KELOMPOK 4
Perlawanan Tuanku Imam Bonjol
Anggota Kelompok :
Anggota Kelompok
1. Muhamad Lutfi
2. Raqi Faza Ismail
3. Shafa Haura Fritha Zhafirah
4. Sofie Cahya Ramadhani
5. Herawati
6. Fera Fadya Prasetyo
Latar Belakang Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol, Luhak Agam, Pagaruyung pada 1 Januari 1772 dengan nama Muhammad Syahab. Dia selanjutnya dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Syekh Muhammad Said Bonjol atau Inyik Bonjol.
Perang Padri
Latar Belakang Perang Padri, yaitu tokoh Tuanku Imam Bonjol. Terjadinya perang Padri disebabkan karena beberapa faktor seperti perselisihan dengan kaum Adat dan campur tangan Belanda.
• Adanya gerakan Wahabi di Sumatera Barat yang dilakukan kaum Padri. Tujuan dari gerakan ini untuk mengajarkan syariah di Sumatera sesuai ajaran Islam.
• Ajaran agama ini ditentang oleh kelompok penghulu yang menganggap dirinya keturunan raja Minangkabau. Kelompok penentang ini adalah Kaum Adat. Kebiasaan dan tradisi kaum adat bertentangan dengan hukum Islam. Sehingga para ulama ingin menerapkan cara-cara Islam di masyarakat.
• Adanya campur tangan Belanda yang mengawali terjadinya perang Padri. Kolonial Belanda ketika itu berpihak pada kaum Adat. Mereka mengadakan perjanjian antara Residen de Puy dan Tuanku Suruaso bersama 14 penghulu adat lain. Perjanjian ini diadakan 10 Februari 1821 yang berisi pasukan Belanda menduduki Sumatera Barat.
• Perjanjian dengan Belanda ini ditandatangani di Padang. Belanda mendapat keuntungan atas wilayah penguasaan pedalaman Minangkabau.
Fase Pertama (1821-1825)
Fase Pertama
(1821-1825)
- Kesatuan kaum Padri yang berpusat di Bonjol dipimpin oleh (Tuanku Imam Bonjol)
- September 1821 kaum Padri dipimpin oleh Tuanku Pasaman menyerang pos-pos Belanda di Simawang, Soli Air, dan Sipinang
- Pasukan Tuanku Nan Renceh melawanpasukan Kapten Goffinet
- September 1822 kaum Padri berhasil mengusir Belanda dari Sungai Puar, Guguk Sigandang, dan Tanjong Alam
- 1823 pasukan Padri berhasil mengalahkan Belanda di Kapau
- 26 Januari 1824 disepakatinya Perjanjian Masang antara Belanda dan kaum Padri di Alahan Panjang, tetapi kesepakatan tersebut segera batal karena Belanda mengingkarinya
Fase Kedua (1825-1830)
Fase Kedua
(1825-1830)
Kolonel De Stuers berusaha mengadakan kontak dengan tokoh-tokoh kaum Padri untuk menghentikan perang dan melakukan perjanjian damai, tetapi kaum Padri tetap menolaj. Belanda lalu meminta bantuan pada saudagar Arab, Sulaiman Aljufri, untuk membujuk para pemuka kaum Padri agar mau berdamai. Tuanku Imam Bonjol tetapi menolak, tetapi akhirnya Tuanku Nan Renceh menyetujuinya
Isi Perjanjian Padang (15 November 1825)
Perjanjian Padang
- Belanda mengakui kekuasaan pemimpin Padri di Batusangkar, Saruaso, Padang Guguk Sigandang, Agam, Bukittinggi, dan menjamin sistem agama di daerahnya.
- Kedua belah pihak tidak akan saling menyerang
- Kedua pihak akan melindungi para pedagang dan orang-orang yang sedang melakukan perjalanan
- Secara bertahap Belanda akan melarang adu ayam
Fase Ketiga (1830-1838)
Fase Ketiga (1830-1837)
- Agustus 1835 Benteng di perbukitan Bonjol jatuh ke tangan Belanda
- Agustus 1837 Benteng Bonjol berhasil dilumpuhkan oleh Belanda namun Imam Bonjol dan beberapa orang lainnya berhasil meloloskan diri
- Oktober 1837 Imam Bonjol menerima tawaran damai Residen Francis demi keselamatan warganya. Namun beliau dijebak lalu ditangkap dan dibuang ke Cianjur
- Kaum Padri dan kaum Adat bersatu untuk melawan Belanda
- Agustus 1831 Belanda menguasai Benteng Marapalan karena ada 2 orang Padri yang berkhianat
- 1832 Belanda mendapat bantuan pasukan dari Jawa lalu melakukan serangan kembali
- 1834 Belanda memusatkan penyerangan Imam Bonjol di Bonjol
- Juni 1835 Belanda menyerang Benteng Bonjol
YUK YANG MAU BERTANYA SILAHKAN !
QNA !