Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading content…
Loading…
Transcript

Fase Diam

Fase diam yang sering digunakan dalam KLT adalah silica dan alumina, fase diam lain yang dapat digunakan untuk KLT adalah selulose, penukar ion dan gel. Silika yang diperdagangkan mempunyai ukuran butiran 10-40 µm, ukuran ini sangat mempengaruhi kecepatan alir pelarut dan kualitas pemisahan. Ukuran porinya antara 20-150 Å. Silika gel ini dapat menyerap air antara 7-20%

Ada beberapa macam silika gel yang diperdagangkan, antara lain:

  • Silika gel dengan pengikat

Misalnya : silika gel G (pengikatnya CaSO4)

silika gel S (pengikatnya tepung kanji)

  • Silika gel dengan pengikat dan indikator Flourescens:

Misalnya : silika gel GF atau GF254 (terlihat berflourescensi warna kehijauan jika dilihat di bawah cahaya ultra violet)

  • Silika gel tanpa pengikat : silika gel H dan N
  • Silika gel tanpa pengikat tetapi dengan indikator Flourescens
  • Silika gel untuk keperluan preparatif, biasanya digunakan silika gel GF254-366

Alumina adalah jenis fase diam yang banyak digunakan setelah silika. Alumina bersifat agak basa (pH=9) tetapi ada juga yang netral (pH=7) dan yang asam (pH=4). Jenis-jenis yang diperdagangkan bermacam-macam seperti halnya silika, jadi ada yang menggunakan pengikat dan ada yang tidak, alumina sangat cocok untuk memisahkan campuran gula atau asam amino.

Metoda Identifikasi

  • Pengamatan langsung untuk bercak berwarna
  • Pengamatan langsung di bawah lampu ultraviolet zat yang berflouresensi diamati pada panjang gelombang 366 nm, untuk zat yang tidak berflouresensi diamati pada panjang gelombang 254 nm
  • Pengamatan seperti di atas setelah disemprot dengan pereaksi tertentu
  • Membandingkan warna dan harga Rf dari senyawa standar

Teknik Pengerjaan

Pelarut (Fase Gerak)

Fase diam dilapiskan pada suatu lembaran kaca atau media lain sebagai pendukungnya. Zat yang akan dipisahkan ditotolkan pada salah satu ujung lempengan fase diam tersebut. Lempengan diletakkan tegak / agak miring di dalam suatu wadah yang diisi dengan sedikit pelarut. (fase gerak), wadah ini harus ditutup rapatagar terbentuk uap yang jenuh dan untuk mengurangi adanya penguapan pelarut. Setelah didiamkan beberapa lama, campuran zat yang ditotolkan akan terbawa oleh aliran fase gerak dan akan terpisah sesuai dengan daya absorbs fase diam terhadap masing-masing komponen dalam campuran. Komponen yang diserap lebih kuat akan tertinggal di bagian bawah lempeng sedangkan yang tidak diserap akan terbawa oleh rambatan fase gerak. Akhirnya ada lempeng TLC akan terlihat spot / bercak yang menggambarkan pemisahan tersebut.

Jarak relatif yang ditempuh masing-masing komponen dirumuskan dengan:

Rf= Jarak yang ditempuh komponen / Jarak yang ditempuh pelarut

Jarak yang ditempuh komponen diukur dari titik dimana campuran ditotolkan sampai pada pusat bercak (bagian bercak yang kerapatannya maksimum).

Jarak yang ditempuh pelarut diukur dari titik dimana campuran ditotolkan sampai batas akhir rambat pelarut.

Harga Rf dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya:

  • Jenis fase diam
  • Ketebalan lapisan
  • Kadar campuran yang bdipisahkan
  • Pelarut yang digunakan

PENGERTIAN

Fase gerak yang dipergunakan bergantung pada sifat kepolaran sampel yang akan dipisahkan. Kadang-kadang digunakan campuran dua pelarut dengan tujuan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang lebih baik.

Seri pelarut berdasarkan urutan kemudahan larut dalam air adalah : air, formaldehid, metanol, asam asetat, etanol, isopropanol, aseton, n-propanol, fenol, n-butanol, n-amil alkohol, butil asetat, eter, n-butil asetat, kloroform, benzena, toluena, sikloheksana, petroleum eter, petroleum dan paraffin.

Pada penggunaan pelarut perlu diperhatikan hal-hal berikut :

  • Pelarut harus murni bila perlu disuling kembali
  • Campuran pelarut hanya boleh digunakan maksimum tiga kali
  • Komposisi campuran pelarut dapat berubah karena penyerapan atau penguapan
  • Adanya kemungkinan bereaksinya satu sama lain komponen-komponen campuran pelarut.

Menurut Egon Sthl, Kromatografi lapis tipis ialah metode pemisahan fisikokimia, terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam) yang ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisahkan berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita (awal), setelah itu pelat atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak).

Penggunaan

Prinsip kerja dalam kromatografi lapis tipis

  • Pengecekan cepat terhadap komposisi campuran
  • Menentukan kondisi percobaan dan kromatografi kolom
  • Identifikasi obat, ekstrak tumbuhan, preparat biokimia
  • Deteksi kontaminan dan pemalsuan

3. Pengembangan Kromatogram

Dengan menggunakan pinset, angkat lempeng KLT. Tempatkan hati hati dalam botol pengembang sehingga berdiri tegak tetapi tidak terlalu miring dimana , bagian bawah lempeng harus agak jauh dari dinding botol. Jika lempeng terlalu miring, pelarut tidak akan maju secara merata sepanjang lempeng dan pengembangan tidak akan berlangsung dengan baik. Biarkan lempeng diruang sampai pelarut mencapai garis atas dalam bejana. Pengembangan biasanya memerlukan minimal 30 menit.

Gambar Proses KLT pada Chamber

4. Pengeringan Lempeng

Tempatkan lempeng datar pada permukaan yang bersih dan biarkan kering sampai pelarut menguap seluruhnya.

Visualisasi lempeng KLT

Banyak zat tak berwarna dan tidak muncul pada gel silika, kecuali langkah-langkah yang diambil untuk membuat mereka terlihat. Ada beberapa teknik untuk melakukan hal ini :

  • Teknik Iodinasi
  • Teknik Ninhidrin
  • Dengan menggunakan lempeng KLT yang telah diberi bahan fluorescent yang merata dalam silika gel.

Before Spraying With Ninhydin

After Spraying With Ninhydin

Contoh bercak yang disinari lampu UV

Contoh bercak yang dihasilkan pada KLT (Teknik Ninhidrin)

5. Perhitungan nilai Rf

Nilai Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa dimana nilai Rf untuk senyawa yang diperiksa dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa baku.

Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dan titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik asal oleh karena itu, bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0.

Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarut / Jarak yang ditempuh pelarut

Contoh Jarak Rambat Fase Gerak dengan bercak yang dihasilkan

Kekurangan

Keuntungan

Keuntungan dari Kromatografi Lapis Tipis antara lain :

  • Peralatan yang diperlukan sedikit
  • Pengerjaannya sederhana
  • Waktu analisis sederhana
  • Pemisahannya cukup baik

Kekurangan dari Kromatografi Lapis Tipis antara lain :

  • Perlu pelat pendukung
  • Lapisan harus dibeli atau dicetak khusus
  • Serabut pendek
  • Lapisan selulosa kurang rapat
  • Keterulangan bilangan Rf lebih kecil

1. Pembuatan Lempeng

Sebelum dilapisi, lempeng kaca ini dibersihkan dengan air dan detergen, kemudian keringkan. Cuci lagi dengan aseton dan permukaan kaca yang bersih. Jangan sampai tersentuh. Silika gel atau penyerap lain dibuat bubur dengan sejumlah air atau pelarut lain, ratakan bubur pada permukaan lempeng. Pindahkan lempeng itu pada rak penyimpan dan setelah 30 menit keringkan pada suhu 100c sampai 120c selama satu jam untuk mengaktifkan fase diam. Dinginkan dan simpan lempeng itu dalam desikator.

2. Penotolan Cuplikan

Pada lapis tipis cuplikan, biasanya ditotolkan sebagai bercak bulat atau garis, 1,5 – 2,5 cm dari tepi bawah. Penotolan dapat dilakukan dengan pipet mikro atau syringe.

Alat-alat yang digunakan dalam kromatografi

Alat-alat yang digunakan :

  • Lempeng Kaca
  • Baki Lempeng
  • Rak Penyimpanan
  • Zat Penyerap
  • Bejana Kromatografi
  • Sablon
  • Pipet Mikro
  • Alat Penyemprot Pereaksi
  • Pelarut; Pelarut Pembanding; Larutan Zat yang diperiksa; Pereaksi
  • Lampu Ultraviolet

PEMISAHAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

Rahmah Pratiwi

Reni Anggraini

Rifaldi Juli Anggara

Rita Eviyantika

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi