DISTRIBUSI AIR TANAH YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA
NAMA ANGGOTA:
1. AHMAD SAMIH (111.140.104)
2. ALHAQUE NUR SOHIBUL WAFA (111.140.198)
3. BILLY NOVANDA (111.141.004)
4. DICKY ADHA B (111.140.)
1. recharge & DISCHARGE area
Karena meningkatnya pemompaan, water recharge juga meningkat, sedangkan water dischargenya menurun
Suplai air tanah di kotamadya Yogyakarta sangat bergantung pada simpanan air tanah yang ada pada sistem lereng selatan akuifer merapi, akibatnya daerah lereng atas dan lereng tengah vulkanik merapi dapat dikatakan sebagai daerah imbuhan primer yang memasok air tanah kearah selatan menuju kotamadya Yogyakarta. (Mc Donalds and partners, 1983)
Recharge airtanah kotamadya Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi dan akuifer yang miring ke selatan, sehingga daerah hulu lereng Merapi akan terbagi menjadi daerah recharge primer dan non primer.
Sedangkan daerah pengeluaran (discharge area) berada mulai dari sekitar Selokan Mataram sampai daerah Bantul selatan. Di daerah selatan airtanah pada Formasi Sleman mempunyai energi potensial yang relatif besar dan mengalir pada litologi yang mempunyai sifat fisik relatif sama dibanding dengan Fomnasi Yogyakarta, sehingga terjadi aliran airtanah secara vertikal dari Formasi Sleman ke arah Formasi Yogyakarta
Secara hidrografi, pada lereng Selatan Gunung Merapi ini mengalir beberapa sungai yang rata-rata bersifat parental di hulu dan intermitten di daerah hilir. Beberapa sungai utama tersebut diantaranya adalah Sungai Gendol, Soko, Opak, Tepus, Kuning, Pelang, Trasi dan Boyong.
2. kontrol geomorfologi dan geologi
Kondisi Geologi akan menentukan sifat-sifat akifer, specific yield, kapasitas medan, kualitas airtanah, kuantitas airtanah, terutama transmisibilitas dan permeabilitas akifer.
Kolovium rombakan, Longsoran Merapi Muda, Endapan vulkanik muda, Endapan vulkanik tua, Formasi batuan yang terdiri dari andcsit, breksi andcsit, ruff, tuff lapih aglomcrat, dan sisipan aliran lava, Formasi Sleman, Formasi Yogyakarta
lempung, pasir - lempung, lempung - lempung pasiran, dan pasir lempungan, dan pasir
Batuan intrusi, Formasi Nanggulan, Formasi Andesit Tua
Formasi Jonggrangan, dan Formasi Sentolo
Formasi Kebo Butak, Formasi Semilir, Formasi Nglanggran, Formasi Sambipitu, Formasi Wonosari, Formasi Kepek
Sumber: Hendrayana, Heru. 1995. Distribusi Kecepatan Aliran Air Tanah Di Daerah Ngaguk, Sleman - Diy. UGM. Yogyakarta
MUKA AIR TANAH DAN JENIS AKUIFER
Pergerakan airtanah dipengaruhi oleh perbedaan tinggi muka airtanah (gradien hidrolik) dan gravitasi. Gradien hidrolik akan membuat pergerakan airtanah secara lateral dan muka airtanah yang tinggi menuju ke muka airtanah yang rendah. Gravitasi akan memberikan gaya menarik air secara vertikal dari permukaan tanah untuk meresap ke bawah tanah menuju muka airtanah.
Pertama, skenario I diterapkan oleh masukan sumur pompa dalam 5 tahun ke depan. Sebagai kondisi awal, tingkat memompa diasumsikan bahwa setiap orang menggunakan 100 liter / orang / hari. Untuk keperluan industri, tingkat pemompaan air tanah yang diperoleh dari data sekunder. Kepentingan industri adalah sama dengan 2% dari kepentingan domestik.
Kedua, skenario II adalah prediksi pertumbuhan penduduk. Semua kondisi dalam skenario II adalah sama seperti skenario I, kecuali rasio pemompaan air tanah. Jumlah memompa dengan baik adalah 109 untuk keperluan rumah tangga, dan 19 untuk keperluan industri.
Pola aliran air tanah
Di Daerah Perkotaan Yogyakarta, air tanah mengalir dengan akuifer utama (MAS) dari utara ke selatan.
Gambar ini menunjukkan bahwa dalam perbandingan antara dua skenario, daerah pusat adalah daerah yang tinggi. Karena perbedaan dari rasio pemompaan dari kedua skenario
Daerah penelitian airtanah dikontrol oleh Sistem Akifer Merapi (SAM) yang tersusun atas Formasi Yogyakarta di bagian atas dan Formasi Sleman di bagian bawah (MacDonald & Patners, 1984). Sistem Akifer Merapi (SAM) mempunyai topografi yang miring ke Selatan, sesuai dengan topografmya yang semakin rendah dari utara menuju ke selatan.
Distribusi kecepatan aliran airtanah di daerah penelitian sangat beragam, yang secara umum dari utara ke arah selatan dan dari timur laut ke arah barat daya semakin menurun.
Airtanah di daerah penelitian dipengaruhi oleh karakteristik akifer dimana airtanah itu berada selain dipengaruhi oleh sifat-sifat airtanah itu sendiri.
THANKS!
Sumber: http://echo2.epfl.ch/VICAIRE/mod_3/chapt_9/text.htm
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi besarnya recharge airtanah (Rushton, 1988) adalah :
DISTRIBUSI AIR TANAH YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA
MUKA AIR TANAH, JENIS AKUIFER, DAN PERGERAKANNYA
run-off
pola vegetasi
zone tak jenuh
topografi
kondisi akuifer
iklim
pola penggunaan lahan
sungai
KONTROL GEOMORFOLOGI
DAN GEOLOGI
RECHARGE DAN
DISCHARGE AREA
(Sumber: Nugroho Adji, Tjahjo, dkk. 2003. Studi Permodelan Recharge Air Tanah Tahunan Kotamadya Yogyakarta. UGM: Yogyakarta
Utara
Selatan
(Sumber: Nugroho Adji, Tjahjo. 2003. Studi Permodelan Recharge Air Tanah Tahunan Kotamadya Yogyakarta. UGM: Yogyakarta
(Sumber: Nugroho Adji, Tjahjo, dkk. 2003. Studi Permodelan Recharge Air Tanah Tahunan Kotamadya Yogyakarta. UGM: Yogyakarta
Huyen, D.T, dkk. 2007. Groundwater Modeling In Yogyakarta Urban Area, Indonesia. UGM. Yogyakarta
(Sumber: Nugroho Adji, Tjahjo. 2003. Studi Permodelan Recharge Air Tanah Tahunan Kotamadya Yogyakarta. UGM: Yogyakarta
3D Pola Pengaliran DIY
Pola alirannya radial sentrifugal seperti biasa yang terdapat pada daerah vulkan yang berbentuk kerucut.
Daerah penelitian airtanah pada sumber jurnal kami dikontrol oleh Sistem Akifer Merapi (SAM) yang tersusun atas Formasi Yogyakarta di bagian atas dan Formasi Sleman di bagian bawah (MacDonald & Patners, 1984). Sistem Akifer Merapi (SAM) mempunyai topografi yang miring ke Selatan, sesuai dengan topografmya yang semakin rendah dan utara menuju ke selatan.
Sumber:Hendrayana, Heru. 1995. Distribusi Kecepatan Aliran Air Tanah Di Daerah Ngaguk, Sleman - Diy. UGM. Yogyakarta
Sumber: https://rahmawatyarsyad1989.wordpress.com/bahanajar/daerah-aliran-sungai-3/pola-permukaan-bumi/
(Sumber: Nugroho Adji, Tjahjo. 2003. Studi Permodelan Recharge Air Tanah Tahunan Kotamadya Yogyakarta. UGM: Yogyakarta
(Sumber: Nugroho Adji, Tjahjo, dkk. 2003. Studi Permodelan Recharge Air Tanah Tahunan Kotamadya Yogyakarta. UGM: Yogyakarta
Sumber: Nugroho Adji, Tjahjo, dkk. 2003. Studi Permodelan Recharge Air Tanah Tahunan Kotamadya Yogyakarta. UGM: Yogyakarta
Sumber: Hendrayana, Heru. 1995. Distribusi Kecepatan Aliran Air Tanah Di Daerah Ngaguk, Sleman - Diy. UGM. Yogyakarta
Sistem Akuifer Merapi
Sumber: Nugroho Adji, Tjahjo, dkk. 2003. Studi Permodelan Recharge Air Tanah Tahunan Kotamadya Yogyakarta. UGM: Yogyakarta
Berdasarkan bentuk bentang alam, kondisj geologi dan morfogenesis, serta dikaitkan dengan kondisi hidrogeologinya, maka daerah Yogyakarta dan sekitarnya dibedakan menjadi 6 satuan morfologi, yaitu :
Geomorfologi DIY
-Satuan morfologi puncak Merapi
-Satuan morfologi lereng/tubuh Merapi
-Satuan morfologi kaki Merapi
-Satuan morfologi perbukitan
-Satuan morfologi perbukitan karst
-Satuan morfologi dataran aluvial
Sumber: Hendrayana, Heru. 1995. Distribusi Kecepatan Aliran Air Tanah Di Daerah Ngaguk, Sleman - Diy. UGM. Yogyakarta
Huyen, D.T, dkk. 2007. Groundwater Modeling In Yogyakarta Urban Area, Indonesia. UGM. Yogyakarta
Geomorfologi MAT
(daerah telitian kaki gunung merapi)
PERMODELAN
Huyen, D.T, dkk. 2007. Groundwater Modeling In Yogyakarta Urban Area, Indonesia. UGM. Yogyakarta
CONCLUSION
Sumber: Hendrayana, Heru. 1995. Distribusi Kecepatan Aliran Air Tanah Di Daerah Ngaguk, Sleman - Diy. UGM. Yogyakarta
Sayatan Geologi daerah Yogyakarta dan sekitarnya
Sumber: Hendrayana, Heru. 1995. Distribusi Kecepatan Aliran Air Tanah Di Daerah Ngaguk, Sleman - Diy. UGM. Yogyakarta
Sayatan Geologi daerah Utara hingga Selatan Yogyakarta
Sumber: Nugroho Adji, Tjahjo, dkk. 2003. Studi Permodelan Recharge Air Tanah Tahunan Kotamadya Yogyakarta. UGM: Yogyakarta
Pada daerah utara hingga kotamadya Yogya mempunyai litologi yang bervariasi, yaitu:
(pada daerah telitian sesuai sumber jurnal)
Pada daerahKulonprogo, didominasi litologi dari 4 formasi, dan 1 intrusi, yaitu: (pada daerah telitian sesuai sumber jurnal)
Pada daerah Bantul (pada daerah telitian sesuai sumber jurnal), litologinya yaitu:
Sumber: Widodo,Manto, dkk. 2002. Penyelidikan Geohidrolog! Daerah Pantai Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Pusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi Nuklir-BATAN. Jakarta
Sumber: Nugroho Adji, Tjahjo, dkk. 2003. Studi Permodelan Recharge Air Tanah Tahunan Kotamadya Yogyakarta. UGM: Yogyakarta
Pada daerah Gunung Kidul, litologinya berasal dari 6 formasi, yaitu:
(pada daerah telitian sesuai sumber jurnal)
Sumber: Hendrayana, Heru. 1995. Distribusi Kecepatan Aliran Air Tanah Di Daerah Ngaguk, Sleman - Diy. UGM. Yogyakarta