Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
KELOMPOK 9
Dalam dunia perbankan, kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis. Kesehatan perbankan, yaitu kemampuan sistem perbankan untuk menyelenggarakan kegiatan jasa perbankan secara baik dan teratur serta memenuhi semua persyaratan wajib beserta tingkatannya, biasanya sesuai dengan ketentuan perbankan. Kesehatan bank mempengaruhi semua pihak yang saling terkait, termasuk pengguna jasa perbankan, pemilik dan pengelola bank, dan pemerintah. Kinerja bank yang buruk dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat, sehingga peran bank dalam menjaga kinerja sangat penting untuk menjaga kesehatan. Hal ini memungkinkan untuk diterbitkan dan dilaksanakannya pedoman-pedoman dengan tujuan memelihara dan membangun kesehatan perbankan yang baik.
Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perbankan yang meliputi badan usaha, kegiatan usaha, pelaksanaan dan tahapan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dilakukan (Julius R. Latumaerissa, 2017). Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang mampu menghimpun dana masyarakat dalam bentuk penitipan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, sehingga mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat (Kasmir, 2014).
Peran utama Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah menjaga tingkat kesehatan bank. Ini berasal dari perannya mengelola dan mengawasi kegiatan kinerja bank. Oleh karena itu, pada tanggal 30 April 1997, Direksi Bank Indonesia mengumumkan keputusan mengenai tahapan penilaian tingkat kesehatan Bank Indonesia.Penggunaan metode ini dalam melakukan penilaian kesehatan tersedia melalui CAMELS (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk). Metode ini diterbit pada tahun 2004 sebagai Peraturan Perbankan Indonesia No. 6 Tahun 2004. Tujuh tahun setelah diperkenalkannya metode CAMELS, pada 1 Januari 2022 Keputusan Bank Indonesia No.13 Tahun 2001 telah menggantikan aturan terbaru tentang penilaian kesehatan perbankan umum dengan Risk Based Bank Rating (RBBR) yang mengacu pada orientasi risiko serta pendekatan Good Corporate Governance namun tidak mengabaikan dua indikator lainnya: profitabilitas dan permodalan yang memadai.
Bank Mega Syariah adalah salah satu dari sedikit bank syariah di Indonesia. Bank ini merupakan cabang dari Perusahaan Asuransi Tugu, atau Bank Tugu, yang didirikan pada tahun 1990-an. Bank Syariah berubah menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia atau BSMI diluncurkan pada tanggal 25 Agustus 2004.Dalam kegiatan perbankan sebagai saluran pendanaan, bank tentunya membutuhkan sumber pendanaan. Sumber dana sendiri, yaitu dari bank, masyarakat dan lembaga keuangan lainnya. Jika sebuah bank dalam keadaan keuangan yang baik, pelanggan dan pemegang saham akan tetap loyal kepada bank tersebut.
Tingkat Kesehatan Bank
Kesehatan bank mempengaruhi seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat umum pengguna jasa perbankan, pemilik dan penyelenggara bank, serta pemerintah. Kesehatan Bank digunakan untuk menilai apakah kegiatan bank sejak awal sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, kesehatan bank merupakan alat bagi pengawas untuk menentukan atau menetapkan strategi.
Menurut Iswi Hariyani dalam buku Restrukturisasi & Penghapusan Kredit Macet (2010), yang dimaksud dengan tingkat kesehatan suatu bank yaitu hasil penilaian secara kualitatif atas berbagai aspek yang mempengaruhi kondisi atau kinerja bank. Dalam bukunya “Manajemen Kesehatan Bank Berbasis Risiko” (2016), Ikatan Bankir Indonesia (IBI) mendefinisikan kesehatan bank sebagai hasil penilaian kualitatif dan/atau kuantitatif.
Faktor dan Indikator Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2021) karya Prima Andreas Siregar, disebutkan jika ada empat faktor penting dalam penilaian tingkat kesehatan bank.
1. Profil risiko (risk profile)
Profil Risiko merupakan penilaian terhadap risiko yang melekat dan kualitas praktik manajemen risiko dalam operasional Bank.
2. Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance (GCG) merupakan penilaian terhadap kepemimpinan bank dalam melaksanakan Prinsip-prinsip GCG sesuai dengan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning and Capital), struktur tata kelola, proses tata kelola, dan keluaran tata kelola.
3. Rentabilitas (earnings)
Profitabilitas (keuntungan) merupakan penilaian terhadap kinerja laba bank, sumber dan keberlanjutannya. Profitabilitas adalah kemampuan bank untuk menghasilkan laba. Penilaian profitabilitas didasarkan pada:
a. Laba sebelum pajak selama 12 bulan terakhir dibandingkan dengan rata-rata volume transaksi selama periode yang sama.
b. Perbandingan beban usaha dan laba usaha selama 12 bulan terakhir.Permodalan (capital)
4. Permodalan (capital)
Permodalan adalah penilaian faktor permodalan, termasuk kecukupan modal dan tingkat manajemen
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitaif adalah penelitian terhadap suatu objek untuk memuat deskripsi dan gambaran sistematis mengenai fakta- fakta objek yang diteliti, dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis (Setiawan et al., 2018). Tahapan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu mengumpulkan data dari laporan keuangan PT. Bank Mega Syariah serta literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Menganalisis dan melakukan pemeringkatan masing-masing analisis Profil Risiko (NPF dan FDR), Rentabilitas/Earnings (ROA dan NIM), serta Permodalan (CAR) PT. Bank Mega Syariah Periode tahun 2018-2022. Dan Menetapkan Peringkat Komposit (PK) Tingkat Kesehatan PT. Bank Mega Syariah serta memberikan penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank Mega Syariah dengan menggunakan metode RBBR periode tahun 2018– 2022.