Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

2 SURAT PERINTAH YANG MEMBINGUNGKAN

1. Dari Perdana Menteri Amir Syarifuddin

Bahwa para pejuang / pasukan RI harus mundur dari kota Bandung sesuai dengan perjanjian antara pemerintah RI dengan Sekutu yang saat itu sedang berlangsung di Jakarta.

PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API

2. Dari Panglima TKR (Jenderal Sudirman)

Bahwa para pejuang/pasukan RI harus mempertahankan Kota Bandung sampai titik darah penghabisan.

LATAR BELAKANG PERTEMPURAN BANDUNG LAUTAN API

Saat malam tiba, TRI akan menyerang Bandung. TRI juga mempersiapkan sejumlah titik pengungsian di Bandung.

Rakyat sebagian ada yang menerima informasi tersebut, sebagian lagi hanya mendengar desas-desus bahwa Bandung akan dibakar dan penduduknya harus mengungsi segera menyebar, tetapi banyak juga yang tidak mengetahui sama sekali. Namun situasi umum waktu itu mencekam, kepanikan di mana-mana. Meski panik, secara umum rakyat mematuhi keputusan pemerintah.

TRI menjadwalkan peledakan pertama dimulai pukul 24.00 WIB di Gedung Regentsweg, selatan Alun-alun Bandung yaitu Gedung Indische Restaurant (sekarang Gedung BRI), sebagai aba-aba untuk meledakan semua gedung.

 25 November 1945 : Rakyat Bandung ditimpa musibah, yakni banjir besar akibat meluapnya Sungai Cikapundung. Bencana alam tersebut menelan ratusan korban & ribuan penduduk Bandung juga kehilangan tempat tinggal. Keadaan tersebut justru dimanfaatkan tentara sekutu dan Belanda (NICA) untuk menyerang rakyat yang sedang tertimpa musibah.

1. Pasukan sekutu Inggris memasuki kota Bandung dan sikap pasukan NICA yang merajalela dengan aksi terornya.

2. Perundingan antara pihak RI dengan Sekutu/NICA, dimana Bandung dibagi dua bagian yaitu Bandung Utara & Bandung Selatan.

3. Bendungan Sungai Cikapundung yang jebol dan menyebabkan banjir besar dalam kota.

4. Keinginan sektu yang menuntut pengosongan sejauh 11 km dari Bandung Utara.

 5 Desember 1945: Pesawat-pesawat tempur Inggris mengebom daerah Lengkong Besar.

23 Maret 1946 : Tentara sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Kali ini, mereka menuntut Tentara Republik Indonesia (TRI) mengosongkan seluruh kota Bandung dan sekutu menyuruh para TRI untuk mundur sejauh 11 km dari pusat kota paling lambat pada tengah malam tanggal 24 Maret 1946. Akibatnya pertempuran pun kembali berlangsung sengit. Pada saat itu datang 2 buah surat perintah yang isinya membingungkan, yaitu:

BAGAIMANAKAH SOLUSI DARI 2 PERINTAH YANG MEMBINGUNGKAN TERSEBUT?

PROSES TERJADINYA PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API

Menghadapi dua perintah yang berbeda ini, akhirnya pada 24 Maret 1946 pukul 10.00 WIB, para petinggi TRI mengadakan rapat untuk menyikapi perintah PM Sjahril di Markas Divisi III TKR.

Dalam menyikapi ultimatum Inggris, sikap para pejuang terbelah. Ada yang menginginkan bertahan di Bandung sambil melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan, ada juga yang memilih meninggalkan Bandung sambil mengatur strategi gerilya ketika berada di luar Bandung. Meski begitu, tujuan mereka sama yakni menolak keras upaya penjajahan kembali oleh Belanda.

Pada awal tahun 1946, Inggris menjanjikan penarikan pasukannya dari Jawa Barat dan menyerahkan kepada Belanda untuk selanjutnya digunakan sebagai basis militer. Kesepakatan sekutu, Inggris dan NICA (Nederlands Indie Civil Administration) memunculkan perlawanan heroic dari masyarakat dan pemuda pejuang di Bandung. Tentara sekutu berusaha untuk menguasai Bandung, meskipun harus melanggar hasil perundingan dengan RI dan akhirnya memicu tindakan pembumihangusan kota oleh para pejuang dan masyarakat Bandung.

KRONOLOGIS PERISTIWA

BANDUNG LAUTAN API

 17 Oktober 1945: Pasukan sekutu mendarat di Bandung. Pada waktu itu para pejuang Bandung sedang gencar gencarnya merebut senjata dan kekuasaan dari tangan Jepang. Sekutu memerintahkan agar semua senjata pihak Indonesia hasil pelucutan Jepang diserahkan kepada mereka.

 21 November 1945: Tentara sekutu megeluarkan ultimatum pertama. Dengan alasan untuk menjaga keamanan, mereka menuntut agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya pada 29 November 1945. Para pejuang Republik Indonesia tidak mau mengindahkan ultimatum Sekutu tersebut. Dan sejak saat itu, sering terjadi insiden antara pasukan sekutu dengan pejuang Republik Indonesia.

HASIL KEPUTUSAN RAPAT

Di tengah persiapan itu tiba-tiba terjadi ledakkan. Seorang pejuang, Endang Karmas, mengaku heran dengan adanya ledakan, padahal baru pukul 20.00 WIB. Ledakkan pertama itu terlanjut dianggap aba-aba, sehingga pejuang lain pun tergesa-gesa melakukan pembakaran dan peledakkan gedung.

SUASANA RAPAT TRI

Rapat pun berlangsung alot dan panas. Berbagai usulan perlawanan disampaikan peserta rapat, salah satu usul adalah meledakkan terowongan Sungai Citarum di Rajamandala sehingga airnya merendam Bandung. Usul ini disampaikan Rukana. Namun karena emosinya yang meluap-luap, Rukana menyebut usulnya agar Bandung menjadi “lautan api”, padahal maksudnya “lautan air”. Diduga, dari rapat inilah muncul istilah Bandung Lautan Api.

Usul lain muncul dari tokoh Angkatan Muda Pos Telegraf dan Telepon (AMPTT), Soetoko, yang tidak setuju jika hanya TRI saja yang meninggalkan Bandung. Menurutnya, rakyat harus bersama TKR mengosongkan kota Bandung.

Semua listrik mati. Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling parah terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat pabrik mesiu yang besar milik Sekutu. TRI bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Untuk itu diutuslah Muhammad Toha dan Ramdan. Kedua pemuda itu berhasil meledakkan gudang tersebut dengan granat tangan. Gudang besar itu meledak dan terbakar, tetapi kedua pemuda itu pun ikut gugur sebagai pahlawan bangsa.

Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam militer di Bandung, Nasution akhirnya memutuskan untuk mentaati keputusan pemerintah RI. Keputusan ini berisi beberapa poin, di antaranya:

1. TRI akan mundur sambil melakukan melakukan infiltrasi atau bumi hangus, hingga Bandung diserahkan dalam keadaan tidak utuh.

2. Rakyat akan diajak mengungsi bersama TRI. Selama pengungsian, TRI dan pejuang akan melakukan perlawanan dengan taktik gerilya ke Bandung Utara dan Selatan yang dikuasai musuh.

Melalui siaran RRI pada pukul 14.00, Nasution mengumumkan bahwa semua pegawai dan rakyat harus keluar sebelum pukul 24.00, tentara melakukan bumi hangus terhadap objek vital di Bandung agar tidak dipakai Inggris dan NICA.

PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API

(24 MARET 1946)

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi