Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
PENGERTIAN
Sania Almira Azka (201810230311064)
Azhar Kania F. K. (201810230311419)
Devinta Dwi M. (201810230311421)
Iqbal Maulana R. (201810230311457)
Agustina Dwi C. (201810230311471)
Putri Gladys Vania (201810230311475)
Anggih Maulud’Dinah (201810230311482)
Eating disorder atau gangguan makan adalah gangguan psikologis yang memiliki karakteristik terganggunya pola makan dan cara untuk mengontrol berat badan. Terdapat banyak orang yang secara sengaja membuat diri mereka sendiri lapar bahkan terkadang sampai meninggal. Mereka terobsesi dengan berat badan dan bermaksud untuk mencapai citra tubuh yang terlalu kurus. Ada juga siklus di mana mereka makan banyak dan kemudian berkeinginan untuk menghilangkan kelebihan makan mereka, antara lain dengan memuntahkannya. Pola disfungsional ini adalah dua tipe utama dari gangguan makan yaitu, anoreksia nervosa (anorexia nervosa) dan bulimia nervosa.
Anoreksia (anorexia) berasal dari bahasa Yunani an-, yang artinya “tanpa” dan orexis yang artinya “hasrat untuk”. Anoreksia memiliki arti “tidak memiliki hasrat untuk (makanan)”, yang sesungguhnya keliru karena kehilangan nafsu makan di antara penderita anoreksia nervosa jarang terjadi. penderita mungkin menolak makan lebih dari yang dibutuhkan untuk mempertahankan berat badan minimal sesuai tinggi badan dan usia mereka. Sering terjadi, mereka melaparkan diri hingga mencapai suatu titik yang membahayakan.
Terdapat dua subtipe umum dari anoreksia, yaitu:
1. Tipe makan berlebihan/membersihkan
Tipe makan berlebihan ditandai oleh episode yang sering dari makan berlebihan dan memuntahkannya.
2. Tipe menahan
Tipe menahan cenderung secara kaku bahkan secara obsesif mengontrol diet dan penampilan mereka.
Bulimia berasal dari bahasa Yunani bous, yang artinya “sapi” atau “kerbau” dan limos,yang artinya “rasa lapar”. Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang memiliki karkteristik episode yang berulang untuk menelan makanan dalam jumlah besar, diikuti dengan penggunaan cara-cara yang tidak tepat untuk mencegah pertambahan berat badan. Hal ini bisa melibatkan mengeluarkan makanan dengan memaksa diri untuk memuntahkannya; menggunakan obat pencahar, diuretics, berpuasa, atau menjalankan latihan fisik yang berlebihan. Ketakutan akan bertambah berat badan merupakan factor yang konstan.
1. Faktor Sosiokultural
2.Faktor Psikososial
3. Faktor Keluarga
4. Faktor Biologis
1. Penanganan Biomedis
2. Terapi Psikodinamika (Psikoterapi)
3. Terapi Kognitif – Behavioral (Cognitive-behavioral therapy/CBT)
Gangguan makan merupakan kondisi psikiatrik dengan akibat psikologis dan medis yang serius. Orang-orang pengidap gangguan makan berlebihan/BED menunjukkan pola makan secara berlebihan berulang kali tetapi tidak mengeluarkan makanan tersebut sesudahnya. BED sering kali diasosiasikan dengan depresi dan usaha yang gagal dalam menurunkan berat badan sehingga mereka mempertahankannya. Orang-orang BED cenderung berusia lebih tua daripada penderita anoteksia dan bulimia.
1. Faktor genetis
2. Faktor Metabolisme
3. Sel lemak
4. Faktor gaya hidup
5. Faktor Psikologis
6. Faktor Sosioekonomi
7. Akulturasi
1. Mengontrol pola makan
2. Menerapkan pola hidup sehat
3. Menciptakan citra penampilan fisik yang sehat
4. Mencegah upaya diet
5. Mengonsumsi makanan yang aman bagi tubuh