Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

menurut

CARA PEMBAGIAN HARTA WARIS

hukum adat batak

presentasi makalah hukum adat

Rabu, 26 April 2017

DOSEN

Dr. Hj. Lastuti Abubakar, S.H., M.H.

Hazar Kusmayanti, S.H., M.H.

Shabrina Aliya Pramudita (110110160327)

Alvieta Dewina (110110160329)

Muhammad Rayhan Kreshna (110110160334)

Esther Christie (110110160335)

Torang Gultom (110110160346)

Andika Faturrahman (110110160351)

Indriyane Vera Natalia (110110160354)

Abiandri Fikri Akbar (110110160359)

Novena Clementine (110110160360)

Azlia Hanjani (110110160362)

Mario Ebenezer (110110160363)

Arumadanti (110110160366)

Daniel Bregas (110110160368)

Harly Cokro (110110160373)

1. Hukum adat : sistem hukum asli bangsa Indonesia.

2. Sumber hukum adat : peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya.

3. Sifat hukum adat : menyesuaikan diri dan elastis.

4. Hukum waris adat : hukum yang memuat garis-garis ketentuan tentang sistem dan asas-asas hukum waris, tentang harta warisan, pewaris dan ahli waris, serta cara harta warisan itu dialihkan penguasaan dan pemilikannya dari pewaris kepada waris dengan proses tertentu.

5. Hukum waris adat menurut Ter Haar: hukum penerus harta kekayaan dari suatu generasi kepada keturunannya.

6. Contoh Hukum waris adat : Batak. Suku batak terbagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu batak toba, batak simalungun, batak karo, batak pakpak dan batak mandailing.

7. Hukum waris adat Batak Toba: Masyarakat Batak Toba dibagi lagi dalam suatu komunitas menurut dari daerah dataran tinggi yang didiami (Silindung, Humbang, Toba).

8. Ketiga daerah Batak Toba tersebyt memiliki perbedaan dalam hal tata adat perkawinan, pemakaman juga dalam pembagian warisan.

9. Masyarakat Batak yang menganut sistem Patrilineal : terlihat dari marga yang dipakai oleh orang Batak yang turun dari marga ayahnya (kedudukan kaum ayah atau laki-laki dalam masyarakat adat dapat dikatakan lebih tinggi dari kaum wanita Namun bukan berarti kedudukan wanita lebih rendah).

•Van Vollenhoven : Keseluruhan aturan tingkah laku positif

yang di satu pihak mempunyai sanksi.

•Soerjono : kompleks adat-adat yang tidak dikitabkan

(tidak dikodifikasikan) bersifat paksaan (mempunyai akibat hukum).

1.Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“BW”);

2.Surat Mahkamah Agung No. MA/kumdil/171/V/K/1991 (“Surat MA Tahun 1991”)

3.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 (“UU No.3 / 2006”) tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (“UU No.7 / 1989”)

4.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (“UU No.1/1974”)

5.Keputusan M..A. tanggal 18 Amret 1959 Reg. No. 391/K/SIP/1959 mengatakan Hak untuk mengisi/ penggantian kedudukan ahli waris

6.Keputusan M.A. tanggal 10 November 1959 Reg. No. 141/K/SIP/1959 mengatakan penggantian waris dalam garis keturunan ke atas.

7.Penggatian waris dalam garis keturunan ke atas juga mungkin ditinjau dari rasa keadilan.

Pada abad ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara.

Suku batak memiliki beberapa sub-sub suku lain yang dikategorikan sebagai:

1.Batak Toba

2.Batak Karo

3.Batak Pakpak

4.Batak Simalungun

5.Batak Angkola

6.Batak Mandailing.

1. Tidak ada kelompok etnis sebagai kesatuan yang koheren sebelum abad 20, hanya hubungan antar individu, kelompok, kampung, dan kerabat saja (R.W Liddle)

2. Munculnya kesadaran : Zaman Kolonial (Contoh : Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" diciptakan oleh pihak asing.)

Lampiran Foto

ANGGOTA KELOMPOK

Penutup

Kesimpulan

Saran

Masyarakat Adat Batak merupakan salah satu masyarakat adat yang memiliki komplesivitas dalam masyarakatnya, termasuk dalam bidang waris. Walaupun dalam Masyarakat Batak sendiri terdiri dari beberapa sub-sub suku, namun untuk sistem pewarisannya relatif sama antara satu dengan lainnya, dimana berlaku sistem patrilineal.

TERIMAKASIH

Kedudukan Pewaris Anak

Macam-macam

Harta Peninggalan

Jenis-jenis Harta Adat

1.Pasal 852 ayat (1) KUHPerdata : Anak perempuan

2.Pasal 176 Kompilasi Hukum Islam : Posisi anak laki-laki lebih tinggi dari anak perempuan

3.Namun tiap daerah di Indonesia memiliki ketentuan yang berbeda masing-masing

Pembagian Semasa Hidup dan Wasiat

Tak Terbaginya Harta – Benda

A.Harta Benda Kerabat

B.Harta Benda Keluarga

C.Harta Benda Martabat Tertentu

1.Hibah-Wasiat

2.Wekas

1.Kemungkinan pertama

2.Kemungkinan kedua

3.Kemungkinan ketiga

BAB III : PEMBAHASAN

a. Gambaran pewarisan

adat batak

b. Sistem pembagian

waris menurut hukum

adat batak

c. Penerapan waris adat

batak sekarang

BAB IV : PENUTUP

Pembahasan

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian hukum adat

b. Macam-macam hukum adat

c. Pengertian waris adat

d. Sifat hukum waris adat

e. Dasar hukum waris adat

f. Sistem-sistem waris adat

g. Jenis harta waris adat

h. Macam-macam ahli waris

i. Macam-macam peninggalan

harta

j. Kedudukan pewaris

Kedudukan Pewaris

Salah satunya tercantum dalam Kompilasi Hukum Islam berdasarkan Inpres No.1 tahun 1991, ketentuan ahli waris pengganti dimuat dalam Pasal 185. Hazairin menyimpulkan adanya sistem penggantian dalam hukum kewarisan Islam berdasarkan pada Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 33 dengan istilah Mawali

Gambaran dan sejarah hukum adat Batak

Macam-macam

Ahli Waris

A.Waris Utama

B.Lembaga Hidup Waris

C.Posisi Janda

D.Kebersamaan Harta Perkawinan

E.Anak Angkat

F.Pebuatan Tunai

G.Pewarisan Tanpa Anak

Penerapan dewasa ini

Sistem Pembagian Waris Adat Batak

PEMBAGIAN DAERAH

SISTEM PEMBAGIAN WARIS

sub suku berdasarkan dari daerah dataran tinggi yang didiami:

1.Daerah (wilayah) Silindung yang di dalamnya masuk daerah di lembah Silindung, yaitu: Tarutung, Sipahutar, Pangaribuan, Garoga dan Pahae.

2.Daerah Humbang diantaranya Dolok Sanggul, Onan Ganjang, Lintong Ni huta, Pakkat dan sekitarnya.

3.Daerah Toba meliputi Balige, Porsea, Samosir, Parsoburan dan Huta Julu;

1. Patrilineal (Contoh : marga turun dari ayah)

2. Posisi laki-laki lebih tinggi, namun bukan berarti kaum wanita lebih rendah

3. Yang mendapat waris : Hanya laki-laki

4. Perempuan : dari orang tua suaminya (hibah)

Kecuali pada sistem kekebaratan Batak Parmalim (karena kekerabatan dinilai dari ikatn emosional bukan perhitungan matematis)

5. Warisan khusus untuk anak laki-laki bungsu : Siapudan

HAK MUTLAK

1. Hak Mutlak Absolut : kepada laki-laki

2. Dikenal dengan silsilah (Tarombo) yang turun temurun

3. Contoh : dalam Batak Toba tidak pernah dituliskan anak perempuan (boru) dalam Tarombo, hanya anak laki-laki

KEDUDUKAN ANAK

ANAK ADOPSI/ANGKAT dan TIRI

Anak Perempuan

Anak laki

dianggap seperti anak kandung (setelah penyematan marga) namun ada harta yang tidak diwariskan yakni harta pusaka

hanya memperoleh:

1. Tanah (Hauma pauseang);

2. Nasi Siang (Indahan Arian);

3. Warisan dari Kakek (Dondon Tua)

Mendapat :

1. Tanah Pusaka;

2. Rumah Induk atau rumah bersama peninggalan orang tua;

Proses Pewarisan

Pada jaman dahulu, adat batak tidak memberikan warisan dalam bentuk apapun kepada anak perempuan, namun setelah dikeluarkan yurisprudensi mahkamah agung RI No. 179/K/SIP/1961 akhirnya hak wanita untuk mendapat warisan sebagai bentuk keseteraan gender akhirnya diakui

Kedudukan Istri

Dengan cara hibah (pemberian)

Istri dari pewaris dalam sistem hukum adat Batak tidak berhak untuk menguasai harta bawaan peninggalan dari pewaris. Tapi, istri hanya berhak untuk memelihara dan menikmati harta bawaan tersebut sepanjang dia masih dalam ikatan perkawinan yang sama atau sampai dia menikah lagi.

Bab 1

Pendahuluan

latar belakang

masalah

1. Pembagian harta waris adat batak

2. Penerapan hukum waris adat batak masa kini

IDENTIFIKASI MASALAH

Bab 2

“Bagaimana pembagian harta warisan

menurut Hukum Adat Batak?”

Tinjauan Pustaka

Pengertian

Hukum Adat

Pengertian Hukum

Waris Adat

Sistem Kewarisan Mayorat

Sistem

Kewarisan

Individual

Sistem

Kewarisan

Kolektif

1.Mayorat laki-laki, apabila anak laki-laki tertua pada saat pewaris meninggal atau anak laki-laki sulung merupakan ahli waris tunggal, seperti di Lampung.

2.Mayorat perempuan, yaitu apabila anak perempuan tertua pada saat pewaris meinggal, adalah ahli waris tunggal, seperti di Tanah Semendo Sumatra Selatan.

Hukum waris adat sesungguhnya adalah hukum penerusan harta kekayaan dari suatu generasi kepada keturunannya.

sistem hukum

waris

Kawin

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 : suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Waris

Hibah

Macam-macam

Hukum Adat

Hilam Adikusuma : hukum adat yang memuat garis-garis ketentuan tentang sistem dan asas-asas hukum waris, tentang harta warisan itu dialihkan penguasaan dan pemilikkannya dari pewaris kepada ahli waris.

Ter Haar : memberi keseluruhan ataupun sebagian daripada harta kekayaan semasa pemiliknya masih hidup.

Wasiat

Pemberian yang dilaksanakan oleh seseorang kepada ahli warisnya atau orang tertentu yang pelaksanaannya dilakukan setelah orang yang menyatakan wasiat itu meninggal.

Dasar Hukum

Waris Adat

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi