Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
Anas ra. berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersaba, Allah swt berfirman: “Hai anak Adam, selama kalian mau berdoa dan berharap kepada-Ku, pasti Kuampuni dosa yang pernah kalian lakukan, dan Aku tidak peduli. Hai anak Adam, seandainya dosa kalian membumbung setinggi langit lalu kalian memohon ampun kepada-Ku, pasti Ku-ampuni. Hai anak Adam, seandainya kalian datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, asalkan tidak menyekutukan Aku, pasti Aku mendatangimu dengan membawa ampunan sepenuh bumi pula.” (HR Tirmidzi, dia berkata: hadits ini hasan shahih)
penuh dengan pengharapan-pengharapan
bisa terlelap dalam dosa
tidak putus asa dengan dosa yang telah mereka perbuat
terhalang untuk bertobat
menjelaskan luasnya ampunan Allah swt
kita tidak boleh terlena dalam dosa
sebab-sebab datangnya ampunan
“Dan Rabbmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu.’” (Ghafir: 60)
Hal terpenting yang dimohonkan seseorang dalam doanya adalah memohon ampun dari segala dosa, dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
Rasulullah saw. bersabda: “Kami selalu memohon untuk dimasukkan ke dalam surga, dan dijauhkan dari neraka.”
Abu Muslim al-Khlulani berkata: “Setiap kali disebutkan nama neraka, aku selalumemohon kepada Allah untuk dijauhkan darinya.
“Tidaklah seseorang berdoa, kecuali Allah mengabulkan doanya atau menjauhkannya dari keburukan yang sebanding dengan yang diminta. Selama ia tidak meminta suatu dosa atau memutuskan silaturahim.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
a. Memilih waktu yang memiliki keutamaan
b. Didahului dengan berwudlu dan shalat
c. Memohon ampunan
d. Menghadap kiblat
e. Mengangkat kedua tangan
f. Membuka doa dengan pujian kepada Allah dan shalawat Nabi
g. Mengucap shalawat Nabi di tengah dan di akhir doa
h. Menutup doa dengan ucapan amin
i. Berdoa dengan bentuk yang umum (tidak hanya untuk dirinya sendiri)
j. Berbaik sangka kepada Allah dan berharap untuk dikabulkan
k. Mengakui semua dosa
l. Merendahkan suara
Jabir ra. menceritakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Betapa besarnya dosaku.” Ucapan itu diulanginya hingga tiga kali. Rasulullah saw. lalu bersabda kepadanya, “Ucapkanlah, ‘Ya Allah sesungguhnya ampunan-Mu lebih luas daripada dosa-dosaku dan rahmat-Mu sungguh aku harapkan.’” Laki-laki itu mengucapkannya, Rasulullah saw. berkata, “Ulangi.” Ia mengulanginya. Sekali lagi Rasulullah saw. berkata, “Ulangi.” Ia pun mengulanginya lagi. Setelah itu Rasulullah saw. bersabda, “Berdirilah, Allah telah mengampuni dosamu.” (HR al-Hakim)
Ampunan hanya akan diberikan kepada orang yang memohon ampunan dan menghentikan perbuatan maksiat yang dilakukan.
Abu Bakar ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak mengulangi dosanya lagi, orang yang meminta ampun. Meskipun ia mengulanginya tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR Abu Dawud)
Abu Hurairah ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seorang hamba berbuat dosa. Lalu Ia berdoa, “Tuhan, aku telah melakukan dosa. Ampunilah aku.” Allah berfirmman, “Hamba-Ku mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa. Aku ampuni dosa hamba-Ku.” Setelah beberapa waktu hamba itu berbuat dosa lagi.. (kejadian di bagian awal hadits pun terulang kembali dua kali).” (HR Bukhari dan Muslim) dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa pada kali ketiga, Allah berfirman, “Aku telah mengampuni hamba-Ku. Maka berbuatlah sesukanya.”
Siapapun yang mengucapkan, “Saya mohon ampun dan bertaubat kepada Allah.” Namun hatinya masih tetap melakukan kemaksiatan, maka ia telah berbohong dan mendapat dosa. Karena pada hakekatnya ia tidak berdosa, tetapi mengaku telah bertobat. Semestinya ia berkata, “Ya Allah, aku meminta ampun kepada-Mu. Maka ampunilah aku.”
Orang-orang seperti ini ibarat mereka yang ingin menuai padi namun tidak pernah menanam, ingin punya anak akan tetapi belum menikah.
“Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Muzzammil: 20)
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya.” (Huud: 3)
Istighfar dan taubat sering disebut beriringan.
“Mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (al-Maaidah: 74)
“Dan hendaklah engkau meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepad-Nya.” (Huud: 3)
Jumhur ulama membolehkan seseorang yang bertaubat untuk mengucapkan, “Saya bertaubat kepada Allah dan saya berjanji kepada Allah untuk tidak mengulanginya.” Karena dalam melaksanakan taubat seseorang diwajibkan untuk bertekad tidak mengulangi kemaksiatan yang telah dilakukan.
Abu Hurairah ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. berkata, “Demi Allah, sungguh aku memohon ampun dan bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR Bukhari)
Diriwayatkan bahwa Luqman al-Hakim berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, biasakanlah lidahmu dengan ucapan, “Ya Allah, ampunilah aku.” Karena sewaktu-waktu tertentu, Allah tidak menolak permintaan hamba-Nya.”
Hasan al-Bashri berkata, “Perbanyaklah istighfar, di rumah, meja makan, jalanan, pasar, tempat berkumpul, dan di mana saja, karena kalian tidak tahu kapan ampunan akan datang.”
Dianjurkan untuk tidak hanya mengucapkan, “Aku memohon ampun dan bertaubat kepada Allah.”
Syidad bin Aus ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sayidul istighfar adalah dengan mengucapkan, “AllaaHumma anta rabbii laa ilaaHa illaa anta, khalaqtanii wa ana abduka wa ana ‘alaa aHdika wawa’dika mastatha’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu abuu-u laka bini’matika wa abuu-u laka bidzambi faghfirlii fa innaHuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.” (Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada tuhan selain Engkau. Engkaulah yang menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perjanjian dengan-Mu dan akan menunaikan janji itu sekuat tenagaku. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat. Aku akui segala nikmat-Mu dan akui semua dosaku. Maka ampunilah aku, karena tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.” (HR Bukhari)
Allah berfirman: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semua. lalu (Allah) memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya.” (al-Mujadilah: 6)
Seseorang yang memohon ampun kepada Allah swt. akan merasakan bahwa ia bernaung di bawah naungan Dzat yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang, Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Sehingga hatinya akan merasa tenang, dadanya akan lapang, tekadnya akan semakin terpacu. Ia merasakan betapa kasih dan keridlaan Allah senantiasa menyertainya. Menjadikannya senantiasa optimis dalam mengarungi lautan kehidupan. Sedikitpun ia tidak ada rasa pesimis.
Orang yang sedih dengan dosa-dosanya, bisa jadi akan lebih mempercayai orang yang diyakini tidak banyak melakukan dosa untuk memohonkan ampun baginya.
Umar bin Khaththab pernah meminta tolong kepada anak kecil untuk memohonkan ampun baginya, seraya berkata, “Kalian belum memiliki dosa.”
Abu Hurairah ra. juga pernah berkata keapda anak-anak kecil, “Ucapkanlah, ‘Ya Allah ampunilah Abu Hurairah.’” Ia lantas mengamini doa mereka.
Imam Syafi’i berkata,
Ketika hatiku mengeras dan dunia terasa sempit
Aku jadikan harapanku
Sebagai tangga untuk mendekatkan ampunan-Mu
Dosaku terasa besar sekali
Ketika aku bandingkan dengan ampunan-Mu
Ampunan-Mu lebih besar dari dosa yang aku miliki
Tauhid merupakan faktor paling utama untuk mendapatkan ampunan. Barangsiapa yang tidak memilikinya, maka ia tidak akan mendapatkan ampunan.
Firman Allah: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik. Dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (an-Nisaa’: 48)
Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar dari neraka orang yang mengatakan, “Tiada tuhan selain Allah.” Dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum.” (HR Bukhari)
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada yang lain.” (HR Bukhari dan yang lain)
https://www.nextinterativa.com/