) Pasir (batu pasir)
(5) Debu / Abu (abu gunung api)
(6) Scoria
(7) Batu apung
Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api, jika magma cair dari dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan dan tidak terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:
(1) Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api.
(2) Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas
yang mengalir.
(3) Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung
menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah.
Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun hujan.
Material gas atau ekshalasi terdiri atas:
(1) Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
(2) Fumarol, berbentuk uap air (H2O).
(3) Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan
karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen
menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup.
Contohnya, gas CO2 yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk.
Selain gunung api yang dihasilkan dari aktivitas ekstrusi magma, ada beberapa fenomena alam lain yang terbentuk dari proses lanjutan atau pasca vulkanisme. Kenampakan tersebut antara lain kaldera, danau kaldera, plato lava, geyser, dan kolam lumpur.
Kenampakan ini terjadi ketika lava yang padat dalam pipa vulkanik yang padam menjadi massa yang resistan. Beberapa waktu kemudian, bagian dari kerucut vulkanik yang terdiri atas materi yang kurang resistan menjadi lapuk dan terkikis, yang tertinggal hanya sumbat lava. Ukuran sumbat lava ini bisa sangat besar hingga menyerupai bukit. Salah satu contohnya yaitu Menara Setan di Wyoming, AS.
Kenampakan ini terjadi karena magma yang keluar bersifat encer, sehingga mampu menyebar dan membentuk hamparan lava yang luas dan lama-kelamaan secara perlahan lava ini membeku hingga membentuk suatu dataran tinggi yang disebut plato.
Kaldera adalah cekungan besar yang ada di puncak gunung. Kenampakan ini terjadi akibat letusan yang sangat dahsyat dan meninggalkan lubang yang besar. Jika lubang ini kemudian terisi air akan membentuk danau kaldera.
Di kawasan vulkanik, air tanah bisa dipanaskan oleh magma. Air yang terpanaskan ini bisa muncul ke permukaan dengan tenaga eksplosif, inilah yang disebut geyser. Jika air ini keluar melalui aliran air di celah batuan, terbentuklah mata air panas. Sedangkan geyser merupakan air panas yang memancar secara periodik.
GEJALA PRAVULKANIK
Gunung api ketika akan meletus sudah memberikan tandatanda atau gejala. Tanda-tanda ini perlu dikenali oleh masyarakat sekitar, sehingga dapat dilakukan usaha penyelamatan atau pengungsian. Tanda-tanda gunung api akan meletus, yaitu:
1) Temperatur di sekitar kawah naik.
2) Banyak sumber air mengering.
3) Sering terjadi gempa.
4) Sering terdengar suara gemuruh di sekitar puncak gunung.
5) Banyak binatang yang turun gunung atau berpindah.
GEJALA PASCA VULKANIK
Gejala-gejala gunung api akan padam (pascavulkanik) adalah:
1) Munculnya ekshalasi atau sumber gas, contohnya di Dieng,
Jawa Tengah.
2) Keluarnya mata air panas, contohnya di Cimelati, Jawa Barat.
3) Munculnya mata air makdani, yaitu mata air panas yang
mengandung mineral seperti belerang. Contohnya di
Maribaya (Jawa Barat), Baturaden dan Dieng (Jawa Tengah).
4) Munculnya geyser, yaitu mata air panas yang disemburkan
ke udara. Ketinggian geyser dapat mencapai 70 m. Contoh di
Irlandia dan Yellowstone Park (Amerika Serikat).
HUBUNGANNYA DENGAN TEKTONISME
Volcanism in continental
Volcanism in islands arc
Volcanism in Mid Oceanic Ridge
Hot Spot Volcanism
Pacific Ocean
Humblin, Christansen. 2009. Earth Dyanamic System.
McCollum, Sean. 2007. Volcanic Eruptions, Earthquakes,and Tsunamis. New York : Infobase Publishing.