Implementasi ERP Pada UKM dengan Design-Reality Gap Model:
Studi Kasus Implementasi SAP B1 di PT CP
SADDAM ZUBEIR SIREGAR
AZWAZI
PENDAHULUAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berperan penting dalam mendukung proses bisnis perusahaan.TIK sudah banyak diadopsi oleh perusahaan besar, sedangkan adopsi TIK oleh pelaku UKM Indonesia masih rendah. Rendahnya adopsi TIK oleh pelaku UKM menurut Wahid dan Izwari. karena manfaaat potensial yang ditawarkan TIK tidak sesuai dengan kebutuhan UKM di Indonesia yang operasionalnya masih menggunakan metode tradisional.
Lebih lanjut Wahid dan Izwari berpendapat, perlu menumbuhkan kesadaran akan potensi TIK dalam mendukung proses bisnis pada UKM.
Penelitian implementasi ERP di UKM yang ditemukan di Indonesia sangat terbatas. Dua diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mudiantono (2013) dan penelitian oleh Falgenti dan Pahlevi (2013).
Penelitian Mudiantono (2013) menguji 6 variabel yang mempengaruhi kesuksesan implementasi ERP pada pelaku UKM di Jawa Tengah. Keenam variabel yang diuji yaitu:
DukunganManajemen Puncak,
Projek Manajemen yang efektif,
Business Process Reengineering,
Pemilihan software dan hardware,
Pendidikan dan pelatihan,
dukungan vendor.
UKM dan TIK Perubahan iklim pasar yang cenderung makin bebas, menghadirkan berbagai tantangan, kesempatan, dan peluang bagi UKM. Mereka dituntut untuk meningkatkan daya saingnya terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Tingginya biaya implementasi merupakan masalah utama bagi pelaku UKM (Supramaniam et al. 2004). Sebenarnya biaya besar yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang akan diperoleh
Model Kesenjangan Rancangan-realitas Model kesenjangan rancangan-realitas (designreality gap) dibangun oleh Heeks (2002). Model ini sebelumnya telah diaplikasikan untuk mengevaluasi proyek sistem informasi di negara berkembang seperti; E-government sistem Informasi kesehatan
Tujuh dimensi dalam model ini terdiri dari:
Informasi: Penyimpanan data, alur data, dan lain-lain
Teknologi: perangkat keras dan perangkat lunak
Proses: aktivitas pengguna dan yang lain
Tujuan dan Nilai: faktor yang terlibat seperti budaya dan politik.
Penempatan dan kemampuan pegawai: keduanya adalah aspek kuantitatif dan kualitatif dari kompetensi.
Sistem dan struktur manajemen g.Sumber daya yang lain: khususnya waktu dan uang
Metode Penelitian dan Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus tunggal. Dengan pendekatan studi kasus memungkinkan peneliti mempertajam teori yang ada dengan menunjukkan kesenjangan dan mengisi kesenjangan tersebut, peneliti dapat melakukan pengungkapan dan penemuan teori baru
untuk meningkatkan validitas data agar data yang digunakan untuk dianalisa adalah data yang bermanfaat. Pengumpulan data dilakukan melalui:
Pertama : wawancara dengan konsultan dari PT.FID Wawancara juga dialakukan dengan pemeran utama implementasi ERP di PT. CP, yaitu tim internal terdiri dari;
manajer keuangan, supervisor akuntansi,
manejer produksi,
Dua orang sistem administrator,dan
Beberapa orang pengguna di kantor pusat dan kantor pemasaran di kota Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar.
Kedua
observasi sistem informasi ERP di kantor pusat Jakarta dan kantor pemasaran di empat kota dilakukan untuk melihat bagaimana penggunaan sistem ERP. Untuk memperkuat validitas, hasil obervasi di konfirmasi ulang kepada pihak terkait melalui wawancara singkat.
ketiga
analisa dokumen meliputi dokumen rancangan sistem dan dokumen proyek implementasi untuk mendapatkan gambaran umum organisasi, terdiri dari; sistem ERP itu sendiri dan stakeholder yang terlibat. Selain itu juga untuk melihat data spesifik seperti spesifikasi rancangan dan kemampuan sistem.
4. Analisa
Analisa awal sistem ERP dengan model kesenjangan rancangan-realitas Pada tahap ini dilakukan analisa untuk melihat kesenjangan antara rancangan awal sistem ERP dengan kondisi di PT. CP sesaat sebelum implementasi dilakukan. Penilaian dilakukan menggunakan analisa kualitatif kemudian memberikan nilai tingkat kesenjangan terhadap hasil penelitian. Pada analisa awal ini ditemukan jumlah total kesenjangan 38, rinciannya dapat dilihat pada masing-masing dimensi dibawah ini:
Tingkat kesenjangan Informasi Tingkat Kesenjangan Teknologi Tingkat Kesenjangan Proses Tingkat kesenjangan Tujuan dan nilai Tingkat Kesenjangan Sistem dan Struktur Manajemen Tingkat kesenjangan Kemampuan dan Penempatan Staf Tingkat Kesenjangan Sumber daya lain. dll
Pembahasan
Sebelum proses implementasi ERP dilaksanakan di PT. CP ditemukan kesenjangan yang cukup besar pada dimensi informasi. Data yang dibutuhkan untuk proses implementasi tidak lengkap dan model database yang digunakan sebelum implementasi juga tidak cocok dengan kebutuhan implementasi ERP SAP. Selama proses implementasi seluruh stakeholder telah melakukan usaha-usaha memperkecil kesenjangan pada masing-masing dimensi.
Simpulan dan Saran
Penjelasan tentang usaha-usaha yang dilakukan untuk mewujudkan rancangan dengan mengubah realitas yang tidak sesuai membuat kompleksitas implementasi ERP di PT. CP dapat lebih mudah dipelajari melalaui uraian pada masing-masing dimensi. Penjelasan ini dapat memberikan gambaran menyeluruh dan pemahaman baru tentang implementasi ERP bagi pelaku UKM lainnya. Dalam penjelasan ini juga dideskripsikan bagaimana PT. CP menyusun strategi perencanaan implementasi ERP.
Tujuan implementasi ERP di PT. CP dapat dicapai karena masing-masing stakeholder berbagi target implementasi. Target implementasi tidak hanya dibebankan kepada manajer keuangan sebagai kepala proyek, tapi dibagi-bagi kepada para pengguna kunci.