Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
Perwujudan Sikap Syaja'ah
1. Memiliki daya tahan yang besar
Seseorang bermental berani, jika memiliki daya tahan yang besar dalam menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya, dan mungkin saja penyiksaan, karena ia berada di jalan Allah Swt
contoh:
Bilal dan Amar bin Yasir, dan sebagian dari mereka harus rela berhijrah meninggalkan tanah airnya menuju Habasyah (Etiophia/Afrika) demi mempertahankan iman
2. Berterus terang dalam menyampaikan kebenaran
Contoh:
Nabi Musa a.s. memberi teladan kepada kita, saat beliau berhadapan dengan Firaun yang sudah melewati batas, beliau menggunakan tutur kata yang santun, sopan, dan enak didengar, serta memperhatikan betul siapa yang dihadapi, meski pada akhirnya belum berhasil mencapai sasaran.
3. Memegang rahasia
kesiapan memegang rahasia menjadi indikasi syaja’ah seorang muslim dalam medan perjuangan. Ambil contoh, di zaman Rasulullah Saw. tidak banyak sahabat yang diberi amanah memegang rahasia.
4. Mengakui kesalahan
Mengakui kesalahan menjadi ciri pribadi pemberani. Sebaliknya,
sikap tidak mau mengakui kesalahan, mencari kambing hitam atau bersikap “lempar batu, sembunyi tangan”, adalah ciri pribadi yang pengecut.
5. Objektif kepada diri sendiri
Jika lihat dengan seksama, orang-orang yang ada di sekitar kita, ada saja orang yang cenderung over estimasi terhadap dirinya, menganggap dirinya baik, hebat, mumpuni, dan tidak memiliki kelemahan serta kekurangan. Sebaliknya, ada juga yang bersikap under estimasi terhadap dirinya, yakni menganggap dirinya bodoh, tidak mampu berbuat apa-apa, dan tidak memiliki kelebihan apa pun. Kedua sikap tersebut jelas tidak proporsional dan tidak obyektif.
Orang yang berani akan bersikap objektif terhadap dirinya, bahwa setiap diri memiliki sisi baik dan buruk; kelebihan dan kekurangan.
Pidato Abu Bakar Shiddiq “Wahai manusia, aku dipilih sebagai pemimpin kalian, dan aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Jika aku berbuat baik, ikutilah aku. Jika berbuat buruk, luruskanlah aku.”
6. Menguasi diri saat marah
Pemberani itu jika seseorang mampu bermujahadah li nafsi,
melawan nafsu dan amarah, menekan beragam keinginan, meski ia memiliki kemampuan. Tetap mengendalikan diri, di tengah gempuran keinginan.
Rasulullah Saw. mengajarkan untuk tidak marah berulang- ulang. Bila masih muncul perasaan itu, maka ubahlah posisi dirinya. Bila juga masih berkobar-kobar, maka pergilah dan ambillah wudhu.
1. Syaja'ah Harbiyah
Keberanian yang berkaitan dengan peperangan, contoh: berani dalam medan perang
2. Syaja'ah Nafsiyah
Keberanian yang terkait dengan jiwa, contoh: saat menegakan kebenaran
Hubungan Syaja'ah dan Kejujuran
1. Konsisten menyuarakan kebenaran, meskipun di hadapan
penguasa zalim.
2. Setiap manusia pasti pernah bersalah.
Itu artinya, dibutuhkan manusia pemberani yang lantang mengakui kesalahannya.
3. Selalu senang berbuat baik.
Karena pada dasarnya setiap manusia akan senang, jika diperlakukan secara jujur, sebaliknya sangat marah dan benci, jika dibohongi atau dicurangi.
Faktor Seseorang memiliki Syaja'ah
1. Adanya perasaan takut hanya kepada Allah Swt
2. Kehidupan akhirat lebih dicintai dibanding dunia
3. Adanya perasaan tidak takut mati karena perbekalan amal yang cukup
4. Tidak pernah ragu dengan kebenaran
5. Ketika tidak menomorsatukan kekuatan materi
6. Terbiasa bertawakal, dan yakin adanya pertolongan Allah Swt.
Isi Kandungan
1. Menjadi penegak keadilan yang sempurna.
2. Setiap muslim harus menjadikan keadilan sebagai kepribadian yang melekat di dalam dirinya
3. Jika menjadi saksi, harus dipenuhi dengan kejujuran.
4. Mendahulukan keadilan, baru kesaksian, dikarenakan betapa banyak orang hanya pandai menyuarakan keadilan, tetapi dirinya sendiri melupakan
5. Keadilan tidak mengenal kaya miskin, keturunan terhormat atau orang biasa, semua diperlakukan secara sama dalam bingkai keadilan, dan semua itu membutuhkan kejujuran yang konsisten