Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
"organisasi dinamik dalam individu yang memiliki sistem psikologis tersebut yang menentukan penyesuaian uniknya terhadap lingkungannya."
-Gordon Allport
"Kepribadian sebagai jumlah total cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan lainnya.
-Robbins
Kepribadian merupakan hasil dari keturunan, lingkungan, interaksi individu dengan lingkungannya. Demikian kepribadian manusia dewasa sekarang umumnya dianggap terbentuk dari faktor keturunan maupun faktor lingkungan, yang diperlemah oleh kondisi situasi.
Studi terbaru terhadap anak-anak kecil memberikan dukungan kekuatan keturunan bukti menunjukkan bahwa ciri-ciri seperti rasa malu, takut, dan sedih mungkin sekali disebabkan oleh karakteristik genetik yang diwariskan. Temuan ini dikemukakan bahwa beberapa ciri kepribadian bisa dibangun ke dalam kode genetik yang sama mempengaruhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
Pendekatan keturunan berpendapat bahwa penjelasan terakhir tentang kepribadian seseorang adalah struktur molekul dari gen, yang terdapat dalam kromosom.
Situasi mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan pada kepribadian. Kepribadian individu, walaupun umumnya stabil dan konsisten, berubah dalam situasi-situasi yang berbeda. Beragam tuntutan dari situasi yang berbeda menimbulkan aspek yang berbeda pada kepribadian seseorang.
Secara taksonomik menarik adalah bahwa sejumlah situasi tampak sangat berbeda kemampuannya dalam menciptakan batasan-batasan pada perilaku. Sebagian situasi - misalnya, gereja, wawancara kerja - membatasi banyak perilaku. Situasi lain - misalnya, piknik di taman umum-mempunyai pembatasan yang relatif sedikit.
NORMA
SIKAP
NILAI
Bagaimana kepribadian seseorang akan terlihat dari ciri ciri kepribadiannya.
ciri ciri kepribadian adalah karakteristik yang lama menggambarkan perilaku individu.
karakteristik yang populer antara lain adalah rasa malu, keagresifan, kepatuhan, kemalasan, ambisi, kesetiaan, dan ketakutan.
semakin konsisten karakteristik tersebut dan semakin sering terjadi dalam situasi, semakin penting ciri ciri tersebut dalam menggambarkan individu.
Indikator tersebut pada hakikatnya merupakan tes kepribadian dengan 100 pertanyaan bagaimana mereka biasanya merasa atau bertindak dalam situasi-situasi tertentu.
Diklasifikasikan para individu yang menjawab adalah ekstrovert dan introvert (E / I), tajam atau intuitif (S / N), pemikir atau perasa (T / F), dan memahami atau menilai (P / J). Klasifikasi tersebut kemudian digabungkan menjadi 16 tipe kepribadian.
• Stabilitas Emosi. Dimensi ini membuka jalan bagi kemampuan seseorang untuk bertahan terhadap stress. Orang dengan stabilitas emosi yang positif cenderung tenang, percaya diri, dan merasa aman. Mereka dengan skor negatif yang tinggi cenderung gugup, cemas, tertekan, dan merasa tidak aman.
• Ekstroversi. Dimensi ini mencakup tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Orang-orang yang ekstrovert cenderung suka berkelompok, tegas, dan mampu bersosialisasi. Kaum introvert cenderung pendiam, pemalu, dan tenang.
Model lima faktor kepribadian-lebih umum disebut "Lima Besar."
dari riset tahun terakhir, lima dimensi dasar itu saling melandasi dan mencakup sebagian besar perbedaan signifikan dalam kepribadian manusia. Faktor-faktor Lima Besar tersebut adalah:
• Keterbukaan terhadap Pengalaman. Dimensi terakhir ini mengukur kisaran minat dan kekaguman individu terhadap hal baru. Orang yang secara ekstrem terbuka adalah orang yang kreatif, ingin tahu, dan secara artistik sensitif. Mereka yang berada pada sisi lain kategori keterbukaan bersifat konvensional dan menemukan kenyamanan hanya jika telah akrab.
• Kemampuan untuk Bersepakat. Dimensi ini merujuk ke kecenderungan individu untuk tunduk ke yang lain. Orang-orang yang berkemampuan tinggi untuk bersepakat bersifat kooperatif, hangat, dan percaya. Orang yang memiliki skor yang rendah dalam kemampuan untuk bersepakat adalah orang yang dingin, tidak mampu bersepakat, dan antagonistik.
