Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
(STUDI KASUS: JALAN LINGKAR UTARA PANYINGKIRAN -BARIBIS AJALENGKA)
Jenis Perkerasan
Penelitian membahas perencanaan konstruksi perkerasan lentur dari segi ketebalan lapis perkerasan, stabilitas konstruksi maupun kekuatannya dengan membandingkan antara Metode Bina Marga dan Metode American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).
Material
Laston (MS-744) untuk lapis permukaan
Batu Pecah kelas A (CBR 100) untuk lapis fondasi.
Sirtu/pitrun (CBR 50) untuk lapis fondasi bawah
Lokasi Penelitian
Proyek Jalan Lingkar Kabupaten Majalengka, kondisi jalan masih berupa permukiman warga dan sawah, sedangkan untuk data lalu lintas berpatokan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
Faktor Regional
Beban Lalu Lintas
Indeks Permukaan
Kekuatan Daya Dukung Tanah Dasar
Jenis Lapisan Perkerasan
Beban Lalu Lintas
Kriteria Kinerja Jalan
Kondisi Lingkungan
Batasan Waktu Konstruksi Bertahap
Faktor Drainase dan Kekuatan Daya Dukung Tanah Dasar
Bina Marga
AASHTO
Parameter Perencanaan
Input Parameter
ITP Tahap pertama
Konstruksi Bertahap
Umur Desain Rencana
Menentukan ITP
Tebal Lapisan perkerasan
Konstruksi Bertahap
Jadi kesimpulannya dalam kedua metode tersebut yang paling cocok di gunakan dalam pembuatan jalan di Majalengka yaitu dengan metode Bina Marga dikarenakan adanya beberapa faktor ekonomis yang diperhitungkan antara lain; dari segi ketebalan metode Bina Marga lebih tipis yaitu 5,0 cm sedangkan untuk AASHTO yaitu 7,5 cm, dari segi bahan juga metode Bina Marga lebih sedikit mempergunakan bahan-bahan yang diperlukan antara base dan sub base, tapi untuk kualitas hasil dari pekerjaan walaupun dalam segi ketebalan maupun segi bahan lebih relatif ekonomis tetapi metode Bina Marga mempunyai kualitas yang tidak kalah baik dari metode AASHTO.
(STUDI KASUS: RUAS JALAN PROF.DR.WIRJONOPRODJODIKORO, YOGYAKARTA)
Jenis Perkerasan
Penelitian ini membahas nilai repetisi beban dan memprediksi sisa umur perkerasan lentur agar dapat menjadi pedoman dalam melakukan penanganan kerusakan jalan.
Material
1. AC - WC
2. AC -BC
3. AC - Base
4. Pondasi Kelas A
5. Tanah Dasar
Lokasi Penelitian
JALAN PROF. DR. WIRJONO PRODJODIKORO, YOGYAKARTA
2. Poissson's Ratio
3. Tebal Perkerasan
1. Modulus Elastis
4. Kontrol Prediksi Umur Pelayanan Jalan
Mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Menentukan data properties material untuk pemodelan struktur,
Menganalisis data lalu lintas,
Melakukan pemodelan struktur perkerasan dengan program KENPAVE dan untuk lapisan perkerasan menggunakan sub program KENLAYER;
Menentukan respons tegangan-regangan yang terjadi akibat beban lalu lintas menggu-nakan hasil output program KENLAYER;
Menganalisis repetisi beban lalu lintas yang dihasilkan program KENPAVE dan menganalisa kerusakan perkerasan.
Studi ini menunjukkan bahwa respons tegangan-regangan yang terjadi pada ruas jalan arteri Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro berbeda-beda untuk tiap jenis kerusakan. Untuk kerusakan permanent deformation diperoleh nilai repetisi beban sebesar 13.444.693 ESAL, untuk kerusakan rutting sebesar 38.286.385 ESAL, dan untuk kerusakan fatigue cracking sebesar 147.165.814 ESAL.
Memasuki umur ke-8, perkerasan jalan diprediksi sudah tidak mampu mengakomo-dasi beban repetisi kerusakan permanent deformation sebesar 13.444.693 ESAL, memasuki umur ke-17 untuk kerusakan rutting yang melebihi batas toleransi beban repetisi sebesar 38.286.385 ESAL, dan kerusakan fatigue cracking sebesar 147.165.814 ESAL terjadi memasuki tahun ke-36.
2016. 01-02.
(STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR MOJOAGUNG)
Jenis Perkerasan
Penelitian ini membahas perhitungan perencanaan tebal konstruksi perkerasan lentur menggunakan metode BINA MARGA.
Material
1. Laston
2. Batu pecah kelas A (CBR 100%)
3. Sirtu/pitrun kelas B (CBR 70%)
Lokasi Penelitian
Jalan Lingkar Mojoagung
2. Mutu Beton Rencana
3. Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (R)
5. Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga
1. Modulus Reaksi Tanah Dasar Rencana (k)
4. Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga Harian (JSKNH)
7. Repetisi Kumulatif
8. Perhitungan Fatigue
6. Persentase Beban Sumbu
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Analisis Kinerja Ruas Jalan Eksisting dan Jalan Lingkar
Analisis BOK Jalan Eksisting Sebelum Jalan Lingkar Dibangun
Perbandingan dan Evaluasi Ekonomi
Dari hasil analisis dan evaluasi ekonomi diperoleh hasil B/C = −235,9, Alternatif B/C = 206,01 dan B/C = 18,04. Dengan demikian, dipilih Alternatif B atau perkerasan kaku untuk Jalan Lingkar Mojoagung dengan alasan lebih menguntungkan dari segi ekonomi jalan raya.
2016. 01-02.
(STUDI KASUS: RUAS JALAN NAGRAK KABUPATEN BOGOR)
Jenis Perkerasan
Penelitian ini akan dilakukan analisis tebal perkerasan lentur menggunakan Metode Analisa Komponen dan Metode AASHTO 1993 pada ruas Jalan Nagrak Kabupaten Bogor
Material
Lokasi Penelitian
Jalan Nagrak Kabupaten Bogor
3. Lintas Ekivalen
2. Angka Ekivalen (E)
4. Daya Dukung Tanah (DDT)
5. Faktor Regional (FR)
1. Koefisien Distribusi Arah Kendaraan (c)
6. Indek Permukaan (IP)
7. Indek Tebal Perkerasan (ITP)
8. Koefisien Kekuatan Relatif (a) dan Tebal Minimum Lapis Perkerasan (D)
METODE ANALISIS KOMPONEN (MAK)
METODE AASHTO 1993
Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Metode AASHTO
Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Metode Analisa Komponen
1. Tebal lapis perkerasan lentur yang dibutuhkan pada Perencanaan Ruas Jalan Nagrak, Kabupaten Bogor berdasarkan Metode Analisa Komponen SKBI 1987 Bina Marga sebesar 42 cm dengan rincian sebagai berikut :
a. Lapisan permukaan (surface course) digunakan Laston MS 340 kg dengan tebal 5 cm.
b. Lapisan pondasi atas (base course) digunakan Batu Pecah Kelas C dengan tebal 20 cm.
c. Lapisan pondasi bawah (subbase course) digunakan Sirtu Kelas C dengan tebal 17 cm.
2. Tebal lapis perkerasan lentur yang dibutuhkan pada Perencanaan Ruas Jalan Nagrak, Kabupaten Bogor berdasarkan Metode AASHTO 1993 sebesar 34 cm dengan rincian sebagai berikut :
a. Lapisan permukaan (surface course) digunakan lapis permukaan beton aspal dengan
tebal 11 cm.
b. Lapisan pondasi atas (base course) digunakan lapis pondasi granular dengan tebal 8 cm.
c. Lapisan pondasi bawah (subbase course) digunakan lapis pondasi bawah granular
dengan tebal 15 cm.
2016. 01-02.
(STUDI KASUS: JALAN NASIONAL LOSARI - CIREBON)
Jenis Perkerasan
Penelitian ini menganalisis struktural perkerasan lentur, dengan metode BINA MARGA 2013 dan membandingkan dengan metode AASHTO 1993, dimana keduanya merupakan bagian dari evaluasi metode non-destructive.
Material
Lokasi Penelitian
Ruas Jalan Losari -
Cirebon yang terletak di Provinsi Jawa Barat.
4. Perhitungan Tebal Overlay (DoL)
2. Nilai Modulus Elastisitas Efektif (Ep)
5. International Roughness Index (IRI)
1. Penentuan Modulus Resiliens
3. Nilai Kapasitas Struktural Perkerasan (SN)
7. Jenis Penanganan
6. Data Lendutan FWD
8. Penentuan Tebal Lapis Tambah
Tahap Persiapan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Kegiatan Analisis
terdiri 3 bagian : Analisis amaetode AASHTO 1993, Analisis Metode Bina Marga 2013, Analisis Perbandingan Kedua Metode.
Tahap Pengambilan Kesimpulan dan Saran
Analisis Struktural dengan menggunakan metode AASHTO 1993
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diperoleh bahwa kebutuhan tebal lapis tambah (overlay) pada masing masing segmen cukup variatif, yaitu berkisar antara 6 sampai 11 cm. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kapasitas struktural yang ada pada masing-masing segmen.
Analisis Struktural dengan menggunakan metode Bina Marga 2013
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, untuk umur rencana 10 tahun, asumsi pemodelan 2 lapis/layer,memerlukan tebal lapis tambah 50 mm, sedang asumsi pemodelan 3 lapis/layertidak memerlukan tebal lapis tambah.
(STUDI KASUS: JALAN KELURAHAN LAKAMBAU KECAMATAN BATAUGA KABUPATEN BUTON SELATAN)
Jenis Perkerasan
Penelitian ini dilaksanakan untuk menentukan tebal perkerasan lentur jalan.
Material
Lokasi Penelitian
Kelurahan Lakambau, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan
2. Nilai CBR Lapangan
5. Faktor Distribusi Lajur (DL)
3. Pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
4. Nilai VDF Jenis Kendaraan Niaga
1. Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)
6. Kumulatif Beban Lalu Lintas ESA5
7. Chart Desain Lapisan Perkerasan Lentur
8. Lapis Fondasi Agregat A untuk Tanah Dasar CBR
Mengumpulkan Data Primer
berupa hasil survey dengan teknik observasi yang dibutuhkan adalah : Survey LHR puncak dan Survey dengan alat DCP untuk mendapatkan nilai CBR.
Mengumpulkan Data Sekunder
diperoleh dari literatur-literatur yang berkaitan dengan materi yang diteliti khususnya tentang perencanaan tebal perkerasan jalan.
Kesimpulan yaitu nilai LHR yaitu 80 kendaraan perhari, untuk nilai total CESA5 yaitu 2,2E+03, dan untuk CBR tanah dasar >6 atau SG6 yaitu dengan nilai 12,95%. Dari hasil desain didapatkan tebal lapisan permukaan atas (surface) yaitu 4 cm, untuk tebal lapisan pondasi atas (base course) adalah 6 cm, dan untuk LPA Kelas A adalah 26 cm setelah dilakukan penyesuaian.
2016. 01-02.
(STUDI KASUS: RUAS JALAN KARANGTALUN - KALIDAWIR KABUPATEN TULUNGAGUNG)
Jenis Perkerasan
Penelitian ini dilakukan studi perencanaan ulang tebal lapis dan lebar perkerasan lentur dengan Metode Manual Desain Perkerasan 2017
Material
1. AC - WC
2. AC - BC
3. Sirtu
Lokasi Penelitian
Jalan Karangtalun - Kalidawir Kabupaten Tulungagung.
1. Umur Rencana
2. Regional Factor (RF)
3. Koefisien Distribusi Kendaraan
4. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
5. Analisis Data BCWS, BCWP, dan ACWP
7. Volume Pekerjaan
6. Analisis Perhitungan Harga
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data Primer
Data Sekunder
Data Lalu Lintas Harian Rata-rata
Data Tanah
Data Gambar Jalan
Data Harga Satuan Bahan, Upah dan Peralatan
Dari hasil penelitian mengenai perencanaan perkerasan ruas jalan Karangtalun Kalidawir menggunakan jenis perkerasan lentur berdasarkan Metode Manual Desain 2017 yang ada dengan :
1. Jenis bahan yang dipakai adalah :
Surface Course : AC-WC, Base Course : AC-BC, Sub Base Course : Sirtu (CBR 50%)
Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masing-masing lapisan :
Surface Course : 5 cm, Base Course : 20 cm Sub, Base Course : 15 cm
2. Jadi lebar tambahan yang perlu direncanakan adalah 2 meter , atau dilebarkan 1 meter pada
setiap lajurnya.
3. Perencanaan pada ruas jalan Karangtalun-Kalidawir memerlukan biaya untuk
pembangunan sebesar Rp. 73.342.707.500,00 dan dikerjakan selama 1 tahun 1 bulan.
2016. 01-02.
(STUDI KASUS: JALAN SOEKARNO-HATTA BANDAR LAMPUNG
Jenis Perkerasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan Lentur
Material
AC
Batu pecah
Lokasi Penelitian
jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung.
1. Kadar Kerusakan
3. Total Deduct Value
2, Nilai Pengurangan
5. Correct Deduct Value
4. Nilai Alowable Maxium Deduct Value
1. Lokasi Penelitian
2. Data Penelitan
3. Pelaksanaaan Penelitian
1. Terdapat 13 jenis kerusakan pada perkerasan lentur ruas Soekarno-Hatta Bandar
Lampung, di antaranya : retak kulit buaya 12,64 %, retak blok 4,66 %, tonjolan 3,35
%, amblas 2,96 %, retak tepi 4,05 %, penurunan bahu jalan 4,14 %, retak memanjang
8,81 %, tambalan 24,61 %, pengausan 17,18 %, lubang 3,35 %, alur 8,76 %, retak
selip 2,58 % dan pelepasan butir 2,92 %.
2. Nilai kondisi perkerasan lentur ruas Soekarno-Hatta Bandar Lampung pada masingmasing
segmen adalah segmen 1 = 78,91 (sangat baik), segmen 2 = 90,45
(sempurna), segmen 3 = 88,10 (sempurna), segmen 4 = 93,04 (sempurna), segmen 5
= 83,04 (sangat baik), segmen 6 = 92,47 (sempurna), segmen 7 = 92,83 (sempurna),
segmen 8 = 93,69 (sempurna), segmen 10 = 88,80 (sempurna), segmen 11 = 78,50
(sangat baik), segmen 12 = 66,25 (baik), segmen 13 = 61,00 (baik) dan segmen 14 =
98,43 (sempurna).
2016. 01-02.
(STUDI KASUS: JALAN LINGKAR UTARA PANYINGKIRAN -BARIBIS AJALENGKA)
Jenis Perkerasan
Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku
Material
Lokasi Penelitian
JALAN LINGKAR UTARA PANYINGKIRAN -BARIBIS AJALENGKA
Nilai daya dukung tanah dasar (DDT)
Indeks Permukaan Awal (Ipo)
Lintas Ekivalen Rencana (LER)
Indeks Permukaan Akhir (IPt)
Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
Jenis lapisan perkerasan
1. Metode empiris yang dikembangkan berdasarkan pengalaman dan penelitian dari jalan-jalan yang dibuat khusus untuk penelitian dari jalan yang sudah ada
2. Metode Teoritis
Metode ini dikembangkan berdasarkan teori matematis dari sifat tegangan dan regangan pada lapisan perkerasan akibat beban berulang dari lalu lintas.
1. Perkerasan Lentur merupakan perkerasan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat sedangkan
perkerasan kaku adalah perkerasan dengan menggunakan semen sebagai bahan pengikat
2. Perkerasan lentur bisa digunakan pada semua tingkat volume lalu lintas dan klasifikasi semua jalan
sedangkan perkerasan kaku khusus pada volume lalu lintas tinggi
3. Dari segi biaya dan umur rencana perkerasan lentur di desain untuk umur rencana rendah (5-10 tahun)
dengan biaya konstruksi awal yang rendah sedangkan perkerasan kaku di desain untuk umur rencana
tinggi (15-40 tahun) dengan biaya konstruksi tinggi.
4. Dari segi pelaksanaan perkerasan lentur cukup rumit dalam kontrol kualitas dalam Job Mix dengan biaya
pemeliharaan yang lebih tinggi dari perkerasan kaku.
5. Kekuatan perkerasan lentur ditentukan oleh kemampuan penyebaran tegangan lapisan dan ketebalan
setiap lapisan serta kekuatan tanah dasar sedangkan perkerasan kaku kekuatannya ditentukan oleh
kekuatan beton sendiri.
STUDI KASUS JALAN LINTAS TALUK KUANTAN – BATAS PROVINSI SUMATERA BARAT
Jenis Perkerasan
Penelitian membahas dan menentukan nilai tingkat kerusakan lapisan perkerasan lentur untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan yang terjadi serta menentukan jenis pemeliharaan yang sesuai.
Material
Aspal
Lokasi Penelitian
jalan lintas Taluk Kuantan-Batas Sumatera Barat,
3. Panjang dan Lebar Jalan
1. Dimensi Kerusakan
2. Jenis-Jenis Kerusakan
4. Status Jalan
metode Asphalt institute
Memperoleh Data Primer dan Sekunder
1. Persentase total kerusakan jalan di sepanjang lokasi penelitian adalah: 9,05 %, dengan persentase kerusakan terparah berdasarkan jenis kerusakannya ialah kerusakan aus / agregat licin sebesar 2,397 %.
2. Hasil identifikasi jenis kerusakan jalan di sepanjang lokasi penelitian adalah ambles, sungkur, retak memanjang, retak kulit buaya, retak blok, retak berkelok-kelok, retak pinggir, butiran lepas, kegemukan, aus/agregat licin, terkelupas dan lubang.
2016. 01-02.
Material Perkerasan Lentur
1. Lapis Permukaan (Surface Course)
AC-WC
AC-BC
Laston
2. Lapis Pondasi (Base Course)
LPA kela A
Batu Pecah Kelas C
CTB
Cold Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB)
Cement Treated Recycling Base (CTRB)
3. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course)
Tanah Dasar (Subgrade)
Sirtu Kelas C
Beban Lalu Lintas
Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
Jenis Lapisan Perkerasan
Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)
faktor Regional
Indeks Permukaan Awal (Ipo)
Indeks Permukaan Akhir (Ipt)
Panjang dan Lebar Jalan
Umur Rencana
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Lintas Ekuivalen Rencana (LER)
Indeks Tabel Perkerasan (ITP)
Nilai Kapasitas Struktural Perkerasan (SN)
Metode Analisa Komponen
Metode Bina Marga 2013
Metode AASHTO 1993 (American Association of State Highway
and Transportation Officials )
Metode Manual Desain Perkerasan Jalan
Metode Mekanistik-Empirik Ruas Jalan