Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

POSISI AKAL DAN WAHYU DALAM ILMU KALAM

Kelompok 8

Duta Mulia Iswara (224110303058)

Muhammad Yazid Rizqon (224110303077)

Rayhan Tawaqka Cheril Ridho (224110303084)

Pendahuluan

heheheheheheh

Latar belakang

Wahyu sebagai tuntunan Ilahi diturunkan tidak lain untuk membimbing entitas akal menuju jalan yang benar sesuai rambu-rambu Tuhan. Sebaliknya akal pikiran diciptakan Tuhan menjadi Mi’yar (tolak ukur) dalam menentukan baik-buruk, suci-najis dan mashlahah-mafsadah, dengan adanya akal dan wahyu diharapkan manusia mendapatkan pengetahuan tentang ketuhanan agar manusia patuh dan tunduk terhadap apa yang diperintahkan Tuhan dan menjauhi larangan-larangannya.

Focus

PEMBAHASAN

  • Secara bahasa atau Lughowi, akal merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab,’aqala yang berarti mengikat atau menahan, namun kata akal sebagai kata benda dari ‘aqala tidak terdapat dari Al-Qur’an, akan tetapi kata akal sendiri terdapat dalam bentuk lain yaitu kata kerja . Semua kata tersebut sejatinya masih berkaitan dengan pengertian dari kata akal tersebut.

  • Adapun seacara istilah akal memiliki arti daya berfikir yang ada dalam diri manusia dan merupakan salah satu dari jiwa yang mengandung arti berpikir. Kedua, pengetahuan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengalaman yang dilaluinya dan akan memperhalus budinya.

Pengertian akal dan wahyu

Teologi akal dan wahyu

  • Teologi yang disebut oleh tradisi Islam oleh ilmu kalam, berkembang mulai dari abad I H. Adapun aliran teologi yang pertama muncul adalah Mu’tazilah, sedangkan aliran yang kedua Asy’ariyah. Mu’tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis daripada persoalan-persoalan yang dibawa kaum Khawarij dan Murji’ah. Orang pertama yang membina aliran Mu’tazilah adalah Wasil Ibn Ata’. Aliran Mu’tazilah adalah aliran rasional dalam Islam yang dalam penyelesaian masalah banyak menggunakan akal.
  • Yang sangat berbeda dengan aliran Asy’ariyah. Kebesaran tokoh ini terbukti dari mayorias ulama Islam di dunia, termasuk di Indonesia dan Malaysia, adalah penaganut paham Asy’ariyah, terutama yang bermazhab Syafi’i. Bahakan prestasinya sebagai kader Mu’tazilah telah teruji antara lain dengan kepercayaan yang dilimpahkan oleh al-Jubbai kepdanya untuk mewakili snag guru beradu argumen dengan lawan-lawan debatnya. Setelah melihat latar belakang sejarah dan sedikit corak pemikiran dari tokoh kedua aliran tersebut ternyata ada banyak perbedaan penafsiran yang terjadi antara Mu’tazilah dan Asy’ariyah dalam memberikan pandangan tentang akal dan wahyu.

Dalam perkembangan sejarah Islam, khususnya dalam bidang hukum terjadi pertentangan di kalangan para pendiri mazhab dalam hal porsi penggunaan akal dan wahyu dalam memahami dan menjabarkan ajaran Islam di bidang hukum.

  • Aliran pertama, adalah mereka yang mengutamakan penggunaan akal; aliran ini kemudian disebut ahl al-ra’yi,berkembang di Kufah dan Irak.
  • Kedua, adalah mereka yang mengutamakan penggunaan hadits dalam memahami wahyu; dan aliran ini disebut ahl al-Hadits, berkembang di Madinah.

Masing-masing kedua aliran ini dipelopori oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Malik Jalaluddin Rakhmat. Kedua aliran ini tetap menganggap al-qur’an dan as-sunnah sebagai sumber utama hukum Islam. Perbedaan penggunaan akal baru muncul tatkala ijtihad dilakukan dalam keadaan tidak ada wahyu mengatur secara jelas permasalahan yang sedang dihadapi. Merupakan mazhab yang mempergunakan akalnya lebih intens dari lingkaran kedua. Kelompok ini disebut mazhab Maliki yang dipelopori oleh Imam Malik.

Sejarah Akal dan Wahyu

Kesimpulan

Fungsi Akal, manusia bisa membedakan yang baik dan yang buruk, dan bisa membedakan yang membahayakan dan menyenangkan pada dirinya. Akal adalah jalan untuk memperoleh iman sejati, iman tidaklah sempurna kalau tidak didasarkan akal iman harus berdasar pada keyakinan, bukan pada pendapat dan akalah yang menjadi sumber keyakinan pada tuhan. Kekuataan Wahyu Untuk memberi keyakinan yang penuh pada hati tentang adanya alam ghaib. Jalan untuk mengetahui aqidah dan hukum-hukum dalam Islam dan segala sesuatu yang bertalian dengan itu, baik yang pokok maupun yang cabang, baik aqidah itu sendiri maupun dalil-dalil pembuktiannya, tidak lain sumbernya ialah wahyu Allah SWT yakni Al-Qur’an dan juga Hadits-hadiits Nabi SAW sebagai penjelasannya.

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi