Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
Penerapan WFA akan menuntut PNS untuk memberikan pelayanan yang lebih prima kepada masyarakat demi kepuasan masyarakat. Saat ini masyarakat memiliki pandangan
negatif terhadap wacana WFA, karena dikhawatirkan kinerja PNS akan menurun. PNS harus memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat walaupun tidak bertatap muka. PNS dalam memberikan pelayanan harus ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan dari manapun dia memberikan pelayanan. Jadi PNS yang menerapkan Perilaku Berorientasi
pelayanan harus selalu melakukan perbaikan tiada henti untuk mencapai pelayanan prima from anywhere.
Pelayanan publik menjadi lebih mudah, cepat, dan transparan. Masyarakat akan merasakan dilayani dengan baik. Pada saat penerapan WFA harus didukung dengan program yang bisa diakses dari mana saja. Etika moral masing-masing pihak harus baik agar tidak memperbanyak tindakan korupsi, kolusi, nepotisme. Selain itu, perlu integritas tinggi, pelaporan kinerja dan pemantauan target aktualisasi kinerja yang baik agar tidak terjadi
penurunan pelayanan.
Seseorangyang bekerja secara WFA dituntut kompeten dan paham akan pekerjaan yang akan dilakukan karena WFA tidak berinteraksi secara langsung dengan atasan dan rekan kerja, dan jika menemui kesulitan terkadang apa yang diarahkan atasan atau rekan tidak sejelas
saat bertatap muka, maka dari itu seseorang yang bekerja dengan sistem WFA dituntut untuk berkompeten. Jika pemerintah ingin merealisasi wacana WFA untuk PNS maka langkah awal adalah dengan membuat PNS menjadi seseorang yang berkompeten terlebih dahulu. Dengan meningkatkan kompetensi diri, mambangun kapabilitas dan membantu rekan kerja maka PNS akan melakukan kerja dengan kualitas terbaik, baik dikerjakan dikantor ataupun dimana saja.
Wacana PNS WFA berarti PNS tersebut dapat bekerja atau me-remote pekerjaannya dimanapun termasuk di tempat atau di daerah lain. PNS tersebut dapat menunjukan sikap perilaku seperti empati,tolerasi, dan juga keterbukaan terhadap perbedaan sehingga rasa harmonis tersebut dapat tercipta. Rasa harmonis dapat tercipta bukan hanya secara individu, dalam keluarga, sesama kolega tetapi juga dalam masyarakat luas dimanapun PNS tersebut WFA.
Pelaksanaan WFA untuk PNS akan menuntut PNS untuk meningkatkan integritas yang dimilikinya dalam melaksanakan pekerjaannya dan meningkatkan tanggung jawab dalam menjaga kerahasiaan instansi serta hal – hal yang bersifat rahasia Negara, serta meningkatkan pelayanan kepada publik secara jujur, cepat, tepat dan santun.
Wacana ini akan menuntut PNS untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. PNS yang adaptif seharusnya sudah mempersiapkan diri dari sekarang agar dapat dengan cepat
menyesuaikan diri dengan metode work from anywhere sesuai dengan tugas-tugasnya. PNS yang adaptif akan selalu berinovasi dan mengembangkan kreativitasnya untuk meningkatkan kinerjanya. Jadi, PNS yang adaptif selalu proaktif untuk mempersiapkan dirinya menghadapi perubahan dan masalah yang mungkin timbul, dan memperbaiki kemampuannya terutama dalam penguasaan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Kerjasama antar pegawai menjadi lebih mudah dan cepat. Kerjasama lintas sektor juga lebih mudah dan cepat. Pegawai menjadi mahir menggunakan teknologi terkini. Hal ini tidak dapat tercapai apabila ada pegawai yang lambat merespon dan menyebabkan pekerjaan jadi terbengkalai, sehingga perlu komitmen bersama untuk cepat tanggap. Pegawai juga harus mahir dalam menggunakan teknologi. Perlu diingat bahwa tidak semua pegawai dapat berkolaborasi secara online, beberapa harus datang langsung untuk melaksanakan tugas.
a. Tidak Ada Biaya Transportasi / Berkurangnya
Biaya Transportasi
b. Menghemat Biaya Operasional Kantor
c. Fleksibel Dalam Menentukan Jam Kerja
d. Berkurangnya Ketidak Hadiran Dan Keterlambatan
e. Terhindar Dari Distraksi Ditempat Kerja
f. Lebih Nyaman Dan Risiko Mood Swing Rendah
g. Meeting dan Koordinasi Jadi Lebih Terorganisir
h. Work-Life Balance
Kesulitan membagi waktu kerja dan urusan pribadi
Bak pedang bermata dua, work form anywhere juga merupakan tantangan tersendiri. Sebab, ketika harus fokus terhadap pekerjaan, mungkin ada saja yang membuat gagal fokus. PNS yang bekerja WFA akan sering bertemu dengan banyak orang contohnya keluarga atau msayarakat sehingga pada saat jam bekerja, pekerjaan menjadi terbengkalai atau belum terselesaikan. Untuk menjaga keseimbangan antara waktu kerja dan urusan pribadi, PNS harus menetapkan prioritas mengingat banyak tugas yang harus dilakukan dan menetapkan mana yang harus dikerjakan lebih dahulu.
Membutuhkan jaringan internet yang stabil
Salah satu hal yang penting saat WFA adalah jaringan internet yang stabil. Selama bekerja di kantor tentunya hal ini sudah termasuk dalam fasilitas yang disediakan oleh kantor. Berbeda dengan WFA, dimana jaringan internet sangat dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan seorang PNS. Internet yang tidak stabil dapat membuat aktivitas terhambat apalagi disaat harus berkerja atau perkerjaan yang membutuhkan urgensi harus diselesaikan secapatnya.
Bekerja dimanasaja khususnya dirumah dipandang sebelah mata
Ketika seseorang bekerja tidak dikantor masyarakat terutama tetangga memiliki stigma
negatif terhadap seseorang tersebut. Pekerjaan seperti itu dianggap tidak layak atau tidak dianggap makan gaji buta, apalagi jika memiliki penghasilan yang besar dengan bekerja dirumah, bisa dianggap memiliki ilmu hitam/ngepet. Pandangan tersebut menggambarkan bahwasannya masih banyak PR sebelum realisasi WFA bisa di berlakukan
PNS yang Work From Anywhere, harus memiliki kesadaran untuk mempersiapkan diri untuk segala macam kondisi agar tidak menghambat pekerjaannya,selain itu PNS tersebut harus memiliki kemampuan dalam menggunakan sistem informasi berbasis online untuk melakasanakan pekerjaannya dan juga PNS yang WFA harus memiliki rasa tanggung jawab
yang tinggi untuk menyelesaikan tugas – tugas yang diserahkan kepadanya serta menjunjung tinggi nilai - nilai ASN. kemudian, instansi yang menerapkan WFA diharapkan sudah memiliki sistem teknologi informasi yang memadai untuk melakukan pengawasan terhadap hasil pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai.