Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
Andrea Ratu Elizabeth
Azriel Zharif Adha Ekta Putra
Danisha Izmi Baihaqi
Hanna Tuzzakiyah Aris
Moza Habsari Amaliana Fatimah
-Mengawali ekspedisinya tahun 1605, VOC telah berhasil mengusir Portugis di Ambon.
-Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki tentara VOC yang kemudian oleh VOC diberi nama Benteng “Nieuw Victoria”.
-Pada tahun 1610, diciptakan jabatan baru dalam organisasi VOC, yakni jabatan gubernur jenderal. Gubernur jenderal merupakan jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan kekuasaan di negeri jajahan VOC.
-Di samping itu juga dibentuk “Dewan Hindia” (Raad van Indie). Tugas “Dewan Hindia” ini adalah memberi nasehat dan mengawasi kepemimpinan gubernur jenderal.
Pieter Both
Gerard Reynst
1602-1614
1614-1615
Laurens Reael
Jan Pieterzoon Coen
1615-1619
1619-1623
-Merupakan gubernur jenderal pertama VOC.
-Pada tahun 1610, Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di Banten, di tahun yang sama ia juga meninggalkan Banten dan memasuki Jayakarta.
-Pada tahun 1611, Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, guna pembelian sebidang tanah seluas 50 x 50 vadem (satu vadem sama dengan 182 cm) yang berlokasi disebelah timur Muara Ciliwung.
-Both juga berhasil mendirikan pos perdagangan di Ambon dan mengadakan perjanjian dengan Maluku.
-Masa jabatan dari Reynst hanya berlangsung 1 tahun.
-Berhasil membangun Gedung Mauritius yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung.
-Dikenal gubernur jenderal yang paling berani dan kejam serta ambisius.
-Kota Jayakarta dibumihanguskan oleh J.P. Coen pada tanggal 30 Mei, 1619 dan dibangun kota baru bernama “Batavia” diatas puing-puing Kota Jayakarta.
-Cara-cara VOC meningkatkan eksploitasi kekayaan alam :
1. Merebut pasaran produksi pertanian, yaitu dengan memonopoli rempah-rempah di Maluku.
2. Tidak ikut secara aktif dalam kegiatan produksi hasil pertanian. Hasil pertanian dibiarkan berada di tangan kaum pribumi, dan VOC dapat mendapatkannya dengan cara memaksa.
3. VOC berusaha keras untuk menduduki tempat-tempat yang strategis. Cara yang
dilakukan selain kekerasan dan peperangan, dan juga politik adu domba
(devide et impera).
4. VOC campur tangan (intervensi) terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara.
5. Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional tetap dipertahankan dengan
harapan bisa diperalat oleh VOC.
-Pada tahun 1623, J. P. Coen kembali ke Belanda dan menyerahkan kekuasaan nya kepada Pieter de Carpentier. Namun, pimpinan VOC di Belanda meminta J. P. Coen untuk memerintah kembali untuk kedua kalinya.
-Batavia dijadikan markas besar VOC. Selain itu, Batavia juga menjadi pusat perdagangan dan jalur yang menghubungkan perdagangan di Nusantara bagian barat dengan Malaka, India, dan Nusantara bagian timur.
-VOC semakin serakah. Sebagai contoh, Mataram Islam telah dapat dikendalikan. Pada tahun 1749, Raja Pakubuwana II yang sedang dalam sakit keras dipaksa menandatangani naskah penyerahan kekuasaan Kerajaan Mataram Islam.
-Setelah mengalahkan Portugis pada tahun 1641, VOC berhasil menguasai Malaka.
-Kerajaan Makassar dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin berhasil dikalahkan setelah terjadi Perjanjian Bongaya (1667).
-Sejak abad ke-16, sistem ekonomi yang berkembang di Eropa adalah merkantilisme. Merkantilisme merupakan sistem ekonomi yang menekan peraturan dan praktik ekonomi pemerintahan suatu negara dengan tujuan memperluas kekuasaan dengan mengorbankan kekuatan nasional dengan saingannya.
-Ciri sistem ekonomi merkantilisme yaitu, koloni di luar negaranya sendiri dan melakukan monopoli perdagangan. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke dunia timur telah melahirkan koloni-koloni di berbagai wilayah.
Pada tahun 1598, pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten Generaal) mengajak kongsi-kongsi dagang Belanda yang ada untuk bekerjasama dan mengusulkan untuk membentuk sebuah perusahaan dagang yang besar. Usulan ini baru terealisasi empat tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1602.
VOC
Vereenidge Oost Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur / Kongsi Dagang Hindia Timur”. VOC secara resmi didirikan di Amsterdam, pada tanggal 20 Maret 1602.
1. Menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama kelompok atau kongsi pedagang Belanda yang telah ada.
2. Memperkuat kedudukan para pedagang Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain.
3. Sebagai kekuatan revolusi (dalam perang 80 tahun), sehingga VOC memiliki tentara.
VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang direktur, sehingga disebut “direktur tujuh belas” atau disebut juga dengan Heeren XVII. Heeren XVII ini maksudnya para tuan, misal Lord, Duke, Count, dari 17 provinsi yang ada di Belanda sebagai pemilik saham VOC. Mereka terdiri dari delapan perwakilan kota pelabuhan dagang belanda.
4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat.
5. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri.
6. Mengangkat pegawai sendiri.
7. Memerintah di negeri jajahan.
1. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk Kepulauan Nusantara.
2. Membentuk angkatan perang sendiri.
3 Melakukan peperangan.
Pada abad ke-17 sampai awal abad ke-18, VOC mengalami puncak kejayaan. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC menyebar luas. Namun dibalik itu, banyak persoalan-persoalan yang muncul. Pada tahun 1749, terjadi perubahan yang mendasar dalam lembaga kepengurusan VOC.
Pada 27 Maret, 1749, Parlemen Belanda mengeluarkan UU yg menetapkan bahwa Raja Willem IV sebagai penguasa tertinggi VOC. Pengurus VOC mulai akrab dengan pemerintah Belanda. Kepentingan pemegang saham terabaikan. Pengurus tidak lagi memajukan usaha perdaganggannya, tetapi berpikir untuk memperkaya diri. Keuntungan VOC semakin merosot. Pada tahun 1673 VOC tindak mampu membayar dividen.
24 Juni 1719
Pada tanggal 24 Juni 1719, Gubernur Jenderal Henrivus Zwaardecroon mengeluarkan ordonansi untuk mengatur secara rinci cara penghormatan terhadap Gubernur Jenderal, kepada Dewan Hindia beserta Istri dan anak-anaknya. Dan pada tahun 1754, Gubernur Jenderal Jacob Mosel mengeluarkan ordonansi baru. Ordonansi ini mengatur kendaraan kebesaran.
Beban Hutang VOC
Beban utang VOC semakin berat, sehingga akhirnya VOC bangkrut dan gulung tikar. Bahkan ada sebuah ungkapan, VOC singkatan dari Vergaan Onder Corruptie (tenggelam karena korupsi).
Dalam kondisi bangkrut, VOC tidak dapat berbuat banyak. Menurut penilaian pemerintah, keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang menjalankan roda pemerintahan di negeri jajahan tidak dapat dilanjutkan lagi.
Bubarnya VOC
Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bubar. Semua utang piutang dan segala milik VOC diambil alih oleh pemerintah belanda. Pada saat itu, Gubernur Jenderal terakhir (Van Overstraten) masih harus bertanggung jawab tentang keadaan di Hindia-Belanda. Ia bertugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris.