MOCH GHIFFARI RAMADHAN
PENDAHULUAN
Pajak merupakan faktor terpenting bagi keuangan negara dalam menjamin kelangsungan pembangunan nasional tanpa bergantung pada sumber daya alam dan bantuan asing, karena sistem pajak yang efektif akan mampu menggerakkan roda pembangunan untuk dapat keluar dari ketergantungan terhadap bantuan luar dan sumber daya alam, salah satu jenis pajak tersebut adalah pajak penghasilan pasal 23. Berdasarkan data dari PT Bank Sulselbar Makassar jumlah pajak penghasilan pasal 23 yang dipotong pada tahun 2017 sebesar Rp 8.050.988.
KAJIAN
PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2018. Lokasi penelitian dilakukan di PT Bank Sulselbar Makassar yang beralamat di Jl. Sam Ratulangi Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data kualitatif.Data Kualitatif merupakan prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dan perilaku yang diamati.Sumber data dalam penelitian diperoleh dari PT. Bank Sulselbar Makassar.
Proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan metode observasi. Penulis menggunakan wawanca untuk mendapatkan informasi langsung dengan cara tanya jawab, dan metode observasi untuk mengadakan pengamatan secara langsung melalui data-data yang diperoleh dan kegiatan perusahaan mengenai Pajak Penghasilan Pasal 23.
Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Kualitatif. Menurut Sugyono (2012), metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang luas.
Perhitungan PPh pasal 23 atas Perbaikan dan Pemeliharaan Gedung yang dilakukan oleh PT Bank Sulselbar Makassar yaitu dengan menggunakan aplikasi e-SPT. Besarnya tarif potongan pajak penghasilan atas jasa perbaikan dan pemeliharaan gedung pada PT Bank Sulselbar Makassar yaitu sebesar 2% dari jumlah bruto.
PT Bank Sulselbar memiliki kewajiban untuk melakukan penyetoran pajak penghasilan pasal 23 setelah melakukan perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 23. Sarana atau alat yang digunakan dalam menyetorkan pajak penghasilan pasal 23 yaitu Surat Setoran Pajak (SPP). Fungsi Surat Setoran Pajak sebagai bukti laporan total keseluruhan dari bukti pemotongan selama satu bulan yang telah dipotong oleh PT Bank Sulselbar Makassar yang akan disetor ke bank persepsi atau ke kantor pos.
Surat Setoran Pajak yang dibuat oleh bagian Departemen Pajak akan diisi secara lengkap pada bagian-bagian yang terdapat dalam form SSP. Jatuh tempo untuk penyetoran pajak penghasilan pasal 23 atas perbaikan dan pemeliharaan gedung adalah tanggal 10 bukan berikutnya.
Surat Setoran Pajak yang telah diisi akan disetor ke Bank/kantor pos, dan bank/kantor pos akan menerima pembayaran dan SSP, setelah itu dicap NTPN oleh Bank Negara Indonesia kemudian bank akan memberikan bukti penerimaan negara dan SSP lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada penyetor.
Surat Pemberitahuan merupakan sarana atau alat yang digunakan dalam melaporkan pajak penghasilan pasal 23. Formulir Surat Pemberitahuan akan dicetak melalui aplikasi e-SPT yang digunakan oleh PT Bank Sulselbar Makassar. Surat Pemberitahuan harus diisi secara lengkap dan dibubuhi tanda tangan pelapor. Jatuh tempo untuk pelaporan pajak penghasilan pasal 23 atas jasa perbaikan dan pemeliharaan gedung adalah tanggal 18 bulan berikutnya.
Bagian Departemen Pajak PT Bank Sulselbar Makassar akan menyiapkan SPT Masa PPh pasal 23/26, Daftar Bukti Pemotonga pajak penghasilan pasal 23/26, dan Surat Setoran pajak. Berkas-berkas yang telah diarsipkan dan telah diisi lengkap oleh bagian Departemen Pajak akan dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak, setelah berkas telah diterima dan diperiksa oleh Kantor Pelayanan Pajak dan telah dianggap benar dan sah, maka pelapor akan diberikan bukti penerimaan surat yaitu sebagai bukti bahwa PT Bank Sulselbar Makassar telah melaporkan SPT.
KESIMPULAN