Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

TREMATODA DARAH

Scistosoma japonicum

Intro

Klasifikasi

|

|

Kingdom : Animalia

Filum : Platyhelminthes

Class : Trematoda

Subclass : Digenea

Ordo : Strigeidida

Famili : Schistosomatidae

Genus : Schistosoma

Spesies : Schistosoma japonicum

The problem identifies what you want to find out.

Develop a clear statement defining the problem Make sure your problem is narrowed/specific enough. It must be testable!

Morfologi

Scistosoma japonikum

Question/Problem

State the problem in

the form of a question:

How does __________ affect _______?

What is the effect of _______ on ________?

1.

Cacing jantan mempunyai sebuah saluran (lekukan) memanjang di sebelah ventral badan yang dibentuk oleh lipatan kedua tepi lateral badan ke arah ventral dimana terdapat cacing betina, celah ini disebut dengan canalis gynecophorus (Mowafy et al.,2015)

Write down all information you already know.

Research

How do you test a

Scistosoma japonicum

Hypothesis?

Siklus hidup

It is called an

1.

3.

2.

1. Telur schistosoma dikeluarkan

bersama feses atau urin

2. Dalam kondisi yang sesuai,

telur menetas dan melepaskan

miracidia

3. yang berenang dan menembus

hospes perantara keong tertentu

4.Tahapan pada siput meliputi dua

generasi sporokista

5. dan produksi serkaria

6. Setelah dilepaskan dari siput,

serkaria yang infektif berenang,

menembus kulit inang manusia

7. Melepaskan ekor bercabangnya, menjadi schistosomulae.

8 dan 9. Schistosomulae bermigrasi

melalui sirkulasi vena

ke paru-paru,

kemudian ke jantung,

dan kemudian berkembang

di hati, keluar dari hati

melalui sistem vena portal

saat matang

10. Cacing dewasa jantan dan betina

bersanggama dan tinggal di

venula mesenterika,S. japonicum lebih sering ditemukan di vena mesenterika superior yang mengalirkan usus kecil (A)

4.

“Educated Guess”

Usually begins with

“I believe that....”

How can?

What do you do with your data?

Dari Manusia

Cara

You analyze

it and look for patterns.

When you analyze your data it helps to create graphs (Line Graphs, Bar Graphs) and complete all necessary mathematical calculations.

Larva cacing Schistosoma menembus kulit, masuk ke tubuh dan tumbuh menjadi dewasa, bertelur, lalu telurnya keluar bersama tinja. Jika penderita schistosoma buang air besar sembarangan maka telur Schistosoma akan tersebar di tanah dan lingkungan menetas menjadi larva dan masuk ke dalam tubuh keong Oncomelania.

penularan

Dari hewan

>

What do you do with

your observations?

Larva ini juga dapat masuk ke dalam tubuh hewan mamalia seperti sapi, kerbau, kuda, dan anjing. Hewan-hewan ini dapat menjadi sumber penularan dengan menyebarkan telur Schistosoma melalui tinjanya.

You record them!

Usually data is recorded in a chart or table.

Saluran air di sekitar persawahan penduduk yang turut menjadi lokasi fokus keong Oncomelania di desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Courtesy: Dinas Kesehatan Kabupaten Poso)

Question/Problem

Gejala Akut

Gejala Klinis Scistosomiasis

Gejala Kronis

Gejala skistosomiasis sering kali

tidak terlihat di awal.

Biasanya, ruam atau gatal di kulit baru

muncul beberapa hari setelah infeksi.

Pada fase akut (skistosomiasis akut),

keluhan atau gejala yang akan muncul adalah:

Rasa gatal di kulit

Ruam kulit

Demam

Batuk

Pusing

Sakit perut

Diare

Nyeri otot dan sendi

Tubuh terasa lelah dan lemas (malaise)

Anemia

Nyeri perut

Sulit berkemih

Urine berdarah

Diare dan BAB berdarah

Batuk yang terus-menerus disertai batuk berdarah

Penumpukan cairan dalam perut (asites)

Nyeri dada dan jantung berdebar

Sesak napas

Sakit kepala

Kelumpuhan pada tungkai

Kejang

Diagnosa

Laboratorium

1.

metode lain

Deteksi telur Scistosoma japonicum dengan teknik Kato-Katz atau dengan menggunakan Probabilistic Neural Network (PNN) berdasarkan citra telur cacing yang

terdapat pada feses manusia.

2.

Pemeriksaan Serologi ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) Mendekteksi AgES(Antigen ekskretori sekretori)

Pemeriksaan Molekuler

PCR( Polymerase Chain Reaction )

3.

Pencegahan dan pengobatan

Pencegahan dan pengobatan Scistosomiasis

Pencegahan :

Hindari berenang di sungai/danau air tawar terutama di daerah yang banyak terjadi kasus schistosomiasis. Berenang di laut atau di kolam renang yang sudah sudah diberi kaporit atau klorin aman dari schistosomiasis. Tidak buang air besar sembarangan terutama di sungai Memasak air sampai matang sebelum diminum Melakukan pengobatan pada penderita untuk mencegah terjadinya siklus hidup

Pengobatan :

Praziquantel dengan dosis 60 mg/kg berat badan dalam 3 dosis pada satu hari secara peroral.

Terima Kasih

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi