Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
KELOMPOK 1
Kelompok 1
Kelompok 1
Adhani Vansurna
Della Fitriani
M. Jabbar Alfian Sena
Muhammad Dailan
Retno Tri Aprillia
Sofita Permata Sari
Guru Pembimbing : Anggie Resty Fauzie
XI. IPA 2
SMA NEGERI 1 PALEMBANG
latar belakang
latar belakang
Dewasa ini perkembangan bahan sangat mudah didapat langsung dari alam. Bahan tersebut dapat berasal dari tanah maupun tumbuhan. Semakin mudah didapatnya bahan tersebut, kemungkinan untuk mengubahnya menjadi barang bermanfaat semakin besar. Bahan tersebut terdiri dari bahan yang lunak maupun keras. Seiring berjalannya waktu, maka semakin bagus barang yang dihasilkan. Barang yang bagus tersebut biasanya berasal dari bahan yang keras agar tidak mudah rusak dan mudah digunakan. Barang yang dihasilkan tersebut biasanya digunakan untuk hiasan rumah atau kebutuhan tersendiri. Barang yang dihasilkan dibuat oleh pengrajin. Pengrajin yang membuat barang-barang tersebut dinamakan kerajinan. Pengrajin membuat kerajinan untuk meningkatkan devisa yang menjadi komoditi negara. Sehingga banyak pengrajin yang menciptakan produk kerajinan dari bahan keras. Bahan keras dinilai lebih menampilkan nilai estetika yang akan menambah daya tarik. Semakin banyaknya daya tarik, maka semakin besar harga jual yang dipasang. Untuk itu, masyarakat diharapkan memiliki banyak pengetahuan untuk membuat kerajinan dari bahan keras. Hal inilah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini.
rumusan masalah
rumusan masalah
Bahan keras dinilai lebih menampilkan nilai estetika yang akan menambah daya tarik .
Dari perumusan masalah tersebut, terdapat pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana bahan pembuatan kerajinan bahan keras ?
2. Bagaimana dengan aneka produk kerajinan bahan keras ?
3. Apa unsur produk dan motif produk ?
4. Bagaimana perencanaan proses produksi ?
tujuan
tujuan
1. Untuk mengetahui bahan pembuatan kerajinan bahan keras.
2. Untuk mengetahui aneka produk kerajinan bahan keras.
3. Untuk mengetahui unsur produk dan motif produk.
4. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai produksi kerajinan bahan keras.
manfaat
manfaat
1. Menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang kewirausahaan.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai produksi kerajinan bahan keras.
3. Melatih keterampilan berpikir kritis, dan kreatif penulis dalam mengumpulkan informasi.
Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara untuk meningkatkan devisa.
Bahan keras alami adalah bahan yang diperoleh di lingkungan sekitar dan kondisi fisiknya keras. Bahan keras alami mudah didapatkan dan relatif murah karena beberapa bahan bisa kita ambil langsung di sekitar kita, contohnya yaitu :
kayu, biji – bijian, bambu, batu, rotan, dan lain-lain.
Bahan keras buatan adalah bahan-bahan yang diolah menjadi keras sehingga dapat digunakan untuk membuat barang-barang kerajinan seperti : kaca, kaleng, logam (tembaga, perak, kuningan, emas dan alumunium), semen, kawat, timah, besi, dan lain-lain.
Kerajinan logam menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak, dan lain-lain. Teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bahan logam banyak dibuat sebagai perhiasan, kemudian berkembang sebagai benda hias dan benda fungsional lainnya, seperti : gelas, kap lampu, perhiasan, wadah serbaguna, dan piala. Logam memiliki sifat keras, sehingga dalam pengolahannya memerlukan teknik bakar.
Karya kerajinan ukir kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka, dan lain-lain.
Beberapa teknik dalam pembuatan kerajinan bahan alam dari bambu adalah teknik anyaman dan teknik tempel atau sambung.
Rotan bersifat kuat dan lentur sebagai kerajinan dengan teknik anyaman. Misalnya meja, kursi, almari, tempat makanan, dan lain-lain.
Batu hitam yang keras dan batu padas berwarna putih atau cokelat yang lunak banyak dimanfaatkan untuk produk kerajinan. Teknik pengolahan untuk batu hitam dan batu padas banyak menggunakan teknik pahat dan teknik ukir. Kerajinan batu banyak digunakan untuk hiasan interior dan eksterior.
Kaca serat (fiberglass) adalah serat gelas berupa kaca air yang ditarik menjadi serat tipis. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain. Kemudian, diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi. Campuran fiberglass terdiri atas cairan resin, katalis, serat fiber, sabun krim silicon, serta talk untuk memekatkan warna.
Unsur estetika adalah nilai keindahan yang merupakan sebuah karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman estetis yang diperolah saat seseorang mencerap objek seni atau bisa juga sebagai sebuah objek yang memiliki unsur keindahan. Nilai-nilai keindahan karya seni yang memiliki 4 prinsip yaitu:
UNSUR ERGONOMIS
Unsur ergonomis disebut dengan fungsi pada suatu produk. Dalam perkembangannnya, kerajinan tidak dapat melepaskan diri dari unsur-unsur seni pada umumnya. Sentuhan-sentuhan estetik dapat mewujudkan karya kerajinan atraktif dan bernilai ekonomis
TEKNIK COR (CETAK TUANG)
Teknik cor merupakan teknik pembutan karya seni rupa terapan dengan cara mencairkan terlebih dahulu bahan yang akan dibuat karya seni rupa terapan kemudian bahan-bahan yang sudah mencair dicetak menjadi sebuah karya seni rupa baik berupa kerajinan dari logam, seperti hiasan pada pagar besi, patung perunggu, lencana perak, gelas atau vas bunga dari kaca, dan lain sebagainya.
MACAM-MACAM TEKNIK COR
Teknik tuang berulang menggunakan dua keping ceakan yang terbuat dari batu dan dapat digunakan berulang kali sesuai dengan kebutuhan. Teknik tuang berulang digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana.
Teknik tuang sekali pakai dibuat pada benda perunggu yang bentuknya lebih rumit, seperti arca dan patung. Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat. Selanjutnya model dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian benda dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terbentuk rongga. Tuangkan perunggu ke dalamnya. Setelah dingin, cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan.
TEKNIK ETSA
Teknik etsa adalah proses dengan menggunakan larutan asam kuat untuk mengikis bagian permukaan logam yang tak terlindungi untuk menciptakan desain pada logam. Teknik etsa ini bisa digunakan untuk mengukir kuningan atau tembaga.
Beberapa kalangan meyakini bahwa penemu teknik etsa adalah Daniel Hopfer yang berasal dari Augsburg, Jerman, dimana ia mendekorasi baju zirah / besinya dengan teknik ini. Bersama dengan engraving, drypoint, mezzotint, dan aquatint, etsa merupakan metode intaglio yang masih banyak digunakan sampai sekarang karena mempunyai metode teknik paling penting dengan hasil yang bagus dalam sejarah karya seni grafis Barat.
Teknik ukir merupakan teknik berkarya seni rupa dengan cara membentuk dan mengurangi bahan yang diukir menggunakan peralatan ukir, yaitu tatah ukir. Teknik ukir digunakan pada bahan kayu, batu, tulang, atau tembaga. Ada beberapa jenis ukiran yaitu, ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.
Teknik mengukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam tipis dengan ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat logam kuningan dan pelat logam tembaga sampai dengan 0,4 mm. Alat yang biasa digunakan yaitu dibuat dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan. Selain itu bisa menggunakan bambu atau kayu. Cara menggunakan alat ukir tekan adalah dengan menekan permukaan benda kerja mengikuti bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.
Teknik bubut adalah proses pemakanan benda kerja dengan sayatan yang dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Anyaman adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan sehingga menjadi suatu karya anyaman. Bahan keras dari karya kerajinan yang dapat menggunakan teknik anyaman seperti, bambu, rotan, dan plastik.
Ada enam tipe pengelolaan sumber daya, yaitu :
Kualitas karya kerajinan ditentukan oleh kualitas bahan, teknik pengerjaan, desain, dan nilai fungsi. Teknik penciptaan yang baik dapat menentukan kesempurnaan bentuk karya. Aspek fungsi dapat menambah kenyamanan dan keamanan penggunaan produk kerajinan.
Penambahan ragam hias dan warna yang beraneka ragam menambah nilai estetik dan dapat meningkatkan nilai ekonomi produk tersebut. Untuk menentukan produk kerajinan yang akan diproduksi, diharuskan memperhatikan selera pasar.
Material akan mendukung nilai bentuk, kenyamanan terutama dalam menggunakan benda terapan dan juga akan mempengaruhi kualitas barang tersebut.