Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
.2. Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang tidak adekuat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan 2x24 jam kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.mendapatkan tingkat nutrisi optimal.
Kriteria evaluasi:
Klien dapat menghindari makanan yang mengiritasi
Klien dapat makan makanan pada interval yang dijadwalkan secara teratur.
Klien dapat terpenuhi atau memilih lingkungan yang tenang untuk makan.
Intervensi:
a. Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi, seperti makanan yang tidak beralkohol, pedas, kecut.
b. Anjurkan makan sesuai jadwal.
c. Anjurkan makan pada suasana yang tenang.
Resiko ketidakefektifan jalan nafas b.dkemampuan batuk menurun, nyeri pascaoperasi. tujuan :Dalam waktu 2 x 24 jam pascabedah gastrektomi, kebersihan jalan nafas pasien tetap optimal.
kriteria hasil :
-jalan napas bersih dan tidak ada akumulasi darah.
- Suara nafas normal, tidak ada bunyi nafas tambahan seperti stridor.
- tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan.
- RR dalam batas normal 12-20x/menit. -Kaji dan monitor jalan napas.
intervensi :
-Beri oksigen 3 liter/menit.
-bersihkan sekresi pada jalan napas dan lakukan suctioning apabila kemampuan mengevakuasi secret tidak efektif.
-Instruksikan pasien untuk melakukan napas dalam dan batuk efektif.
-Lakukan fisioterapi dada.
1) tetapkan lokasi dari setiap segmen paru-paru.
2) Jaga posisi pasien agar jangan sampai jatuh, gunakan pagar pengamanan yang ada pada setiap sisi tempat tidur.
Risiko tinggi syok hipovolemik b.d penurunan volume darah sekunder akibat hematemesis dan melena masif
Tujuan :
Dalam wkatu 3 x 24 jam tidak terjadi syok hivopolemik
Kriteria Hasil :
-pasien menunjukkan perbaikan sistem kardiovaskuler
-hematemesis dan melena terkontrol
-konjungtivitis tidak anemis
-pasien tidak mengeluh pusing, memebran mukosa lembab, turgor kulit normal, dan akral hangat.
-TTV dalam batas normal, CRT > 3 detik, urine > 600 ml/hari
Laboratorium: nilai haemoglobin, sel darahmerah, hematokrit, dan BUN/kreatinin dalam batas normal.
intervensi :
1. Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang tidak adekuat
Tujuan :Dalam waktu 1 x 24 jam dan 3 x 24 jam pascabedah gastrekotomi, nyeri berkurang/hilang atau teradaptasi.
Kriteria evaluasi:
-secara subjektib melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi.
-Skala nyeri 0-1 (0-4).
Dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
-pasien tidak gelisah
Intervensi:
-Jelaskan dan bantu pasien dengan memberikan pereda nyeri non farmakologi dan noninvasive
-lakukan manajemen nyeri.
1). Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul
2). Ajrkan tehnik relaksasi nafas pada saat nyeri
3). Ajarkan tehnik distraksi pada saat nyeri
4). Manajemen Lingkungan: Lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan istirahatkan pasien.
5). lakukanManajemen sentuhan
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian:
1). Pemakaina penghambat H2 ( seperti Simetidin /Ranitidin).
2). Antasida
WOC
DEFINISI
Ulkus peptikm merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut sebagai erosi, walaupun sering dianggap sebagai “ulkus” (misalnya ulkus karena stress). Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esophagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga jejunum.( Sylvia, A. Price, 2006).
Ulkus peptikum adalah eksvasi ( area berlubang ) yang terbentuk dalam dinding mukosa lambung, pylorus, duodenum atau esophagus. Ulkus peptikum sering disebut sebagai ulkus lambung, duodenal atau esophageal tergantung pada lokasinya ( Suddarth & Brunner. 2002. hal.1064).
Penyebab yang pasti belum diketahui, namun beberapa kasus dihubungkan dengan peningkatan sekresi asam lambung dan lemahnya barier mukosa lambung. (Supriyadi, 2000).
Dapat juga disebabkan oleh aspiRin, alcohol, prostaglandin, indometasin, phenilbutazon, dan kortikosteroid, (Peter, Anugrah, 1994).
Penyebab lain adalah asam getah lambung terhadap resistensi mukosa lambung, golongan darah O, SSP, imflamasi bacterial dan non bacterial, infark, factor hormonal, factor obat-obatan, herediter, factor penyebab lain (hernia, sirosis, hepatic, penyakit paru, penyakit kardiovascular)
Penyebab khusus : infeksi bakteri H. pylori, peningkatan sekresi asam, Refluks usus-lambung dengan materi garam empedu dan enzim pancreas yang berlimpah dan memenuhi permukaan mukosa dapat menjadi predisposisi kerusakan epitel mukosa. Penyebab khusus ini menyebabkan kerusakan epitel mulai dari erosi yang berlanjut pada ulkus akut, kemudian ulkus kronis, dan terbentuknya jaringan parut; maka akan terjadi penetrasi dari seluruh dinding lambung.
2000
1995
2010
1990
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Uji Helicobacter Pylori ;Adanya H. Pylori dapat ditemukan dengan biopsy dan histiologi melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus. Serta tes serologis terhadap antibody pada antigen H. pylori.
- Serat optic diatas endoskopi : Endoskopi atas digunakan untuk mengidentifikasikan perubahan inflamasi, ulkus dan lesi. Melalui endoskopi mukosa dapat secara langsung dilihat dn biopsy didapatkan. Endoskopi telah diketahui dapat mendeteksi beberapa lesi yang tidak terlihat melalui pemeriksaan sinar X karenaukuran atau lokasinya.(eshophagogastroduodenoscopy)
- Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dpat menunjukkan adanya ulkus, namun endoskopi adalah pemeriksaan diagnostic pilihan
- Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah negative terhadap darah samar.
- Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria (tidak terdapat asam hidroklorida dalam getah lambung) dan sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan makanan atau antasida dan tidak adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan adanya ulkus.
KOMPLIKASI
- Kadang-kadang ulkus menembus semua lapisan mukosa sehingga terjadi perforasi usus. Karena isi usus tidak steril, hal ini dapat menyebabkan infeksi rongga abdomen. Nyeri pada perforasi sangat hebat dan menyebar. Nyeri ini tidak hilang dengan makan atau antasid.
- Obstruksi lumen saluran GI dapat terjadi akibat episode cedera, inflamasi dan pembentukan jaringan parut yang berulang. Obstruksi paling sering terjadi di saluran sempit antara lambung dan usus halus dan di pilorus. Obstruksi menyebabkan perasaan distensi lambung dan epigastrium, perasaan penuh, mual dan muntah.
- Dapat terjadi perdarahan jika ulkus menyebabkan erosi arteri atau vena di usus. Hal ini dapat menyebabkan hematemesis (muntah darah), atau melena (BAB darah). Apabila perdarahannya hebat dan mendadak, dapat terjadi anemia hipokromik-mikrosistik.
KELOMPOK 3 :
Hardi Yanta (G1B113020)
Sintia Nofriska (G1B113021)
Putrinugraha Wanca A (G1B113022)
Myrna Pusparani (G1B113025)
Nurul Armalia (G1B113027)
Afriyani (G1B113028)
Delvi Rahmat (G1B111077)
Dian Fitriani (G1B113032)
Pori Zona (G1B113033)
Wiwit Novera (G1B113034)
Reski Yunisa M (G1B113035)