Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

PERKERASAN

LENTUR

Nama Kelompok 1

  • Satria Pratama Eka Putra (2110921001)
  • Azzahra Dienul Akhwat (2110921054)
  • Rinada Khairani (2110922043)
  • Hilwa Zakira (2110922057)
  • Insyira Rizky (2110922060)

PERKENALAN

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

JALAN RAYA ANTARA BINA MARGA DAN AASHTO’93

JURNAL 1

(STUDI KASUS: JALAN LINGKAR UTARA PANYINGKIRAN -BARIBIS AJALENGKA)

Jenis, material,

lokasi penelitian

Jenis Perkerasan

Penelitian membahas perencanaan konstruksi perkerasan lentur dari segi ketebalan lapis perkerasan, stabilitas konstruksi maupun kekuatannya dengan membandingkan antara Metode Bina Marga dan Metode American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).

Material

Laston (MS-744) untuk lapis permukaan

Batu Pecah kelas A (CBR 100) untuk lapis fondasi.

Sirtu/pitrun (CBR 50) untuk lapis fondasi bawah

Lokasi Penelitian

Proyek Jalan Lingkar Kabupaten Majalengka, kondisi jalan masih berupa permukiman warga dan sawah, sedangkan untuk data lalu lintas berpatokan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.

Parameter

Faktor Regional

Beban Lalu Lintas

Indeks Permukaan

Kekuatan Daya Dukung Tanah Dasar

Jenis Lapisan Perkerasan

Beban Lalu Lintas

Kriteria Kinerja Jalan

Kondisi Lingkungan

Batasan Waktu Konstruksi Bertahap

Faktor Drainase dan Kekuatan Daya Dukung Tanah Dasar

Metolodogi

Penelitian

Bina Marga

AASHTO

Parameter Perencanaan

Input Parameter

ITP Tahap pertama

Konstruksi Bertahap

Umur Desain Rencana

Menentukan ITP

Tebal Lapisan perkerasan

Konstruksi Bertahap

Kesimpulan

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya dalam kedua metode tersebut yang paling cocok di gunakan dalam pembuatan jalan di Majalengka yaitu dengan metode Bina Marga dikarenakan adanya beberapa faktor ekonomis yang diperhitungkan antara lain; dari segi ketebalan metode Bina Marga lebih tipis yaitu 5,0 cm sedangkan untuk AASHTO yaitu 7,5 cm, dari segi bahan juga metode Bina Marga lebih sedikit mempergunakan bahan-bahan yang diperlukan antara base dan sub base, tapi untuk kualitas hasil dari pekerjaan walaupun dalam segi ketebalan maupun segi bahan lebih relatif ekonomis tetapi metode Bina Marga mempunyai kualitas yang tidak kalah baik dari metode AASHTO.

PREDIKSI SISA UMUR PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE MEKANISTIK- EMPIRIK

JURNAL 2

(STUDI KASUS: RUAS JALAN PROF.DR.WIRJONOPRODJODIKORO, YOGYAKARTA)

Jenis, material,

lokasi penelitian

Jenis Perkerasan

Penelitian ini membahas nilai repetisi beban dan memprediksi sisa umur perkerasan lentur agar dapat menjadi pedoman dalam melakukan penanganan kerusakan jalan.

Material

1. AC - WC

2. AC -BC

3. AC - Base

4. Pondasi Kelas A

5. Tanah Dasar

Lokasi Penelitian

JALAN PROF. DR. WIRJONO PRODJODIKORO, YOGYAKARTA

Parameter

2. Poissson's Ratio

3. Tebal Perkerasan

1. Modulus Elastis

4. Kontrol Prediksi Umur Pelayanan Jalan

Metolodogi

Penelitian

Mengumpulkan data primer dan data sekunder.

Menentukan data properties material untuk pemodelan struktur,

Menganalisis data lalu lintas,

Melakukan pemodelan struktur perkerasan dengan program KENPAVE dan untuk lapisan perkerasan menggunakan sub program KENLAYER;

Menentukan respons tegangan-regangan yang terjadi akibat beban lalu lintas menggu-nakan hasil output program KENLAYER;

Menganalisis repetisi beban lalu lintas yang dihasilkan program KENPAVE dan menganalisa kerusakan perkerasan.

Kesimpulan

Kesimpulan

Studi ini menunjukkan bahwa respons tegangan-regangan yang terjadi pada ruas jalan arteri Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro berbeda-beda untuk tiap jenis kerusakan. Untuk kerusakan permanent deformation diperoleh nilai repetisi beban sebesar 13.444.693 ESAL, untuk kerusakan rutting sebesar 38.286.385 ESAL, dan untuk kerusakan fatigue cracking sebesar 147.165.814 ESAL.

Memasuki umur ke-8, perkerasan jalan diprediksi sudah tidak mampu mengakomo-dasi beban repetisi kerusakan permanent deformation sebesar 13.444.693 ESAL, memasuki umur ke-17 untuk kerusakan rutting yang melebihi batas toleransi beban repetisi sebesar 38.286.385 ESAL, dan kerusakan fatigue cracking sebesar 147.165.814 ESAL terjadi memasuki tahun ke-36.

2016. 01-02.

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU SERTA ANALISIS EKONOMINYA

JURNAL 3

(STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR MOJOAGUNG)

Jenis, material,

lokasi penelitian

Jenis Perkerasan

Penelitian ini membahas perhitungan perencanaan tebal konstruksi perkerasan lentur menggunakan metode BINA MARGA.

Material

1. Laston

2. Batu pecah kelas A (CBR 100%)

3. Sirtu/pitrun kelas B (CBR 70%)

Lokasi Penelitian

Jalan Lingkar Mojoagung

Parameter

2. Mutu Beton Rencana

3. Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (R)

5. Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga

1. Modulus Reaksi Tanah Dasar Rencana (k)

4. Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga Harian (JSKNH)

7. Repetisi Kumulatif

8. Perhitungan Fatigue

6. Persentase Beban Sumbu

Metolodogi

Penelitian

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Analisis Kinerja Ruas Jalan Eksisting dan Jalan Lingkar

Analisis BOK Jalan Eksisting Sebelum Jalan Lingkar Dibangun

Perbandingan dan Evaluasi Ekonomi

Kesimpulan

Kesimpulan

Dari hasil analisis dan evaluasi ekonomi diperoleh hasil B/C = −235,9, Alternatif B/C = 206,01 dan B/C = 18,04. Dengan demikian, dipilih Alternatif B atau perkerasan kaku untuk Jalan Lingkar Mojoagung dengan alasan lebih menguntungkan dari segi ekonomi jalan raya.

2016. 01-02.

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN METODE AASHTO

JURNAL 4

(STUDI KASUS: RUAS JALAN NAGRAK KABUPATEN BOGOR)

Jenis, material,

lokasi penelitian

Jenis Perkerasan

Penelitian ini akan dilakukan analisis tebal perkerasan lentur menggunakan Metode Analisa Komponen dan Metode AASHTO 1993 pada ruas Jalan Nagrak Kabupaten Bogor

Material

Lokasi Penelitian

Jalan Nagrak Kabupaten Bogor

Parameter

3. Lintas Ekivalen

2. Angka Ekivalen (E)

4. Daya Dukung Tanah (DDT)

5. Faktor Regional (FR)

1. Koefisien Distribusi Arah Kendaraan (c)

6. Indek Permukaan (IP)

7. Indek Tebal Perkerasan (ITP)

8. Koefisien Kekuatan Relatif (a) dan Tebal Minimum Lapis Perkerasan (D)

Metolodogi

Penelitian

METODE ANALISIS KOMPONEN (MAK)

METODE AASHTO 1993

Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Metode AASHTO

Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Metode Analisa Komponen

Kesimpulan

Kesimpulan

1. Tebal lapis perkerasan lentur yang dibutuhkan pada Perencanaan Ruas Jalan Nagrak, Kabupaten Bogor berdasarkan Metode Analisa Komponen SKBI 1987 Bina Marga sebesar 42 cm dengan rincian sebagai berikut :

a. Lapisan permukaan (surface course) digunakan Laston MS 340 kg dengan tebal 5 cm.

b. Lapisan pondasi atas (base course) digunakan Batu Pecah Kelas C dengan tebal 20 cm.

c. Lapisan pondasi bawah (subbase course) digunakan Sirtu Kelas C dengan tebal 17 cm.

2. Tebal lapis perkerasan lentur yang dibutuhkan pada Perencanaan Ruas Jalan Nagrak, Kabupaten Bogor berdasarkan Metode AASHTO 1993 sebesar 34 cm dengan rincian sebagai berikut :

a. Lapisan permukaan (surface course) digunakan lapis permukaan beton aspal dengan

tebal 11 cm.

b. Lapisan pondasi atas (base course) digunakan lapis pondasi granular dengan tebal 8 cm.

c. Lapisan pondasi bawah (subbase course) digunakan lapis pondasi bawah granular

dengan tebal 15 cm.

2016. 01-02.

EVALUASI STRUKTURAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE AASHTO 1993 DAN METODE BINA MARGA 2013

JURNAL 5

(STUDI KASUS: JALAN NASIONAL LOSARI - CIREBON)

Jenis, material,

lokasi penelitian

Jenis Perkerasan

Penelitian ini menganalisis struktural perkerasan lentur, dengan metode BINA MARGA 2013 dan membandingkan dengan metode AASHTO 1993, dimana keduanya merupakan bagian dari evaluasi metode non-destructive.

Material

Lokasi Penelitian

Ruas Jalan Losari -

Cirebon yang terletak di Provinsi Jawa Barat.

Parameter

4. Perhitungan Tebal Overlay (DoL)

2. Nilai Modulus Elastisitas Efektif (Ep)

5. International Roughness Index (IRI)

1. Penentuan Modulus Resiliens

3. Nilai Kapasitas Struktural Perkerasan (SN)

7. Jenis Penanganan

6. Data Lendutan FWD

8. Penentuan Tebal Lapis Tambah

Metolodogi

Penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pengumpulan Data

Tahap Kegiatan Analisis

terdiri 3 bagian : Analisis amaetode AASHTO 1993, Analisis Metode Bina Marga 2013, Analisis Perbandingan Kedua Metode.

Tahap Pengambilan Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Kesimpulan

Analisis Struktural dengan menggunakan metode AASHTO 1993

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diperoleh bahwa kebutuhan tebal lapis tambah (overlay) pada masing masing segmen cukup variatif, yaitu berkisar antara 6 sampai 11 cm. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kapasitas struktural yang ada pada masing-masing segmen.

Analisis Struktural dengan menggunakan metode Bina Marga 2013

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, untuk umur rencana 10 tahun, asumsi pemodelan 2 lapis/layer,memerlukan tebal lapis tambah 50 mm, sedang asumsi pemodelan 3 lapis/layertidak memerlukan tebal lapis tambah.

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN

JURNAL 6

(STUDI KASUS: JALAN KELURAHAN LAKAMBAU KECAMATAN BATAUGA KABUPATEN BUTON SELATAN)

Jenis, material,

lokasi penelitian

Jenis Perkerasan

Penelitian ini dilaksanakan untuk menentukan tebal perkerasan lentur jalan.

Material

Lokasi Penelitian

Kelurahan Lakambau, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan

Parameter

2. Nilai CBR Lapangan

5. Faktor Distribusi Lajur (DL)

3. Pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP)

4. Nilai VDF Jenis Kendaraan Niaga

1. Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)

6. Kumulatif Beban Lalu Lintas ESA5

7. Chart Desain Lapisan Perkerasan Lentur

8. Lapis Fondasi Agregat A untuk Tanah Dasar CBR

Metolodogi

Penelitian

Mengumpulkan Data Primer

berupa hasil survey dengan teknik observasi yang dibutuhkan adalah : Survey LHR puncak dan Survey dengan alat DCP untuk mendapatkan nilai CBR.

Mengumpulkan Data Sekunder

diperoleh dari literatur-literatur yang berkaitan dengan materi yang diteliti khususnya tentang perencanaan tebal perkerasan jalan.

Kesimpulan

Kesimpulan

Kesimpulan yaitu nilai LHR yaitu 80 kendaraan perhari, untuk nilai total CESA5 yaitu 2,2E+03, dan untuk CBR tanah dasar >6 atau SG6 yaitu dengan nilai 12,95%. Dari hasil desain didapatkan tebal lapisan permukaan atas (surface) yaitu 4 cm, untuk tebal lapisan pondasi atas (base course) adalah 6 cm, dan untuk LPA Kelas A adalah 26 cm setelah dilakukan penyesuaian.

2016. 01-02.

STUDI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

JURNAL 7

(STUDI KASUS: RUAS JALAN KARANGTALUN - KALIDAWIR KABUPATEN TULUNGAGUNG)

Jenis, material,

lokasi penelitian

Jenis Perkerasan

Penelitian ini dilakukan studi perencanaan ulang tebal lapis dan lebar perkerasan lentur dengan Metode Manual Desain Perkerasan 2017

Material

1. AC - WC

2. AC - BC

3. Sirtu

Lokasi Penelitian

Jalan Karangtalun - Kalidawir Kabupaten Tulungagung.

Parameter

1. Umur Rencana

2. Regional Factor (RF)

3. Koefisien Distribusi Kendaraan

4. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

5. Analisis Data BCWS, BCWP, dan ACWP

7. Volume Pekerjaan

6. Analisis Perhitungan Harga

Metolodogi

Penelitian

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data Primer

Data Sekunder

Data Lalu Lintas Harian Rata-rata

Data Tanah

Data Gambar Jalan

Data Harga Satuan Bahan, Upah dan Peralatan

Kesimpulan

Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai perencanaan perkerasan ruas jalan Karangtalun Kalidawir menggunakan jenis perkerasan lentur berdasarkan Metode Manual Desain 2017 yang ada dengan :

1. Jenis bahan yang dipakai adalah :

Surface Course : AC-WC, Base Course : AC-BC, Sub Base Course : Sirtu (CBR 50%)

Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masing-masing lapisan :

Surface Course : 5 cm, Base Course : 20 cm Sub, Base Course : 15 cm

2. Jadi lebar tambahan yang perlu direncanakan adalah 2 meter , atau dilebarkan 1 meter pada

setiap lajurnya.

3. Perencanaan pada ruas jalan Karangtalun-Kalidawir memerlukan biaya untuk

pembangunan sebesar Rp. 73.342.707.500,00 dan dikerjakan selama 1 tahun 1 bulan.

2016. 01-02.

IDENTIFIKASI JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN LENTUR

JURNAL 8

(STUDI KASUS: JALAN SOEKARNO-HATTA BANDAR LAMPUNG

Jenis, material,

lokasi penelitian

Jenis Perkerasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan Lentur

Material

AC

Batu pecah

Lokasi Penelitian

jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung.

Parameter

1. Kadar Kerusakan

3. Total Deduct Value

2, Nilai Pengurangan

5. Correct Deduct Value

4. Nilai Alowable Maxium Deduct Value

Metolodogi

Penelitian

1. Lokasi Penelitian

2. Data Penelitan

3. Pelaksanaaan Penelitian

Kesimpulan

Kesimpulan

1. Terdapat 13 jenis kerusakan pada perkerasan lentur ruas Soekarno-Hatta Bandar

Lampung, di antaranya : retak kulit buaya 12,64 %, retak blok 4,66 %, tonjolan 3,35

%, amblas 2,96 %, retak tepi 4,05 %, penurunan bahu jalan 4,14 %, retak memanjang

8,81 %, tambalan 24,61 %, pengausan 17,18 %, lubang 3,35 %, alur 8,76 %, retak

selip 2,58 % dan pelepasan butir 2,92 %.

2. Nilai kondisi perkerasan lentur ruas Soekarno-Hatta Bandar Lampung pada masingmasing

segmen adalah segmen 1 = 78,91 (sangat baik), segmen 2 = 90,45

(sempurna), segmen 3 = 88,10 (sempurna), segmen 4 = 93,04 (sempurna), segmen 5

= 83,04 (sangat baik), segmen 6 = 92,47 (sempurna), segmen 7 = 92,83 (sempurna),

segmen 8 = 93,69 (sempurna), segmen 10 = 88,80 (sempurna), segmen 11 = 78,50

(sangat baik), segmen 12 = 66,25 (baik), segmen 13 = 61,00 (baik) dan segmen 14 =

98,43 (sempurna).

2016. 01-02.

PERBANDINGAN PERKERASAN KAKU DAN PERKERASAN LENTUR

JURNAL 9

(STUDI KASUS: JALAN LINGKAR UTARA PANYINGKIRAN -BARIBIS AJALENGKA)

Jenis, material,

lokasi penelitian

Jenis Perkerasan

Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku

Material

Lokasi Penelitian

JALAN LINGKAR UTARA PANYINGKIRAN -BARIBIS AJALENGKA

Parameter

Nilai daya dukung tanah dasar (DDT)

Indeks Permukaan Awal (Ipo)

Lintas Ekivalen Rencana (LER)

Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

Jenis lapisan perkerasan

Metolodogi

Penelitian

1. Metode empiris yang dikembangkan berdasarkan pengalaman dan penelitian dari jalan-jalan yang dibuat khusus untuk penelitian dari jalan yang sudah ada

2. Metode Teoritis

Metode ini dikembangkan berdasarkan teori matematis dari sifat tegangan dan regangan pada lapisan perkerasan akibat beban berulang dari lalu lintas.

Kesimpulan

Kesimpulan

1. Perkerasan Lentur merupakan perkerasan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat sedangkan

perkerasan kaku adalah perkerasan dengan menggunakan semen sebagai bahan pengikat

2. Perkerasan lentur bisa digunakan pada semua tingkat volume lalu lintas dan klasifikasi semua jalan

sedangkan perkerasan kaku khusus pada volume lalu lintas tinggi

3. Dari segi biaya dan umur rencana perkerasan lentur di desain untuk umur rencana rendah (5-10 tahun)

dengan biaya konstruksi awal yang rendah sedangkan perkerasan kaku di desain untuk umur rencana

tinggi (15-40 tahun) dengan biaya konstruksi tinggi.

4. Dari segi pelaksanaan perkerasan lentur cukup rumit dalam kontrol kualitas dalam Job Mix dengan biaya

pemeliharaan yang lebih tinggi dari perkerasan kaku.

5. Kekuatan perkerasan lentur ditentukan oleh kemampuan penyebaran tegangan lapisan dan ketebalan

setiap lapisan serta kekuatan tanah dasar sedangkan perkerasan kaku kekuatannya ditentukan oleh

kekuatan beton sendiri.

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS KERUSAKAN JALAN (PERKERASAN LENTUR)

JURNAL 10

STUDI KASUS JALAN LINTAS TALUK KUANTAN – BATAS PROVINSI SUMATERA BARAT

Jenis, material,

lokasi penelitian

Jenis Perkerasan

Penelitian membahas dan menentukan nilai tingkat kerusakan lapisan perkerasan lentur untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan yang terjadi serta menentukan jenis pemeliharaan yang sesuai.

Material

Aspal

Lokasi Penelitian

jalan lintas Taluk Kuantan-Batas Sumatera Barat,

Parameter

3. Panjang dan Lebar Jalan

1. Dimensi Kerusakan

2. Jenis-Jenis Kerusakan

4. Status Jalan

Metolodogi

Penelitian

metode Asphalt institute

Memperoleh Data Primer dan Sekunder

Kesimpulan

Kesimpulan

1. Persentase total kerusakan jalan di sepanjang lokasi penelitian adalah: 9,05 %, dengan persentase kerusakan terparah berdasarkan jenis kerusakannya ialah kerusakan aus / agregat licin sebesar 2,397 %.

2. Hasil identifikasi jenis kerusakan jalan di sepanjang lokasi penelitian adalah ambles, sungkur, retak memanjang, retak kulit buaya, retak blok, retak berkelok-kelok, retak pinggir, butiran lepas, kegemukan, aus/agregat licin, terkelupas dan lubang.

2016. 01-02.

Berdasarkan 10 jurnal yang kami dapatkan dan kami telaah dapat disimpulkan bahwa :

KESIMPULAN

Material

Material Perkerasan Lentur

1. Lapis Permukaan (Surface Course)

AC-WC

AC-BC

Laston

2. Lapis Pondasi (Base Course)

LPA kela A

Batu Pecah Kelas C

CTB

Cold Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB)

Cement Treated Recycling Base (CTRB)

3. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course)

Tanah Dasar (Subgrade)

Sirtu Kelas C

Parameter

Beban Lalu Lintas

Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)

Jenis Lapisan Perkerasan

Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)

faktor Regional

Indeks Permukaan Awal (Ipo)

Indeks Permukaan Akhir (Ipt)

Panjang dan Lebar Jalan

Umur Rencana

Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Lintas Ekuivalen Rencana (LER)

Indeks Tabel Perkerasan (ITP)

Nilai Kapasitas Struktural Perkerasan (SN)

Metoda

Metode Analisa Komponen

Metode Bina Marga 2013

Metode AASHTO 1993 (American Association of State Highway

and Transportation Officials )

Metode Manual Desain Perkerasan Jalan

Metode Mekanistik-Empirik Ruas Jalan

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi