Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
Unsur Suprasegmental
dan
Silabel
FONOLOGI
Unsur suprasegmental dalam bahasa adalah unsur-unsur bahasa yang tidak dapat disegmentasikan.
Artinya, unsur-unsur tersebut tidak dapat terpisah dari bahasa dan penggunaannya.
1. Tekanan (Stress)
2. Nada
3. Jeda atau Persendian
4. Durasi
Tekanan atau stres menyangkut masalah keras lemahnya bunyi.
Bayangkan jika Anda berbicara tanpa tekanan, ujaran Anda akan terdengar datar. Alhasil, makna yang ingin Anda sampaikan mungkin tidak akan tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, tekanan tidak mungkin terpisah dari bahasa.
Dalam bahasa Indonesia, tekanan tidak berperan pada tataran fonemis melainkan pada tingkat sintaksis karena dapat membedakan makna kalimat.
Nada berkenaan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi. Nada tidak dapat terpisah dari bahasa karena tanpa bahasa, manusia tidak bisa menangkap makna ujaran manusia lain yang diucapkan secara datar (tanpa nada).
Pada bahasa Indonesia, nada tidak bekerja pada tingkat fonemis melainkan bekerja pada tingkat sintaksis karena dapat membedakan makna kalimat.
Selain itu, terdapat variasi nada yang menyertai unsur suprasegmental dalam kalimat yang disebut intonasi, jenis-jenisya adalah:
1, Nada rendah, ditandai dengan angka 1
2. Nada sedang, ditandai dengan angka 2
3. Nada tinggi, ditandai dengan angka 3
4. Nada sangat tinggi, ditandai dengan angka 4
Jeda atau persendian berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujaran. Hentian ini dibutuhkan karena manusia memerlukan jeda untuk menghirup udara yang akan dioleh menjadi bunyi. Selain itu, ujaran yang diucapkan tanpa jeda akan menyebabkan makna yang dimaksud oleh pembicara tidak tersampaikan dengan baik.
Jeda ini dapat bersifat penuh atau sementara. Biasanya dibedakan menjadi sendi dalam dan sendi luar
Sendi dalam menunjukan batas antara satu silabel (suku kata) dengan silabel lain. Sendi dalam biasanya ditandai dengan tanda (+)
Contoh :
[am+bil]
Pada contoh tersebut, tanda (+) menunjukan harus adanya hentian setelah suku kata [am] sebelum dilanjutkan dengan suku kata [bil]
Sendi luar menunjukan batas yang lebih dari silabel, dibedakan menjadi :
a. Jeda antarkata dalam ftasa, ditandai dengan (/)
b. Jeda antarfrasa dalam klausa, ditandai dengan (//0)
c. Jeda antarkalimat dalam wacana/paragraf, ditandai dengan (#)
Dalam bahasa Indonesia, tekanan dan jeda sangat penting karena dapat mengubah makna kalimat. Lihat contoh berikut :
1. # buku // sastra / lama #
2. # buku / sastra // lama #
Kalimat pertama bermakna buku mengenai sastra lama sedangkan kalimat kedua bermakna buku lama mengenai sastra
Durasi berkaitan dengan panjang pendeknya bunyi diucapkan. Bunyi panjang ditandai dengan (...:) di sebelah kanan bunyi yang diucapkan. Sedangkan, bunyi pendek ditandai dengan garis kecil di atas bunyi yang yang diucapkan.
Dalam bahasa Indonesia durasi tidak bersifat fonemis dan tidak membedakan makna. Sedangkan dalam bahasa Arab dan beberapa bahasa lain, durasi bersifat fonemis dan membedakan makna
Silabel adalah satuan ritmis terkecil suatu ujaran, biasanya melibatkan satu bunyi vokal. Silabel juga dapat dibentuk melalui rumus berikut :
1. V
2. KV
3. VK
4. KVK
5. KKV
6. KKVK
7. KKVKK
8. VKK
9. KVKK
10. KKKV
11. KKKVK
Keterangan :
K : Konsonan
V :Vokal
Corona menyebar luas
Pada kalimat tersebut, pembentukan silabelnya adalah :
[co+ro+na me+nye+bar lu+as}
Rumus yang dipakai dalam pembentukan silabel tersebut adalah :
[kv+kv+kv kv+kkv+kvk kv+vk]
Catatan : Ingat! Hanya boleh ada satu vokal dalam sebuah silabel (suku kata)