Bemutatkozik: 

Prezi AI.

Az Ön új prezentációs asszisztense.

Minden eddiginél gyorsabban finomíthatja, fejlesztheti és szabhatja testre tartalmait, találhat releváns képeket, illetve szerkesztheti vizuális elemeit.

Betöltés...
Átirat

Presentasi

date, 28-02-2019

Kelompok 2

Kelompok 2

Bunga Suci S 1606575

Devi Sri W 1600960

Dwita Maharani 1601556

Prayogi S A 1600949

Rafl Dahrendrof & Randall collins

tokoh

Nama : Ralf Dahrendrof

Ralf Dahrendrof

A. Biografi

B. Latar belakang munculnya teori

C. Gagasan tentang teori konflik

1. Teori Otoritas

2.Kelompok, Konflik, Perubahan

Ralf Dahrendorf lahir pada tanggal 01 Mei 1929 di Hamburg, Jerman. Ayahnya Gustav Dahrendorf dan ibunya bernama Lina. Tahun 1947-1952, ia belajar filsafat, psikologi dan sosiologi di Universitas Hamburg, dan tahun 1952 meraih gelar doktor Filsafat. Tahun 1953-1954, Ralf melakukan penelitian di London School of Economic, lalu tahun 1956, ia memperoleh gelar Phd di Universitas London. Tahun 1957-1960 menjadi Professor ilmu sosiologi di Hamburg, tahun 1960-1964 menjadi Professor ilmu sosiologi di Tubingen, selanjutnya tahun 1966-1969 menjadi Professor ilmu sosiologi di Konstanz. Menjadi ketua Deutsche Gesellschaft fur Soziologie (1967-1970), dan menjadi anggota Parlemen Jerman di Partai Demokrasi. Tahun 1970, ia menjadi anggota komisi di European Commission di Brussels, dan tahun 1974-1984, menjadi direktur London School of Economics di London.

Biografi

Dahrendorf mula-mula melihat teori konflik sebagai teori parsial, dan menganggap teori ini merupakan perspektif yang dapat digunakan untuk menganalisa fenomena sosial. Dahrendorf menganggap masyarakat bersisi ganda, memiliki sisi konflik dan sisi kerjasama (kemudian ia menyempurnakan sisi ini dengan menyatakan bahwa segala sesuatu yang dapat dianalisa dengan fungsionalisme struktural dapat pula dianalisa dengan teori konflik dengan lebih baik). Dahrendorf telah melahirkan kritik penting terhadap pendekatan yangpernah dominan dalam sosiologi, yaitu kegagalannya di dalam menganalisa masalah konflik sosial. Dia menegaskan bahwa proses konflik sosial itu merupakan kunci bagi struktur sosial. Bersama dengan Coser, Dahrendorf telah berperan sebagai suara teoritisi utama yang menganjurkan agar perspektif konflik digunakan dalam memahami fenomena sosial dengan lebih baik

Latar Belakang

Teori Otoritas

Bagi Dahrendorf, masyarakat memiliki dua wajah, yakni konflik dan konsesus yang dikenal dengan teori konflik dialektika. Dengan demikian diusulkan agar teori sosiologi dibagi menjadi dua bagian yakni teori konflik dan teori konsesus. Teori konflik harus menguji konflik kepentingan dan penggunaan kekerasan yang mengikat masyarakat sedangkan teori konsesus harus menguji nilai integrasi dalam masyarakat. Bagi Ralf, masyarakat tidak akan ada tanpa konsesus dan konflik. Masyarakat disatukan oleh ketidakbebasan yang dipaksakan. Dengan demikian, posisi tertentu di dalam masyarakat mendelegasikan kekuasaan dan otoritas terhadap posisi yang lain.

Pemikiran Ralf tentang masyarakat ialah bahwa setiap masyarakat setiap saat tunduk pada proses perubahan , dan pertikaian serta konflik ada dalam sistem sosial juga berbagai elemen kemasyarakatan memberikan kontribusi bagi didintegrasi dan perubahan . suatu bentuk keteraturan dalam masyarakat berasal dari pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang memiliki kekuasaan, sehingga menekan tetntang peran kekuasaan dalam mempertahankan ketertiban dalam masyarakat.

Kelompok Semu -> kumpulan para pemegang kekuasaan atau jabatan dengan kepentingan yang sama yang terbentuk karena munculnya kelompok kepentingan.

Kelompok Kepentingan -> terbentuk dari kelompok semu yang lebih luas , kelompok kepentingan ini mempunyai struktur, organisasi, program, tujuan serta anggota yang jelas, kelompok ini agen nyata konflik kelompok.

Teori Kelompok

Kritik

Kritik Utama Teori Konflik

Teori Konflik Dahrendorf menjadi subjek dari sejumlah analisis kritis

1. Bila dibandingkan dengan fungsionalisme struktural, teori konflik tergolong tertinggal perkembangannya. Teori ini hampir tak secanggih Fungsionalisme karena merupakan teori turunan,

2. Model Dahrendorf tak secara jelas mencerminkan pemikiran Marxian seperti yang ia nyatakan. Teori konflik merupakan terjemahan yang tak memadai dari teori Maxian ke dalam sosiologi.

3. Teori konflik lebih banyak kesamaannya dengan fungsionalisme struktural ketimbang dengan teori Marxian. Penekanan Dahrendorf pada hal-hal seperti sistem (asosiasi yang dikoordinasikan secara paksa) posisi dan akibatnya, teorinya kekurangan yang sama dengan funsionalisme struktural.

4. Seperti Fungsionalisme struktural, Teori konflik hamper seluruhnya bersifat makrikospik dan akibatnya sedikit sekali yang ditawarkan kepada kita untuk memahami pemikiran dan tindakan individu.

5. Funsionalisme dan teori konflik Dahrendorf tak memadai karena masing-masing hanya berguna untuk menerangkan sebagian saja dari kehidupan sosial. Sosiologi harus mampu menerangkan ketertiban maupu konflik, struktur maupun perubahan.

Name : Randall collins

Randall collins

A. Biografi

B. Latar belakang munculnya teori

C. Gagasan tentang teori konflik

1. Konflik yang lebih integratif

2. stratifikasi sosial.

Randall Collins dilahirkan pada tahun 1945 di Berlin dari lingkungan keluarga militer. Ayahnya adalah seorang intelgen militer, yang semula bertugas di Uni Soviet, kemudian kembali ke Jerman ( dibawah pengaruh militer Amerika). Dari latar belakang kehidupan keluarganya yang militer, Collins juga banyak menimba pengalaman yang mendukung lahirnya pemikiran – pemikiran konflik sebagai suatu teori dalam memecahkan masalah-masalah sosial.karya tulisnya yang terkenal berjudul Conflict Sociology (1975) dan The Credential Society (1979) bahwa konflik sangat penting dan selalu memberikan alternatif dalam menyelesaikan masalah fenomena social, melalui pendekatan mikro yang bersifat emosi social (the micro details of social emotions).

Biografi

Randall Collins mulai menjadi sosiolog sejak muda. Ayahnya bekerja di intelegensi militer di akhir perang dunia II, kemudian masuk ke Departemen Luar Negeri Amerika sebagai pejabat dinas urusan Luar Negeri. Salah satu kenang–kenangannya paling awal adalah kedatangannya di Berlin untuk bergabung dengan ayahnya di Musim panas tahun 1945. Randall Collins dan saudara wanitanya tak dapat bermain di taman karena di situ taman ranjau darat dan suatu hari serdadu Rusia datang ke halaman belakang rumahnya untuk menggali kuburan korban perang. Kejadian ini memberinya perasaan bahwa konflik adalah penting pada konteks kekerasan.

Latar Belakang

Konsep konflik yang pernah dikembangkan Randall Collins ialah mengenai konsep konflik integratif. Konsep integratif ibarat sepasang suami isteri yang sangat berbeda jenisnya, laki-laki dan perempuan, berbeda adat istiadat, hobi dan kebiasaan, berbeda selera, berbeda kemampuan, tetapi mereka bisa bersatu mendukung terciptanya keluarga harmonis. Mengapa kok bisa, tentu saja karena masing-masing pihak bisa saling mengerti, saling memahami, saling menerima, meskipun mungkin latar belakang sosial budaya juga berbeda.

Konflik integratif

Stratifikasi Soial

Menurut Collins (1975, hlm.49) menyatakan bahwa “Stratifikasi sosial adalah suatu lembaga yang menyentuh begitu banyak ciri kehidupan, termasuk kekayaan, politik, karier, keluarga, klub, komunitas, dan gaya hidup”. Selanjutnya Collins percaya bahwa manusia akan berusaha memaksimalkan status subyektifnya dan kemampuan untuk melakukannya tergantung pada sumber daya mereka dan sumber daya orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Maka dapat disimpulkan bahwa manusia pada dasarnya akan mementingkan diri sendiri, yang mana hal tersebut berkemungkinan besar memunculkan perbedaan atau pertentangan.

Cabang Sosial

Ranah-ranah Sosial yang Lain

Collins memperluas analisisnya dari stratifikasi ke ranah sosial lainnya, diantaranya adalah:

1. Hubungan antar jenis kelamin, Collins memandang bahwa keluarga merupakan arena konflik seksual, yang mana laki-laki menjadi pemenang dari keberhasilan mendominasi perempuan dan tunduk terhadap segala ketidaksetaraan.

2. Hubungan antar kalangan kelompok usia, perbedaan umur menurut Collins merupakan sebuah konflik. Yang mana hal tersebut ditentukan oleh sumber daya yang dimiliki oleh orang dewasa dengan sumber daya yang dimiliki oleh anak-anak yang berkemungkinan orang dewasa dapat mendominasi anak-anak akibat sumber daya tersebut. Akan tetapi, ketika anak-anak tersebut tumbuh dewasa dan mendapatkan berbagai sumber daya serta mampu melawan, maka hal tersebut akan mendorong konflik antar generasi.

3. Hubungan organisasi-organisasi formal, Collins menilai bahwa dalam organisasi formal mereka merupakan jaringan pengaruh-pengaruh antar pribadi dan kepentingan-kepentingan yang berkonflik (Ritzer & Douglas, 2008, hlm. 465).

terimakasih, selamat bertanya

Penutup

Tudjon meg többet arról, hogyan készíthet dinamikus és magával ragadó prezentációkat a Prezi segítségével