Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

Pembebasan Papua dan Konfrontasi Malaysia

Perkenalan

XII. MIPA 2

Kelompok

Nama Anggota :

Dhita Safira Putri

Fella Anggreini

Retno Tri Aprillia

Tree Silvia Putri Minata

Uthfi Aulia Fitriani

Guru Pembimbing : Fitriyanti

Pembebasan Irian Barat

Pembebasan

Irian Barat

Latar Belakang

Latar Belakang

Pada awalnya, Irian Barat merupakan wilayah jajahan Belanda dan bagian dari kesatuan dari pulau-pulau lain di Indonesia dalam Hindia Belanda. Namun, ketika penyerahan kemerdekaan kepada RI, Irian Barat belum disertakan di dalamnya. Hal ini menyebabkan kepemilikan wilayah itu menjadi permasalahan antara RI dan Belanda, sehingga munculah upaya pembebasan Irian Barat dari tahun 1945-1963.

Dalam sidang BPUPKI ditegaskan bahwa wilayah Republik Indonesia mencakup seluruh wilayah bekas Hindia Belanda, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, ketika Indonesia merdeka maka Irian Barat sudah seharusnya ikut merdeka.

Namun, Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia, tetapi justru melakukan agresi ke NKRI, sehingga berkobarlah perang kemerdekaan (1945-1949). Akibat perjuangan Indonesia dan dukungan forum internasional, Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949.

Kendati Belanda telah mengakui, namun dalam penyerahan kedaulatan tersebut Irian Barat belum disertakan dan baru akan dirundingkan satu tahun kemudian.

Pada kenyataannya masalah Irian Barat tidak mudah untuk diselesaikan, karena Belanda tetap bersikeras mempertahankan wilayah itu. Oleh karena itu, tuntutan yang dilancarkan pihak Indonesia terus mengalami jalan buntu.

Meskipun mendapati jalan buntu, namun pemerintah Indonesia tidak putus asa. Sebagai solusi pertama, Indonesia menggunakan jalur diplomasi untuk merundingkan penyerahan Irian Barat ke Indonesia.

Upaya

Upaya

Diplomasi

Diplomasi Dengan Pihak Belanda

Sesuai dengan isi kesepakatan Konferensi Meja Bundar ( KMB ), permasalahan mengenai Irian Barat penyelesaiannya ditunda setahun setelahnya. Maka dari itu setelah RIS berdiri atau pengakuan kedaulatan wilayah Irian tidak termasuk ke dalam kedaulatan Indonesia. Semestinya akhir 1950-an Irian Barat dikembalikan ke dalam kedaulatan Indonesia namun sepertinya hal tersebut tidak berjalan mulus. Sebab ada indikasi pihak Belanda berusaha mengingkari kesepakatan.

Pada masa demokrasi liberal pun pemerintah Indonesia juga terus mendorong pihak Belanda untuk mengembalikan wilayah Irian Barat ke wilayah kedaulatan Indonesia. Setiap kabinet baru pun berupaya mengajak pihak Belanda untuk melakukanBelanda. Seperti, pada Kabinet Natsir, Sukiman, Ali Sastroamijoyo, dan Kabinet Burhanuddin Harahap. Dan, pada masa Burhanuddin Harahap berkuasa di kabinet diadakan sebuah pertemuan diantara Menteri Luar Negeri Indonesia Anak Agung dan Menteri Luar Negeri Belanda Luns di kota Den Haag, Belanda. Namun pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan apapun tentang pengembalian Irian Barat.

Diplomasi Melalui Sidang PBB

Karena segala upaya perundingan yang diusulkan kepada pihak Belanda tidak menghasilkan kesepakatan apapun maka pemerintah Indonesia pun mengambil langkah membawa permasalahan tersebut ke forum PBB. Hal tersebut di upayakan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1953. Namun sayangnya hingga desember 1957 usaha pemerintah Indonesia tersebut belum mendapat respon yang positif sebab suara dukungan pada saat sidang umum PBB yang diperoleh kurang dari 2/3 suara keseluruhan peserta sidang.

Upaya pembebasan Irian Barat pun juga dilakukan dengan membentuk pemerintahan sementra di Irian Barat. Pemerintahan sementara tersebut dibentuk oleh kabinet Ali Sastroamijoyo pada saat hari jadi kemerdekaan ke 11 yakni pada 17 Agustus 1956. Pemerintahan sementara tersebut didirikan sebagai upaya mengukuhkan kedudukan Irian Barat masuk kedalam kedaulatan Republik Indonesia. Daerah yang masuk kedalam wilayah provinsi baru ini sebagian merupakan wilayah yang masih dibawah kekuasaan Belanda, dan juga ditambah beberapa wilayah lain seperti Tidore, Oba, Patani, dan Wasile di Maluku Utara. Sementara pusat Pemerintahannya berada di Soasiu, Tidore, Maluku yang diumumkan pada 23 September 1956.

Ekonomi

Perjuangan Melalui Jalur Ekonomi

Selain perjuangan dengan menggunakan jalur politik, upaya perjuangan pembebasan Irian Barat pun dilakukan dengan jalur ekonomi. Pada saat sidang PBB tahun 1957, Menteri Luar Negeri Subandrio mengungkapkan akan mengupayakan cara lain. Jalan lain tersebut ialah melaui ekonomi, bukan dengn perang senjata. Pada 18 November 1957, digelar rapat umum di kota Jakarta yang membahas gerakan pembebasan Irian Barat. Rapat tersebut kemudian berlanjut dengan aksi mogok yang dilakukan oleh kaum buruh yang bekerja pada perusahaan milik Belanda, pada 2 Desember 1957.

Hal tersebut hanya permulaan, setelah itu berlanjut upaya penyitaan aset serta modal milik berbagai perusahaan Belanda. Tadinya penyitaan tersebut hanya spontan dilakukan, namun kemudian pemerintah mengatur hal tersebut dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1958. Berikut diantaranya perusahaan milik Belanda yang disita pemerintah Indonesia.

1. Nederlandsche Handel Maatschappij, kemudian berubah nama menjadi Bank Dagang Negara

2. Perkapalan (KPM )

3. Perusahaan Listrik Philips

4. Perusahaan perkebunan .

Demi mendukung gerakkan pembebasan Irian Barat serta mengobarkan semangat nasionalisme juga menguatkan persatuan rakyat Indonesia, maka dibentuklah Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB) pada 10 Februari 1958.

Militer

Militer

Trikora

Operasi Trikora

Belanda yang menyatakan jikwilayah Irian Barat termasuk kedalam wilayah Belanda dan menjadi bagian dari Nederlands. Dan Belanda, menyebut Irian Barat dengan Nederlands – Nieuw Guinea. Hal tersebut membuat pemerintah Indonesia dan kemudian memutuskan secara sepihak hubungan diplomatik dengan pihak Belanda pada 17 Agustus 1950. Selanjutnya digunakan cara-cara militer untuk melakukan upaya pembebasan Irian Barat. Pemerintah Indonesia mendapatkan suplai senjata dengan membeli dari negara Uni soviet.

Dan juga dukungan politik dari beberapa negara misalnya, India, Pakistan, Australia, elandia baru, Thailand, Inggris jerman barat dan juga Perancis. Belanda pun juga mengantisipasi serangan dari Indonesia, sekitar April 1961 dibentuk Dewan Papua oleh Belanda yang memiliki tugas untuk penyelenggaraan penentuan nasib rakyat Irian Barat sendiri. Dengan melakukan beberapa langkah berikut :

1. Menjadikan papua negara boneka, yang memiliki bendera serta lagu kebangsaan sendiri.

2. Mendatangkan kapal induk Karel Doorman yang merupakan kapal perang Belanda untuk berjaga di perairan Irian.

3. Menambah pasukan demi memperkuat angkatan perang Belanda di Irian Barat.

Karena hal tersebut konflik bersenjata menjadi sangat sulit untuk di elakkan lagi. Menanggapi hal tersebut, pada 19 desember 1961 di adakan rapat umum di Yogyakarta. Dalam Rapat tersebut presiden Soekarno pun merencanakan sebuah Tri Komando Rakyat atau sering disingkat Trikora. Berikut diantaranya isi Trikora.

  • Gagalkan upaya pembentukan negara Papua.
  • Mengibarkan Bender pusaka Merah putih di tanah Irian Barat.
  • Bersiap untuk mobilisasi umum demi pertahanan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air.

Mandala

Operasi Mandala

Menindak lanjuti iri dari rancangan operasi Trikora tersebut, Presiden Soekarno sebagai Panglima Tertinggi ABRI, kemudian membentuk sebuah komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Pada saat itu presiden Soekarno menunjuk Mayor Jendral Suharto menjadi kepala komando Mandala yang resmi dibentuk pada 1 Januari 1962. Komando Mandala bermarkas di makassar dan memiliki tugas untuk melaksanakan Trikora demi membebaskan Irian Barat. Berikut langkah-langkan yang diambil diantaranya:

1. Merencanakan operasi militer,

2. Mempersiapkan opersi militer,

3. Melaksanakan operasi militer,

4. Mengobservasi situasidan juga kondisi militer di wilayah Irian Barat.

Pada Maret hingga Agustus 1962, persiapan dimulai dengan melakukan pendaratan pasukan yang terdiri dari anggota ABRI juga sukarelawan dari laut dan udara. Hal tersebut merupkan bagian dari persiapan pelaksanakan operasi militer diwilayah Irian Barat, Komando Mandala telah melakukan tahapan-tahapan perjuangan. Berikut operasi dalam upaya mendukung pembebasan Irian Barat.

1. Operasi Banteng di Kaimana dan Fak-fak

2. Operasi Serigala di Teminabuan dan juga di Sorong

3. Operasi Naga di Merauke

4. Operasi Jatayu di Sorong, Merauke dan juga Kaimana

Dalam tahap persiapan serta infiltrasi militer tersebut, terjadi sebuah insiden pertempuran di Laut Aru pada 15 januari 1962 Yang dilakukan olah pihak Beland. Saat kapal perang milik Angkatan Laut Republik Indonesia berjenis motor terpedo boat (MTB) Macan Tutul sedang berpatroli diwilyah laut aru diserang secara terus menerus dan menyebabkan kapal tersebut tebakar dan gugurlah Komodor Yos Sudarso dan Kapten Laut Wiratno. Gerakan tersebut pun tetap dilancarkan hingga pasukan Indonesia berhasil menguasai wilayah-wilayah penting di Irian Barat.

Konfrontasi dengan malaysia

Konfrontasi dengan malaysia

Latar Belakang

Latar Belakang

Keinginan federasi Malaya atau Persekutuan Tanah Melayu untuk menggabungkan Brunei, Sarawak, dan Sabah ke dalam Federasi Malasyia, yang mana tindakan tersebut merupakan pelanggaran atas Persetujuan Manila yang ditandatangani oleh Indonesia, Filipina dan Federasi Malasyia.  

Situasi tersebut membuat Indonesia melalui Presiden Soekarno berang dan menuduh Malaysia sebagai boneka imperialis Inggris untuk melakukan penjajahan di wilayah nusantara sehingga berpotensi membahayakan revolusi Indonesia.  

Konfrontasi dengan Malasyia kemudian diumumkan Presiden Sukarno dengan mengumumkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta dan diikuti dengan pembentukan komando penyerangan atas Malasyia yang bernama Komando Mandala Siaga (Kolaga) di bawah pimpinan Marsekal Madya Oemar Dhani.

Dwikora

Perintah Dwikora

1. Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia

2. Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia

Jalan

penyimpangan kebijakan

1.      Pemerintahan

orde lama membagi kekuatan politik dunia menjadi dua, yakni New Emerging Forces

(NEFO) dan Old Established Forces (OLDEFO).

2.      Melakukan konfrontasi dengan

Malaysia dengan alasan bahwa Federasi Malaysia merupakan boneka Inggris

untuk melakukan penjajahan yang membahayakan revolusi Indonesia.

3.      Penarikan diri Indonesia dari

keanggotaan Perserikatan Bangsa Bangsadengan alasan diterimanya Malaysia

sebagai anggota dewan keamanan tidak tetap PBB sehingga Indonesia terkucilkan

dari dunia pergaulan internasional.

4.      Indonesia

membentuk poros Jakarta – Beijing pada masa orde lama sehingga membuat

Indonesia seolah – olah pro komunis.

5.      Indonesia melaksanakan politik mercusuar, yakni suatu politik

yang mengagungkan kebesaran Indonesia di mata dunia pergaulan internasional dengan membangun Stadion Senayan (gelora bung Karno) dan menyelenggarakan pesta olahraga negara - negara anggota NEFO di Jakarta.

Pertanyaan

Pertanyaan

1. Apa alasan Belanda selalu menolak menyelesaikan permasalahan Irian Barat ?

(Sofita Permata Sari, Kelompok 2)

2. Apa yang menyebabkan KMB merugikan Indonesia ?

(M. Wildan Asyrof, kelompok 7)

3. Apa yang membedakan NEFO dan ALDEFO ?

(Nadiah Alysia Pratisara Putri, kelompok 3)

4. Apa yang diperebutkan dari Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia ?

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi