Loading…
Transcript

BAGAIMANA MEMBUMIKAN ISLAM DI INDONESIA ?

KELOMPOK 5 :

1. Yenzy Anasa Dinahaq (D22.2019.02673)

2. Hani Fadhila Raihan (D22.2019.02676)

3. Naura Widad Hasna (D22.2019.02683)

JURUSAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

Ada tiga situasi yang mendorong terjadinya peristiwa pewahyuan secara lisan, yaitu

Adanya pertanyaan tentang sebuah masalah

Menelusuri Transformasi Wahyu dan Implikasinya terhadap Corak Keberagamaan

Problematika sosial-budaya yang harus dicarikan solusinya

Misi kenabian untuk merombak budaya suatu umat

Menunjukkan bahwa ekspresi tentang Islam tidak bisa tunggal. Hal itu dikarenakan Islam tidak lahir di ruang hampa sejarah.

Kesimpulan BAB I

Tabiat, karakter, tradisi, budaya, lingkungan, dan lain-lain menjadi penentu dan pembeda corak berpikir, cara bersikap, dan bentuk ekspresi seseorang, bahkan masyarakat.

Islam mengajarkan untuk bertutur kata halus dan penuh makna. Ini tidak berarti orang Batak atau orang Arab harus berbicara dengan nada lembut seperti orang Jawa.

Agama diyakini memiliki nilai-nilai transenden sehingga sering dipahami sabagai suatu dogma yang kaku. Namun, nilai-nilai budaya relatif dipandang lebih fleksibel sesuai kesepakatan-kesepakatan komunitas untuk dijadikan sebagai standar normatif.

Menanyakan Alasan Perbedaan Ekspresi dan Praktik Keberagamaan

Karena adanya perbedaan karakter agama dan budaya itulah maka sering kali nilai-nilai agama dipertentangkan dengan nilai-nilai budaya lokal yang sebenamya telah rnempengaruhi perilaku sosial seseorang.

Islam Masuk ke Indonesia

Mulanya Islam masuk ke Indonesia melalui pedagang dari Gujarat dan Malabar India. Lalu belakangan masuk pula pedagang dan dai-dai Islam dari Hadramaut, di samping saudagar-saudagar Islam dari Cina.

Islam Masuk ke Indonesia

Islam yang masuk ke Indonesia adalah Islam sufistik yang memang memiliki karakteristik terbuka, damai, dan ramah terhadap perbedaan.

Rasul telah mencontohkan cara melakukan akulturasi antara ajaran lslam dan tradisi bangsa Arab pada abad ke-7.

Ada tiga mekanisme yang dilakukan beliau untuk menyikapi tradisi yang telah berkembang kala itu :

Menerima dan melestarikan tradisi yang dianggap baik

Mekanisme

Menerima dan memodifikasi tradisi yang secara substansi sudah baik

Menolak tradisi yang dianggap melanggengkan nilai, moralitas, dan karakter jahiliah, dan menggantikannya dengan tradisi baru yang memperkuat nilai, moralitas, dan karakter islami

Berbicara tentang karakteristik muslim Indonesia, artinya berbicara tentang relasi antara budaya Indonesia dan ajaran Islam.

Karakteristik

Semula lslam dibentuk dalam budaya Arab, lalu seiring dengan penyebaran Islam, ia pun termanifestasi dalam budaya-budaya lainnya.

Pada periode itu berkembang pemikiran revivalisme Islam dengan semangat mengembalikan kemurnian Islam untuk kejayaan umat Islam.

KESIMPULAN BAB II

Dengan demikian, ditengah adanya dua corak utama keberagamaan umat Islam di Indonesia yaitu :

Kesimpulan BAB II

Sufistik Tradisionalis

Sufistik Tradisionalis

Kelompok ini sangat akomodatif terhadap perbedaan dan pengaruh luar, bahkan toleran terhadap praktik-praktik keagamaan yang tidak sejalan dengan rasionalitas dan norma-norma Islam sendiri.

Revivalis Fundamentalis

Revivalis Fundamentalis

Kelompok ini lebih rasional dalam menyikapi tradisi keagamaan, namun cenderung eksklusif dan agresif terhadap praktik-praktik yang dianggap tidak memiliki dasar hukum dalam ajaran Islam.

Akulturasi Islam dengan budaya Iokal tertentu menunjukkan adanya upaya pribumisasi Islam.

Istilah pribumisasian diperkenalkam oleh Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) sebagai alternatif dalam upaya pencegahan praktik radikalisme agama.

MenggaIi Sumber Historis, Sosiologis tentang Pribumisasi Islam

Dakwah Wali Songo di Pulau Jawa merupakan contoh kongkret dakwah yang sengaja melakukan inkulturisasi Islam.

Para wali mempergunakan instrumen-instrumen kebudayaan yang ada untuk memasukkan pesan-pesan Islam.

Menggali Sumber Historis

Misalnya : tradisi selamatan tiga hari, tujuh hari, seratus hari, pagelaran wayang

Oleh para wali momen dan forum kumpul-kumpul tersebut dibiarkan, tetapi dimodifikasi dengan membaca Yasin, Tahlil Tasbih, Tahmid, dan Selawat, dengan diselingi pesan-pesan keagamaan.

Sebelum Islam datang, penduduk Indonesia telah menganut agama, baik yang masih primitif seperti animisme-dinamisme maupun yang sudah berbentuk agama formal seperti Hindu atau Buddha.

Menggali Sumber Historis

Keberhasilan Islamisasi generasi awal setidaknya disebabkan oleh dua faktor yaitu :

1. Faktor Strategi Dakwah

2. Faktor Daya Tarik ajaran Islam itu sendiri.