Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

Pemeriksaan Fisik pada saat Bayi Lahir

Pemeriksaan Fisik pada Bayi waktu Pulang

• PUNGGUNG.

1. Susuri tulang belakang , apakah ada spina bivida okulta : ada lekukan pada lumbo sacral,tanpa herniasi dan distribusi lanugo lebih banyak.

2. Spina bivida sistika : dengan herniasi , meningokel ( berisi meningen dan CSF) dan mielomeningokel ( meningen + CSF + saraf spinal).

3. Rib hum and Flank: dalam posisi bungkuk jika tulang belakang rata/simetris( scoliosis postueral) sedangkan jika asimetris atau bahu tinggi sebelah danvertebra bengkok ( scoliosis structural) skoliometer >40.

• ABDOMEN

1. Tali pusat : Dua arteri satu vena.

2. Observasi adanya pembengkakan atau perdarahan.

3. Observasi vena apakah terbayang atau tidak.

4. Observasi distensi abdomen.

5. Terdengar suara peristaltic usus.

6. Palpasi pada daerah hati, teraba 1 – 2 cm dibawah costa, panjangnya pada garis

media clavikula 6 – 12 cm.

7. Palpasi pada daerah limpa pada kuadran kiri atas

8. Perkusi pada daerah hati suara yang ditimbulkan adakah pekak Perkusi pada daerah

9. Lambung suara yang ditimbulkan adalah timpani

10. Refleks kremaster : gores pada abdomen mulai dari sisi lateral kemedial terlihat kontraksi.

• TANGAN

1. Jumlah jari – jari polidaktil ( .> dari 5 ) , sindaktil ( jari – jari bersatu).

2. Pada anak kuku dikebawakan, dan tidak patah , kalau patah diduga kelainan nutrisi.

3. Ujung jari halus.

4. Kuku klubbing finger < 180 ,bila lebih 180 diduga kelainan system pernafasan.

5. Grasping refleks : meletakkan jari pada tangan bayi, maka refleks akan menggengam.

6. Palmar refleks : tekan pada telapak tangan ,akan menggengam

• DADA

1. Bentuk dada apakah simetris kiri dan kanan

2. Bentuk dada barrel anterior – posterior dan tranversal hampir sama 1:1 dan dewasa 1: 2

3. Suara tracheal : pada daerah trachea, intensitas tinggi, ICS 2 1:1

4. Suara bronchial : pada percabangan bronchus, pada saat udara masuk intensitas keraspada ICS 4-5 1:3

5. Suara broncho vesikuler : pada bronchus sebelum alveolus , intensitas sedang ICS 5

a. suara vesikuler : pada seluruh bagian lateral paru, intensitas rendah 3:1

b. Wheezing terdengar pada saat inspirasi dan rales pada saat ekspirasi

c. Perkusi pada daerah paru suara yang ditimbulkan adalah sonor

6. Apeks jantung pada mid klavikula kiri intercostals 5

7. Batas jantung pada sternal kanan ICS 2 ( bunyi katup aorta), sternal kiri ICS 2 ( bunyi katup pulmonal), sternal kiri ICS 3-4 ( bunyi katup tricuspid), sternal kiri mid klavikula ICS 5 ( bunyi katup mitral).

8. Perkusi mpada daerah jantung adalah pekak.

• PELVIS

1. CDH : test gluteal , lipatan paha simetris kiri kanan.

2. Ortholani test : lutut ditekuk sama tinggi/tidak.

3. Barlow test : kedua lutut ditekuk dan regangkan kesamping akan terdengar bunyi klik.

4. Tredelenburg test : berdiri angkat satu kaki, lihat posisi pelvis apakah simetris kiri dan kanan.

5. Waddling gait : jalan seperti bebek.

6. Thomas test : lutut kanan ditekuk dan dirapatkan kedada,sakit dan lutut kiri akan terangkat.

• LUTUT

1. Ballotemen patella : tekan mendorong kuat akan menimbulkan bunyi klik jika ada cairan diantaranya.

2. Mengurut kantong supra patella kebawah akan timbul tonjolan pada kedua sisi tibia jika ada cairan diduga ada atritis.

3. Reflek patella, dan hamstring.

• KAKI

1. Lipatan kaki apakah 1/3, 2/3, bagian seluruh telapak kaki.

2. Talipes : kaki bengkok kedalam.

3. Clubfoot : otot-otot kaki tidak sama panjang, kaki jatuh kedepan

4. Refleks babinsky

5. Refleks Chaddok

6. Staping Refleks

Pemeriksaan Fisik Pada Anak (Head To Toe)

• KEPALA

1. Bentuk kepala ; makrosefali atau mikrosefali

2. Tulang tengkorak :

a. Anencefali : tidak ada tulang tengkorak

b. Encefalokel : tidak menutupnya fontanel occipital

c. Fontanel anterior menutup : 18 bulan

d. Fontanel posterior : menutup 2 – 6 bulan

e. Caput succedeneum : berisi serosa , muncul 24 jam pertama dan hilang dalam 2 hari

f. Cepal hematoma : berisi darah,muncul 24 – 48 jam dan hilang 2 – 3 minggu

3. Distribusi rambut dan warna

Jika rambut berwearna / kuning dan gampang tercabut merupakan indikasi adanya gangguan nutrisi

4. Ukuran lingkar kepala 33 – 34 atau < 49 dan diukur dari bagian frontal kebagian occipital.

Sistem Persyarafan

Sistem Adaptasi Perubahan Kulit

Sistem persyarapan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum terintegrasi secara sempurna. Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan cepat, yang dapat di prediksi selama priode bayi samapi awal masa kanak-kanak. Pada akhir tahun pertama, pertumbuhan sereblum yang di mulai pada usia kehamilan pada sekitar 30 minggu, berakhir.

perlu di perhatikan :

1. Susunan saraf pusat : aktifitas bayi, ketegangan, ubun-ubun.

2. Kulit : adanya ikterus, piodermia.

3. Jantung : adanya bising yang baru timbul kemudian.

4. Abdomen : adanya tumor yang tidak terdektesi sebelumnya.

5. Tali pusat : adanya infeksi.

di samping itu perlu di perhatikan apakah bayi sudah pandai menyusu dan ibu sudah mengerti cara pemberian ASI yang benar.

Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk pada saat lahir, tetapi masih belum matang . epidermis dan Dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Verniks caseosa juga melapisi epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung.

Rambut halus atau lanugo dapat terlihat pada wajah, bahu, dan punggung, dan biasanya cenderung menghilang selama minggu pertama kehidupan. Pelepasan kulit ( deskuamasi ) secara normal terjadi selama 2-4 minggu pertama kehidupan.

Pada waktu memulangkan dilakukan lagi pemeriksaan untuk menyakinkan bahwa tidak ada kelainan kongenital atau kelainan akibat trauma yang terlewati

• MUKA

1. Simetris kiri kanan

2. Tes nervus 7 ( facialis )

a. Sensoris : Menyentuhkan air dingin atau air hangat daerah maksilla dan mandibula dan menyebutkan apa yang dirasakan.

b. Motorik : pasien diminta mengerutkan dahi,kemudian menutup mata kuat-kuat sementara jari-jari pemeriksa menahan kedua kelopak mata agar tetap terbuka.

3. Tes nervus 5 ( trigeminus )

a. Sensorik : menyentuhkan kapas pada daerah wajah dan apakah ia merasakan sentuh tersebut

b. Motorik : menganjurkan klien untuk mengunyah dan pemeriksa meraba otot masenter dan mandibula.

Sistem Pencernaan

• LEHER.

1. Lipatan leher 2-3 kali lipat lebih pendek dari orang dewasa.

2. Periksa arteri karotis

3. Vena Jugularis

4. Posisi pasien semifowler 45 dan dimiringkan,tekan daerah nodus krokoideus maka akan tampak adanya vena.

a. Taruh mistar pada awal dan akhir pembesaran vena tersebut kemudian tarik garis imajiner untuk menentukan panjangnya.

b. Raba tiroid : daerah tiroid ditekan,dan p[asien disuruh untuk menelan,apakah ada pembesaran atau tidak.

c. Tonick neck refleks : kedua tangan ditarik, kepala akan mengimbangi.

d. Neck rigting refleks refleks : posisi terlentang,kemudian tangan ditarik kebelakang,pertama badan ikut berbalik diikuti dengan kepala.

e. Pemeriksaan nervus XII (Asesoris)

f. Menganjurkan klien memalingkan kepala, lalu disuruh untuk menghadap kedepan ,pemeriksa memberi tahanan terhadap kepala.sambil meraba otot sternokleidomasatodeus.

Kemampuan bayi untuk mencerna, menyerap dan metabolisme bahan makanan sudah adekuat tetapi terbatas pada fungsi-fungsi tertentu. Terdapat enzim untuk mengkatalisasi protein dan karbohidrat sederhana ( Monosakarida dan Disakarida ) tetapi untuk karbohidrat kompleks yang belum terdapat.

Sistem Pernafasan

TELINGA

1. Simetris kiri dan kanan

2. Daun telinga dilipat, dan lama baru kembali keposisi semula menunjukkan tulang rawan masih lunak.

3. Canalis auditorious ditarik kebawah kemudian kebelakang,untuk melihat apakah ada serumen atau cairan.

4. Pemeriksaan tes nervus VIII (Acustikus)

5. Menggesekkan rambut, atau tes bisik.

6. Mendengarkan garpu tala (Tes Rinne,Weber)

7. Starter refleks :tepuk tangan dekat telinga, mata akan berkedip.

• MATA

1. Simetris kanan kiri

2. Alis tumbuh umur 2-3 bulan

3. Kelopak mata :

a. Oedema

b. Ptosis : celah kelopak matamenyempit karena kelopak mata atas turun.

c. Enof : kelopak mata mnyempit karena kelopak mata atas dan bawah tertarik kebelakang.

d. Exoptalmus : pelebaran celah kelopak mata, karena kelopak mata atas dan bawah tertarik kebelakang.

4. Pemeriksaan nervus II ( optikus),test konfrontasi dan ketajaman penglihatan.

a. Sebagai objek mempergunakan jari

b. Pemeriksa dan pasaien duduk berhadapan ,mata yang akan diperiksa berhadapan dengan mata pemeriksa ,yang biasanya berlawanan, mata kiri dengan mata kanan,pada garis ketinggian yang sama.

c. Jarak antara keduanya berkisar 60 – 100 cm. Mata yang lain ditutup,obyek mulai digerakkkan oleh pemeriksa mulai dari samping telinga ,apabila obyek sudah tidak terlihat oleh pemeriksa maka secara normal obyek tersebut dapat dillihat oleh pasien.

d. Anak dapat disuruh membaca atau diberikan Snellen Chart.

5. Pemeriksaan nervus III ( Oculomotoris refleks cahaya)

a. Pen light dinyalakan mulai dari samping) atrau, kemudian cahaya diarahkan pada salah satu pupil yang akan diperiksa, maka akan ada rekasi miosis.

b. Apakah pupil isokor kiri atau kanan

6. Pemeriksaan Nervus IV ( Troclearis ) pergerakan bola mata

a. Menganjurkan klien untuk melihat ke atas dan ke bawah.

b. Pemeriksaan nervus VI ( Abdusen )

c. Menganjurkan klien untuk melihat ke kanan dan ke kiri.

7. Pemeriksaan nervus V( Trigeminus) Refleks kornea

a. Tutup mata yang satu dengan penutup

b. Minta klien untuk melirik kearah laterosuperior ( mata yang tidak diperiksa)

c. Sentuhkan pilinan kapas pada kornea, respon refleks berupa kedipan kedua mata secara cepat.

d. Glaberal refleks: mengetuk dahi diantara kedua mata,hasil positif bila tiap ketukan mengakibatkan kedua mata klien berkedip.

e. Doll eye refleks : bayi dipalingkan dan mata akan ikut ,tapi hanya berfookus pada satu titik.

Sistem Kekebalan Tubuh

Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal pernapasan yang dapat di pengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik ( lingkungan) yang merangsang pusat pernapasan medula oblongata di otak. Selain itu juga jadi tekanan rongga dada karena kompresi paru selama persalinan,sehingga merangsang masuknya udara ke dalam paru,kemudian timbulnya pernapasan dapat terjadi akibat interaksi sistem pernapasan itu sendiri dengan sisitem kardiovaskuler dan susunan saraf pusat. Selain itu adanya surfaktan dan upaya resfirasi dalam pernapasan dapat berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru serta mengembangkan jaringan alveolus paru agar dapat berfungsi. Surfaktan tersebut dapat mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu menstabilkan diding alveolus untuk mencegah kolaps

• MULUT

1. Bibir kering atau pecah – pecah

2. Periksa labio schizis

3. Periksa gigi dan gusi apakah ada perdarahan atau pembengkakan

4. Tekan pangkal lidah dengan menggunakan spatel,hasil positif bila ada refleks muntah ( Gags refleks)

5. Perhatikan ovula apakah simetris kiri dan kanan

6. Pemeriksaan nervus X ( VAGUS )

7. Tekan lidah dengan menggunakan spatel, dan anjurkan klien untuk memngatakan “ AH “ dan perhatikan ovula apakah terngkat.

8. Pemeriksaan nervus VII ( facialis) sensoris

• HIDUNG

1. Posisi hidung apakah simetris kiri kanan

2. Jembatan hidung apakah ada atau tidak ada, jika tidak ada diduga down syndrome.

3. Cuping hidung masih keras pada umur < 40 hari

4. Pasase udara : gunakan kapas dan letakkan di depan hidung, dan apabila bulu kapas bergerak, berarti bayi bernafas.

5. Gunakan speculum untuk melihat pembuluh darah mukosa, secret, poliup, atau deviasi septum.

6. Pemeriksaan nervus I ( Olfaktoris)

7. Tutup salah satu lubang hidung klien ,berikan bau bauan , lalu klien diminta untuk menyebutkan bau apa.Tiap hidung diuji secara terpisah.

Perkembangan sistem imunitas pada bayi juga mengalami proses penyesuaian dengan perlindungan oleh kulit membran mukosa, fungsi saluran nafas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, serta perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Perkembangan kekebalan alami pada tingkat sel oleh sel darah akan membuat terjadinya sistem kekebalan melalui pemberian kolostrum dan lambat laun akan terjadi kekebalan sejalan dengan perkembangan usia

Perubahan Fisiologis Pada Bayi Baru Lahir

Perkembangan paru-paru

Nadi

Sistem Gastrointestinal

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi adalah :

1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.

2. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara, ke dalam paru-paru secara mekanis.

3. Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler, dan susunan saraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang di perlukan untuk kehidupan.

3. Penimbunan karbondioksida ( CO2)

Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan nafas janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.

4. Perubahan suhu

Keadaan dingin akan merangsang pernafasan.

Proses menghisap dan menelan sebelum lahir sudah di mulai. Refleks gumoh dan batuk sudah terbentuk ketika bayi lahir.kemampuan menelan dan mencerna makanan masih terbatas, mengikat hubungan esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang dapat menyebabkan gumoh dan kapasitasnya sangat terbatas kurang lebih 30 cc.

Tekanan Darah

*Nadi : denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri.

*Denyut nadi: jumlah denyut jantung/mnt

Surfaktan dan Upaya Respirasi Untuk Bernafas

* Jumlah denyut nadi normal bayi baru lahir:

140 kali per menit

Sistem Peredaran Darah

Lokasi

- arteri radialis pada pergelangan tangan,

- arteri brachialis pada lengan atas,

- arteri karotis pada leher,

- arteri poplitea pada belakang lutut,

- arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis

posterior pada kaki,

- arteri femoralis pada lipatan paha,

- ictus cordis pada dinding iga, 5-7.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan ( lemak lesitin/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan di mulai pada 20 minggu kehamilan, yang jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang ( sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasaan.

Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh, maka terdapat perubahan,yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus ateriosus anatara arteri paru dan aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah,dimana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara meningkatkan atau mengurangi resistensi.

kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri, diukur dengan tensimeter (alat pengukur tekanan darah).

Dari Cairan Menuju Udara

Fungsi Sistem Pernafasan dan Kaitannya Dengan Fungsi Kardiovaskuler

5. Wajah

4. Kepala

6. Mata

3. Kulit

7. Telinga

2. Pemeriksaan suhu

8. Hidung

1. Aktifitas fisik

Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam 24 jam dan dilakukan setelah bayi berada di ruang perawatan. Tujuan pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan yang mungkin terabaikan pada pemeriksaan di kamar bersalin.

Pengukuran atropometrik

9. Mulut

Pemeriksaan reflek

10. Leher

Ekstremitas

11. Dada

Tulang belakang

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini di peras keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang di lahirkan secara SC kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan nafas yang pertama udara memenuhi ruangan trakhea dan brokus BBL. Sisa cairan di paru-paru di keluarkan dari paru-paru dan di serap oleh pembuluh limpe dan darah.

Anus

12. Payudara

Genitalia eksterna

13. Abdomen

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.

Peningkatan darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan akan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

Tujuan pemeriksaan:

  • Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar uterus yang memerlukan resusitasi.
  • Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera.
  • Menentukan apakah bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau tempat perawatan khusus.

Suhu

Pemeriksaan jenis kelamin

Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila terdapat keraguan misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau terdapat hipospadia atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya pemberitahuan jenis kelamin ditunda sampai dilakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan kromosom.

Pemeriksaan garis tengah tubuh

Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bidifa, meningomielokel dan lain-lain.

Menilai APGAR

suatu metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit dan 5 menit.

Cara menentukan nilai APGAR :

* Alat : thermometer.

* Dilakukan melalui:

-axilla (ketiak),

- anus,

-oral (mulut).

Nilai Apgar dapat juga digunakan untuk menilai respon resusitasi.

Patologi Pada Bayi

Pemeriksaan anus

Perhatikan adanya adanya anus imperforatus dengan memasukkan thermometer ke dalam anus. Walaupun seringkali atresia yang tinggi tidak dapat dideteksi dengan cara ini. Bila ada atresia perhatikan apakah ada fistula rekto-vaginal.

2. Mencari Kelainan Kongenital

Pemeriksaan di kamar bersalin juga menentukan adanya kelainan kongenital pada bayi terutama yang memerlukan penanganan segera pada anamnesis perlu ditanyakan apakah ibu menggunakan obat-obat teratogenik, terkena radiasi atau infeksi virus pada trimester pertama. Juga ditanyakan adakah kelainan bawaan keluarga disamping itu

Pemeriksaan mulut

Pada pemeriksaan mulut perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot depresor aguli oris. Pada keadaan ini terlihat asimetri wajah apabila bayi menangis, sudut mulut dan mandibula akan tertarik ke bawah dan garis nasolabialis akan kurang tampak pada daerah yang sehat (sebaliknya pada paresis N.fasiali). Pada 20 % keadaan seperti ini dapat ditemukan kelainan congenital berupa kelainan kardiovaskular dan dislokasi panggul kongenital.

3. Memeriksa cairan amnion

Pada pemeriksaan cairan amnion perlu diukur volume. Hidramnion ( volume > 2000 ml ) sering dihubungkan dengan obstruksi traktus intestinal bagian atas, ibu dengan diabetes atau eklamsi. Sedangkan oligohidramnion (volume < 500 ml) dihubungkan dengan agenesis ginjal bilateral. Selain itu perlu diperhatikan adanya konsekuensi oligohidramnion seperti kontraktur sendi dan hipoplasi paru.

Menimbang berat badan.

Kejadian kelainan congenital pada bayi kurang bulan 2 kali lebih banyak dibanding bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kecil untuk masa kehamilan kejadian tersebut sampai 10 kali lebih besar.

* Suhu tubuh normal : 360C-37,50C.

* Suhu tubuh rendah (hypothermia) : < 360C.

* Suhu tubuh tinggi : demam suhu 37,50C-380C

* febris jika suhu 380C-390C.

* hyperthermia jika suhu >400C

Pengukuran Tanda-tanda Vital

4. Memeriksa tali pusat

Pada pemeriksaan tali pusat perlu diperhatikan kesegaranya, ada tidaknya simpul dan apakah terdapat dua arteri dan satu vena. Kurang lebih 1 % dari bayi baru lahir hanya mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15 % dari pada mempunyai satu atau lebih kelainan konginetal terutama pada sistem pencernaan, urogenital, respiratorik atau kardiovaskuler.

Pemeriksaaan bayi secara cepat dan menyeluruh.

5. Memeriksa plasenta

Pada pemeriksaan plasenta, plasenta perlu ditimbang dan perhatikan apakah ada perkapuran, nekrosis dan sebagainya. Pada bayi kembar harus diteliti apakah terdapat satu atau dua korion (untuk menentukan kembar identik atau tidak). Juga perlu diperhatikan adanya anastomosis vascular antara kedua amnion, bila ada perlu dipikirkan kemungkinan terjadi tranfusi feto-fetal.

1. Sindrome gawat napas (respiratory distress syndrome, RDS) adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi pernapasan pada neonatus.

2. Sepsis Neonatorum adalah infeksi yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah.

3. Tetanus Neonatorum adalah penyakit tetanus yang bterjadi pada neonatus (bayi berusia 0-1 bulan). Tetanus sendiri merupakan penyakit toksemia akut yang menyerang susunan saraf pusat, oleh karena adanya tetanospasmin dari clostridium tetani

4. Penyakit yang terjadi pada bayi prematur berhubungan dengan belum matangnya organ-organ tubuhnya. Adapun masalah-masalah yang dapat terjadi sebagai berikut.

a. Hipotermia

b. Hipoglikemia

c. Perdarahan intrakranial

d. Rentan terhadap infeksi

e. Hiperbilirubinemia

f. Kerusakan integritas kulit

Pernapasan

cara menilai :

- frekuensi pernapasan,

- irama pernapasan,

- kedalaman pernapasan

- tipe atau pola pernapasan.

kesadaran

Jumlah pernapasan normal:

*Bayi: 30-40 kali per menit

*Anak: 20-50 kali per menit

*Dewasa: 16-24 kali per menit

-lebih dari 24 x/menit : takhipnea

-kurang dari 10 x/menit : bradipnea

-tidak bernapas : apnea.

untuk menilai status kesadaran anak

2 cara penilaian:

- kualitatif

-kuantitatif,

Pemeriksaan Bayi

Kelompok 3

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi