AHLI MUDA
K3
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
KELAS 3 TKG 2
NAMA KELOMPOK:
- ABDUL MALIK (1901421004)
- ILHAM DWIPUTRA RAMADHAN (1901421018)
TEAM
GAMBARAN DAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DI PT. WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG PROYEK TRANSMART BOGOR TAHUN 2017
STUDY KASUS
Penulis:
Rizal Hi. Thamrin
POINT-POINT PERSENTASI
Cakupan Materi
Ahli Muda K3
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
1
3
2
Permenaker No. 01/Men/1980
Undang-undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
SKB menaker dan menteri pekerjaan umum no.174/men/1986 Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Mengidentifikasi
Peraturan
Perundang-
undangan
dan Standar K3
4
5
6
Skb menaker & men pu 174/104/1986
UU No. 28 Th 2000 tentang BANGUNAN GEDUNG
UU no. 18 th 1999 tentang JASA KONSTRUKSI
Melaksanakan
Konsultasi
dan Komunikasi
K3
program konsultasi dan komunikasi K3
Konsultasi dan komunikasi kesehatan dan keselamatan kerja yaitu:
- Konsultasi untuk menyelesaikan isu-isu dan masalah k3
- menyebarluaskan informasi k3
- menetapkan waktu uktuk konsultasi dan komunikasi K3
- pelaporan permasalahan
- penugasan
- masukan
- penyampaian informasi
Informasi K3 yang disebarluaskan ke dalam perusahaan adalah :
Komunikasi dengan pihak di luar perusahaan tentang K3 diantaranya mencakup :
- Akses terhadap peraturan perundangan K3
- Laporan kecelakaan, hasil penyelidikan dan penanganannya
- Laporan kinerja K3
- Penanganan keadaan darurat
- Kebijakan K3
- Manual Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Peraturan perundangan K3
- Prosedur K3
- Tujuan, Sasaran, dan Program K3
- Masalah/keluhan K3 dan penyelesaiannya
- Hasil rapat Komite P2K3 (Safety Committe)
- Hasil audit Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 : 2004
KATEGORI TINGKAT RISIKO K3
contoh tabel
RISIKO K3
08
07
02
03
Mengidentifikasi
dan Mengendalikan Resiko
Bahaya
04
01
05
06
Definisi Bahaya
Definisi Risiko
Pengendalian Risiko
Prosedur identifikasi bahaya, penilaian
risiko dan pengendaliannya
1. Definisi Risiko
Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.
2. RISIKO K3
Risiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya peristiwa K3 dengan akibat yg ditimbulkannya dalam kegiatan konstruksi.
- Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu peluang/probability dan akibat/konsekuensi
- RISIKO = Probability/Peluang x Konsekuensi /Akibat
3. KATEGORI TINGKAT RISIKO K3
4. Definisi Bahaya
Segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya, atau Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya
5. Pengendalian Risiko
Segala Upaya untuk meniadakan risiko
Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
- Tempat kerja
- Peralatan kerja
- Cara Kerja
- Alat Pelindung Kerja
- Alat Pelindung Diri
- Rambu-rambu dan
- Lingkungan kerja konstruksi sesuai RK3K
6. Prosedur identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya
- Mengakomodasi kegiatan rutin dan non rutin.
- Kegiatan semua orang yang memiliki akses di tempat kerja.
- Perilaku manusia,
- Mengidentifikasi bahaya.
- Bahaya yang ada di sekitar tempat kerja.
- Sarana dan prasarana, peralatan dan bahan di tempat kerja.
- Modifikasi pada SMK3.
- kewajiban perundangan.
- Desain lokasi kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi dan instruksi kerja
8. MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS /
NZS 4360 : 2004
Keterangan:
- T : Tinggi, memerlukan perencanaan khusus di tingkat manajemen puncak, dan penanganan dengan segera / kondisi darurat.
- S : Signifikan, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan melakukan tindakan perbaikan secepat mungkin.
- M : Moderat, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya segera diambil tindakan penanganan / kondisi bukan darurat.
- R : Rendah, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku
#Perhatian !: Acuan di atas hanya berupa panduan / guidance dan dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing.
MENYUSUN
SASARAN
DAN PROGRAM
K3 KONSTRUKSI
CONTOH
MENYUSUN
SASARAN
DAN
PROGRAM
K3
KONSTRUKSI
PELATIHAN
AHLI K3
KONSTRUKSI
Adapun unsur-unsur yang perlu dipersiapkan adalah :
Tugas Pelaksana Pelatihan
proses utama pembelajaran pelatihan akan melibatkan unsur-unsur utama yaitu :
Tenaga Instruktur / fasilitator
Tugas pelaksana pelatihan adalah meningkatkan kompetensi yang ada untuk mencapai minimal kompetensi yang telah ditentukan melalui suatu pengaturan kegiatan
Alat Bantu dan Fasilitas Pelatihan
Materi pembelajaran, ditunjang dengan prasarana dan sarana / media pelatihan dan sumber daya lainnya.
Tugas Pelaksana Tindakan Awal Dalam Rencana Tanggap Darurat
RENCANA
TANGGAP
DARURAT
- Merencanakan suatu Assembly Point
- Mengadakan simulasi Kebakaran
- Menyiapkan sirene – sirene dan alarm tanda bahaya
- Menyiapkan rambu-rambu arah ketempat Assembly Point
- Menyiapkan prosedur tanggap darurat
- Tindakan Pekerja pada keadaan darurat Gempa Bumi
- Mempersiapkan sistem dan prosedur pelaporan kecelakaan dan penyelidikan kecelakaan
MELAKUKAN
INSPEKSI K3 KONSTRUKSI
Inspeksi K3 adalah suatu upaya untuk memeriksa atau mendeteksi semua faktor (peralatan, proses kerja, material, area kerja, prosedur) yang berpotensi menimbulkan cedera atau PAK, sehingga kecelakaan kerja ataupun kerugian dapat dicegah atau diminimalkan.
- Memeriksa apakah pelaksanaan program K3 atau standar K3 sudah berjalan efektif atau belum
- Mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang pekerjaan dan tugas
- Mengidentifikasi bahaya yang ada di area kerja dan bahaya tersembunyi
- Menemukan penyebab bahaya
- Merekomendasikan tindakan perbaikan untuk mengendalikan bahaya
- Memantau langkah-langkah perbaikan yang diambil untuk menghilangkan bahaya atau mengendalikan risiko (misalnya, memantau perihal administratif, kebijakan, prosedur, peralatan kerja, alat pelindung diri dll.)
- Meningkatkan kembali kepedulian tentang K3, karena dengan inspeksi, pekerja merasa bahwa keselamatannya diperhatikan
- Menilai kesadaran pekerja akan pentingnya K3
- Mengukur dan mengkaji usaha serta peranan para supervisor terhadap K3.
Apa itu inspeksi K3?
tujuan dilaksanakannya inspeksi K3
Inspeksi K3 yang dilaksanakan oleh pengawas dari instansi pemerintah atau pihak ketiga.
Inspeksi K3 dilakukan oleh orang yang kompeten di dalam perusahaan seperti supervisor atau manajer dan juga yang memiliki spesialisasi di bidangnya seperti safety advisor dan teknisi atau pekerja yang kompeten dari level terendah sampai level tertinggi (top management).
Tim inspeksi K3 adalah mereka yang sudah familier dengan area kerja, tugas, pekerjaan atau mereka yang telah menerima pelatihan atau sertifikasi. Kriteria lain untuk memilih tim inspeksi K3 di antaranya:
- Pengetahuan tentang peraturan dan prosedur K3, termasuk menguasai undang-undang dan berbagai peraturan K3 yang dikeluarkan pemerintah maupun standar internasional
- Pengetahuan tentang potensi bahaya
- Pengalaman dengan prosedur kerja.
Siapa yang berwenang melaksanakan inspeksi K3?
Tim inspeksi K3 dibedakan menjadi dua, yaitu:
TAHAP
PELAPORAN
KECELAKAAN
KERJA
Setiap inspeksi K3 harus ditindak lanjuti dengan membuat laporan tertulis. Berikut tiga tipe laporan inspeksi K3, antara lain:
- Laporan keadaan darurat. Mencakup kategori bahaya katastropik atau kritis, laporan harus segera dibuat sebelum kecelakaan kerja terjadi atau sesaat setelah inspeksi K3 dilaksanakan.
- Laporan berkala. Mencakup keadaan bahaya yang tidak masuk kategori darurat. Laporan bisa dibuat dalam 24 jam setelah inspeksi.
- Laporan ringkas. Mencakup kesimpulan dari semua item laporan terdahulu.
Persyaratan dalam membuat laporan inspeksi agar mudah dipahami dan ditindak lanjuti, meliputi:
- Mencatat dan memberi tanda pada item temuan yang belum ditindak lanjuti
- Setiap item harus diberi nomor urut
- Setiap item harus diberi kategori bahaya
- Menentukan siapa yang akan menindaklanjuti setiap item pada hasil inspeksi
- Laporan inspeksi ditujukan kepada departemen yang diinspeksi dengan tembusan kepada atasan
- Menentukan tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut
- Melakukan evaluasi terhadap hasil inspeksi K3 untuk menentukan tindak lanjut yang dilakukan guna pengembangan berkelanjutan.
GAMBARAN DAN FAKTOR
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
DI PT. WIJAYA KARYA
BANGUNAN GEDUNG
PROYEK TRANSMART
BOGOR TAHUN 2017
Data kecelakaan kerja berdasarkan masa kerja
Data kecelakaan kerja berdasarkan jenis kelamin
Data kecelakaan kerja berdasarkan usia
Data kecelakaan kerja berdasarkan pelatihan K3
Data kecelakaan kerja berdasarkan prilaku K3
Data kecelakaan kerja berdasarkan tingkat pendidikan
Data kecelakaan kerja berdasarkan risiko berat
Data kecelakaan kerja berdasarkan keparahan
Data kecelakaan kerja berdasarkan risiko kecalakaan
JENIS KECELAKAAN KERJA
1
Ibu jari sebelah kiri terjepit besi pada saat pembengkokan besi dengan menggunakan alat barbending mengakibatkan ibu jari tengah sobek, terkelupas, dan indikasi adanya patah ibu jari
2
Badan tertimpa bata ringan setinggi 2 meter mengakibatkan pingsan dan sendi bahu mengalami pergeseran
3
Ibu jari sebelah kanan terjepit pipa besi pada saat pembongkaran dari mobil truck mengakibatkan ibu jari sobek dan patah
4
Lutut sebelah kanan tertimpa tumpukan scaffolding setinggi 1,5 meter mengakibatkan persendian lutut bergeser
5
Tersengat aliran listrik pada saat perpindahan pompa air mengakibatkan pingsan dan luka bakar pada tubuh
KESIMPULAN
SARAN
- Diperlukannya kajian teknis pendataan kecelakaan kerja kembali di tahun 2018, hal ini untuk mengukur potensi bahaya ulang dan keefektifan pengendalian kecelakaan kerja di tahun 2017.
- Dilakukan pemantauan atas prilaku pekerja dengan pendekatan persuasif melalui metode kampanye K3 dan pemberian reward/punishment kepatuhan K3.
- Mengikutkan pelatihan khusus K3 sesuai dengan kapasitas pekerja yang dilakukan pekerja.
KESIMPULAN
PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung Proyek Transmart Bogor Tahun 2017, mengalami kecelakaan sejumlah 30 kecelakaan kerja dengan kategori kecelakaan kerja ringan 12 kali, sedang 13 kali, dan berat 5 kali. Dari kecelakaan kerja terhitung dengan keparahan yang terjadi pada anggota tubuh :
- Kepala sebanyak 8 kali (27%)
- Mata sebanyak 3 kali (10%)
- Tangan 18 kali (60%)
- Sistem pernafasan 1 kali (3%)
Kecelakaan kerja yang terjadi khususnya pada faktor penyebab kecelakaan kerja pada pekerja sebagian besar usia di atas 30 tahun. Jenis kelamin laki-laki, dengan masa kerja 6-10 tahun, tingkat Pendidikan SMP, keseluruhan berprilaku tidak aman, dan Sebagian belum mendapatkan pelatihan K3
REFERENSI
- Thamri, R. (2018). Gambaran dan Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja di PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung Proyek Transmart Bogor Tahun 2017. Skripsi. Jakarta
- Diakses dari: https://changekonsultan.com/konsultan-iso/konsultasi-dan-komunikasi-kesehatan-dan-keselamatan-kerja/ pada 16 mei 2022
- Diakses dari: •https://www.academia.edu/17459234/K3_KONSTRUKSI_Runi pada 16 mei 2022
- Diakses dari:•https://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/55248/mod_resource/content/1/201808-CPD%20Ahli%20K3%20Konstruksi-14-05-Identifikasi-Bahaya.pdf.pdf pada 16 mei 2022
- Diakses dari: https://pdfcoffee.com/unit-12-menyusun-sasaran-dan-program-k3-konstruksi-pdf-free.html pada 17 mei 2022
- Diakses dari: https://www.safetysign.co.id/news/310/6-Poin-Penting-Tentang-Inspeksi-K3-yang-Harus-Diketahui-Supervisor pada 17 mei 2022
- Diakses dari: https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/11/84ac4_Bahan_tayang_RK3K.pdf pada 18 mei 2022
REFERENSI