KAJIAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Berdasarkan Peraturan Menteri No. 27 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, KLHS adalah proses mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam pengambilan keputusan terhadap kebijakan, rencana, dan/atau program yang selanjutnya disingkat KRP.
Menurut UU No 23/ 1997
TUJUAN KLHS
Memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program (UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 15).
MANFAAT KLHS
- Instrumen proaktif dan sarana pengambilan keputusan
- Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup pada pengambilan keputusan
- Menjamin berlangsungnya pembangunan berkelanjutan
Nilai-nilai KLHS di Indonesia
a. Keterkaitan (interdependency)
b. Keseimbangan (equilibrium)
c. Keadilan (justice)
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya.
Ecological Footprint
Jejak ekologis adalah ukuran seberapa besar kebutuhan manusia akan sumber daya alam dibandingkan dengan ketersediaannya di bumi.
Definisi
PERAN KLHS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG
- Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia . (Sunu, 2001 : 6)
- Daya dukung lingkungan alamiah, berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat dikummpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu. (Soemarwoto, 2001)
Permasalahan dalam Tata Ruang
- Menentukan substansi RTRW
- Memperkaya proses penyusunan dan evaluasi keputusan
- Instrumen metodologis pelengkap (komplementer) atau tambahan (suplementer) dari penjabaran RTRW
- Meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
- Menciptakan tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku kepentingan yang strategis dan partisipatif, kerjasama lintas batas wilayah administrasi, serta memperkuat pendekatan kesatuan (kerap juga disebut “bio-region” dan/atau “bio-geo-region”).
- Alih fungsi lahan pertanian
- Menyempitnya hutan tropis
- Meningkatnya Satuan Wilayah Sungai yang kritis
Sifat pengaruh KLHS dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu KLHS yang bersifat :
a. Instrumental
b. Transformatif
c. Substantif.
PENDEKATAN KHLS
1. KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup/AMDAL (EIA-Mainframe).
2. KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup (Environmental Appraisal)
3. KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan (Integrated Assessment Sustainability Appraisal)
4. KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)
Pasal 3
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang
Pasal 5
(1) Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal perkotaan.
(2) Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya.
(3) Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah nasional,
Pasal 17
(5) Dalam rangka pelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas daerah aliran sungai.
(6) Penyusunan rencana tata ruang harus memperhatikan keterkaitan antarwilayah, antarfungsi kawasan, dan antarkegiatan kawasan.
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN