REVOLUSI ILMU PENGETAHUAN II
Christophorus Brian & Feraldi Andika
Thomas S. Kuhn
- ilmu berkembang secara revolusioner
Thomas
Kuhn
1. Fase pra-paradigma.
Fase pra-paradigma
- Waktu lama
- Tanpa arah dan tujuan
- Abad ke-19: Physica Aristoteles, Almagest Ptolemmaeus, Principia dan Optics Newton, Electricity Franklin, Chemistry Lavoisier, dan Geology Lyell
- belum ada usaha yang serius dan sistematis untuk mengevaluasi teoriteori
- tersebut
2. Fase sains normal
- Dominan
- "Paradigma"
- Praktik ilmiah
- Matriks-matriks disipliner
Fase sains normal
3. Fase munculnya anomali dan krisis
Fase munculnya anomali dan krisis
- Praktik ilmiah & matriks-matriks disipliner tidak dapat lagi memecahkan persoalan yang muncul
- Krisis dalam komunitas ilmu
- Mempertanyakan paradigma
4. Fase munculnya paradigma baru
- Paradigma baru
- Perlahan-lahan anggota komunitas ilmiah menerima paradigma baru tersebut
Fase munculnya paradigma baru
Science Revolution
Scientific
Revolution
Fisika
- Ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep yang berkaitan seperti energi dan gaya
- Tujuan utama: Memahami bagaimana alam semesta berkerja
Optic
Optik
- Euclid (300 BCE) > Law of reflection
- Kepler > Point by point analysis of opticalproblems
- Descartes > Light can be explained entirely in terms of matter and motion
- Newton > The theory of colours
Kimia
- Ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi.
- Philosophy, alchemy, metallurgy and medicine.
- Aristotle > Earth, water, air, fire
- Robert Boyle
Kimia
Larry Laudan
- Perubahan dalam sains terjadi secara bertahap
Mengkritik pandangan Thomas Kuhn
The ambiguity of shared standards’ argument
- Ada standar tertentu yang diterima sebagai penjustifikasi keberlakuan sebuah paradigma tetapi bersifat ambigu dalam pengoperasiannya untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul
- Posisi individualitas radikal
The collective inconsistency of rules’ argument
- Ketidakkonsistenan internal dari teori-teori yang didukung komunitas ilmiah.
- Sistem logika John Stuart Mill
The shifting standards’ argument
- Para ilmuwan perlu membedakan masalah mana yang “penting” dan harus diprioritaskan pemecahannya.
The shifting standards’ argument