Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
Yuni Kartika 151610613031
Rahma Almira 151610613084
Shania Savira 15161063097
Carissa Ayu. F 151610613099
Arum Amalia. M 151610613107
16.1. Sifat dan contoh liabilitas jangka pendek
16.2. Tujuan pemeriksaan (audit objectives) liabilitas jangka pendek
16.3. Prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 : 172)
Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
Penyelesaian liabilitas masa kini biasanya melibatkan pembayaran kas , penyerahan aset lain, pemberian jasa, penggantian liabilitas lain, atau konversi liabilitas menjadi ekuitas.
Liabilitas dapat dihapuskan.
Liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu. penyelesaiannya diharapkan menyebabkan kas keluar dari sumber daya perusahaan, mengandung manfaat ekonomi.
Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara :
a. Pembayaran kas;
b. Penyerahan aset lain;
c. Pemberian jasa;
d. Pergantian kewajiban dengan kewajiban lain;
e. Konversi kewajiban ke ekuitas.
Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban saat ini dan jumlah dapat diukur dengan andal.
Liabilitas jangka pendek adalah liabilitas perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang/sama dengan satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan.
1. Utang usaha (Accounts Payable)
2. Pinjaman dari Bank (short Term Loan)
3. Bagian dari Kredit Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Kurang/Sama dengan Satu Tahun (Current Portion of Long Term Loan)
4. Utang Pajak (Taxes Payable)
5. Biaya yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expense
6. Voucher Payable (dalam hal digunakan voucher system)
7. Utang Dividen (Dividen Payable)
8. Pendapatan yang Diterima di Muka (Unearned Revenue)
9. Uang Muka Penjualan
10. Utang Pemegang Saham
11. Utang Leasing (kewajiban sewa) yang Jatuh Tempo Satu Tahun yang Akan Datang
12. Utang Bunga
13. Utang Perusahaan Afiliasi (Utang dalam Rangka Hubungan Khusus)
1. Kecenderungan perusahaan untuk mencatat liabilitasnya lebih rendah (understatement of liabilities) dengan tujuan untuk melaporkan laba yang lebih besar dari realita.
2. Perbedaan antara accounts payable dan accrued expenses :
Accounts payable angkanya lebih pasti karena perusahaan mencatat kewajibannya berdasarkan invoice yang diterima dari supplier.
Accrued expenses angkanya berdasarkan estimasi, sehingga jumlahnya kurang dibandingkan accounts payable.
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives)
Liabilitas Jangka Pendek
1. Terdapat internal control yang bai katas liabilitas jangka pendek;
2. Liabilitas yang tercantum di lap.keuangan didukung oleh bukti yang kengkap dan berasal dari transaksi yang real;
3. Semuan liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tgl laporan neraca;
4. Accrued expense jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar);
5. Kewajiban sewa (leasing), jika ada sudah dicatat sesuai standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2015 tentang Sewa);
6. Liabilitas jangka pendek mata uang asing per tgl neraca, sudah dikonversi ke mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI per tgl neraca dan selisih kurs sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan;
7. Biaya bunga dan bunga terutang dari liabilitas jangka pendek telah dicatat per tgl laporan neraca;
8. Biaya bunga benar-benar terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perushaan;
9. Semua persyaratan perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi “bank default”;
10. Penyajian did alam lap.keuangan sesuai SAK/ETAP/IFRS.
Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek,
2. Minta rincian dari liabiltas jangka pendek, utang usaha maupun liabilitas lainnya, kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan saldonya dengan saldo utang (kewajiban) di buku besar (controlling account).
3. Utang usaha cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo menurut subsidiary ledger utang usaha.
ubsidiary ledger utang.
10. Utang sewa, periksa pencatatan sesuai SAK sewa.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, dilakukan secara akurat tie-up jumlah beban bunga, tercantum di laba rugi. Perhatikan aspek pajak.
12. Seandainya ada saldo debit utang usaha maka harus ditelusuri apakah merupakan uang muka pembelian atau karena ada retur barang yg dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Jika material harus direklasifikasi sebagai piutang.
13. Seandainya ada uang muka penjualan per tgl neraca, periksa bukti pendukungnya dan periksa sado tersebut sudah diselesaikan di periode berikutnya (subsequent clearance)
4. Secara test basis (sampling), periksa bukti pendukung dari saldo utang kepada benerapa supplier. Periksa juga perhitungan matematis dari dokumen tsb dan otorisasi pejabat berwenang.
5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan rekonsiliasi antara saldo utang menurut statement of account dengan saldo subsidiary ledger utang.
6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier, saldo besar atau saldo yang tidak berubah sejak tahun sebelumnya.
7. Periksa pembayaran setelah tgl laporan neraca (subsequent payment) untuk mengetahui apakah ada liabilitas yg belum tercatat (unrecorded liabilities) per tgl meraca dan untuk meyakinkan atas kewajaran saldo per tgl neraca.
8. Seandainya ada utang kepada bank dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit overdaft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit tsb, periksa otorisasi direksi.
9. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, yg harus dilunasi dalam waktu satu tahun yg akan datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya.
14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yg jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek.
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tsb per tgl neraca telah dikonversi ke kurs tengah BI per tgl neraca, dan selisih kurs yg terjadi telah dibebankan/dikreditkan di laba rugi tahun berjalan.
16. Untuk utang PPh 21 dan PPN periksa apakah utang tsb sudah dilunasi pada periode berikutnya.
17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu periksa pembayaran setelah tgl laporan neraca.
18. Periksa notulen rapat direksi, pemeganh saham dan perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga.
19. Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan.
20. Periksa apakah penyajian liabilitas jangka pendek di laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan SAK/PSAK/ETAP/IFRS.