• Kemampuan untuk Mendengarkan Suara Hati. Dimensi ini merupakan ukuran dari keandalan. Orang yang sangat peka terhadap suara hati bersifat bertanggung jawab, terorganisir, dapat dipercaya, dan gigih. Mereka yang memiliki skor rendah dalam dimensi ini mudah bingung, tidak terorganisir, dan tidak andal.
Atribut-atribut kepribadian spesifik merupakan indikator yang berpengaruh dalam memperkirakan perilaku dalam organisasi.
Di mana seseorang menganggap lokus kendali yang ada dalam hidupnya. Yang lain adalah Machiavelisme, harga-diri, pemantauan diri, kecenderungan untuk menempuh risiko, dan kepribadian Tipe A
Sebagian orang yakin bahwa mereka adalah penguasa atas nasib mereka.
1. mereka yang yakin bahwa mereka mengendalikan nasib mereka (internal)
2. yang melihat hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan luar (eksternal)
Kaum internal, yang menghadapi situasi yang sama
eksternal secara individu memiliki
Orang-orang dengan harga diri rendah lebih rentan terhadap pengaruh luar daripada orang dengan harga diri tinggi. Orang-orang dengan SE rendah tergantung pada penerimaan evaluasi positif dari orang lain. Akibatnya, mereka lebih mungkin untuk mencari pengakuan dari orang lain dan lebih suka.
Dalam posisi manajerial, (Self esteem) rendah akan cenderung memperhatikan cara menyenangkan orang lain dan oleh karenanya, kurang mungkin mengambil langkah-langkah yang kurang populer dibanding orang-orang dengan SE tinggi.
Tidak heran, harga diri juga ditemukan berhubungan dengan kepuasan kerja. Bahwa orang-orang dengan SE tinggi lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada orang-orang dengan SE rendah.
1. Serba cepat dalam bergerak, berjalan, dan makan
2. Merasa tidak sabar atas tingkat kejadian sebagian besar peristiwa yang berlangsung
3. Berusaha keras untuk berpikir atau melakukan dua hal atau lebih sekaligus
4. Tidak dapat menikmati waktu luang.
5. Terobsesi dengan jumlah, mengukur kesuksesan berdasar berapa banyak yang mereka peroleh.
1. Tidak pernah mengalami keterdesakan waktu ataupun ketidak-sabaran;
2. Merasa tidak perlu memamerkan atau membahas entah prestasi mereka atau apa yang sudah mereka capai kecuali kalau pemaparan itu dituntut oleh situasi;
3. Bermain untuk mendapatkan kegembiraan dan relaksasi dan bukannya untuk memperlihatkan superioritas mereka
4. Dapat santai tanpa merasa bersalah.
Kemampuan individu untuk menyusaikan perilakunya dengan faktor-faktor situasi eksternal. Orang-orang dengan pemantauan-diri yang tinggi memperlihatkan kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi dalam menyesuaikan perilaku mereka dengan faktor- faktor situasi eksternal.
Mampu menyajikan kontradiksi yang mencolok antara personal publik mereka dan diri pribadi mereka. pemantauan diri yang rendah tidak dapat menyamarkan diri dengan cara itu. Mereka cenderung menampilkan disposisi dan sikap mereka yang sebenarnya dalam setiap situasi.
Bahwa orang-orang dengan pemantauan-diri tinggi akan lebih berhasil dalam posisi manajerial di mana orang-orang dituntut untuk memainkan peran-peran ganda, dan bahkan kontradiktif. Orang dengan pemantauan diri-tinggi mampu menampilkan "wajah" berbeda untuk pendengar berbeda.
Orang-orang berbeda keinginan mereka untuk memanfaatkan peluang kecenderungan untuk mengambil atau menghindari risiko ternyata membawa dampak pada berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengambil keputusan dan berapa banyak informasi yang mereka perlukan sebelum menentukan pilihan mereka.
Pada umumnya para manajer dalam organisasi-organisasi besar cenderung menghindari risiko, sangat kontras dengan wirausahawan yang berorientasi pertumbuhan aktif yang mengelola bisnis-bisnis kecil. Bagi populasi kerja secara keseluruhan, terdapat juga perbedaan kecenderungan dalam pengambilan risiko.
Individu yang Machiavelianismenya tinggi bersifat pragmatis, menjaga jarak emosi, dan yakin bahwa tujuan dapat menghalalkan cara.
"Jika berfungsi, maka gunakan" . Orang-orang yang Mach nya tinggi lebih banyak melakukan manipulasi. Lebih sering menang, kurang bisa dibujuk, dan membujuk lebih banyak orang lain daripada orang-orang dengan Mach yang rendah
Namun hasil orang dengan Mach tinggi ini diperlunak oleh faktor- faktor situasi :
(1) ketika mereka berinteraksi tatap muka dengan orang lain dan bukan berinteraksi secara tidak langsung
(2) ketika terjadi situasi dengan kaidah dan aturan yang minimal, sehingga memungkinkan terciptanya ruang gerak untuk berimprovisasi dan
(3) ketika keterlibatan emosi pada rincian-rincian tidak relevan bagi kemenangan menyingkirkan orang dengan Mach rendah.
Kecocokan organisasi-orang pada hakikatnya berpendapat bahwa orang akan meninggalkan pekerjaan yang tidak cocok dengan kepribadiannya. Dengan menggunakan terminologi Lima Besar.
Mitos tentang rasionalitas dan munculnya manajemen ilmiah. Organisasi telah dirancang secara khusus dengan tujuan mencoba mengendalikan emosi.
Organisasi yang berhasil meniadakan frustrasi, ketakutan, kemarahan, cinta, kebencian, kegembiraan, kesedihan, dan perasaan-perasaan semacam- nya. Emosi-emosi tersebut adalah antithesis dari rasionalitas.
Apa itu emosi ?
Apa itu emosi ?
Pengaruh (effect)
Kisaran luas perasaan yang manusia
Suasana Hati (moods)
Perasaan yang cenderung kurang kuat daripada emosi dan tidak mempunyai perangsang kontekstual
Emosi
Reaksi terhadap obyek, bukan sifat kepribadian. Emosi bersifat spesifik-obyek. Emosi dapat berubah menjadi suasana hati ketika Anda kehilangan fokus pada obyek kontekstual.
Kajian tentang literatur kepribadian menawarkan pedoman umum yang dapat berakibat pada kinerja pekerjaan yang efektif. Karena ciri-ciri kepribadian menciptakan parameter bagi perilaku manusia, maka ciri-ciri tersebut memberikan kita kerangka kerja untuk memperkirakan perilaku.
Penilaian kepribadian hendaknya digunakan bersama dengan informasi lain seperti keterampilan, kemampuan, dan pengalaman. Namun pengetahuan tentang kepribadian individu dapat membantu mengurangi ketidak sesuaian, yang pada gilirannya, dapat mengurangi pengunduran diri dan meningkatkan kepuasan kerja.
Dapatkah manajer mengendalikan emosi rekan kerja dan karyawan mereka? Tidak. Emosi adalah bagian alamiah dari sifat individu. Para manajer keliru jika mereka mengabaikan unsur emosional dalam perilaku organisasi dan menilai perilaku individu seolah-olah sepenuhnya rasional.
Apakah emosi mempengaruhi kinerja pekerjaan? Ya. Emosi dapat menghambat kinerja, khususnya emosi-emosi negatif. Itulah barangkali sebabnya, bagi sebagian besar, organisasi berusaha menarik keluar emosi dari tempat kerja. Namun emosi dapat juga meningkatkan kinerja.
Emosi yang dirasakan adalah emosi aktual individu.
Emosi yang ditampilkan adalah emosi yang dituntut oleh organisasi dan dianggap tepat dalam pekerjaan tertentu
Hal terpenting di sini adalah bahwa emosi yang dirasakan dan emosi yang ditampilkan sering berbeda. Sesungguhnya, banyak orang memiliki masalah untuk bekerja dengan orang lain hanya karena mereka secara naif menganggap bahwa emosi yang mereka lihat ditampilkan oleh orang lain sama dengan apa yang sesungguhnya dirasakan orang lain tersebut.
Contoh pekerjaan yang menuntut karyawan untuk berinteraksi dengan pelanggan. Dan pelanggan tidak selalu mudah dihadapi. Mereka sering mengeluh, berperilaku kasar, dan mengajukan permintaan-permintaan yang tidak masuk akal. Dalam keadaan-keadaan semacam itu, emosi yang dirasakan karyawan mungkin perlu disamarkan. Karyawan yang tidak mampu memproyeksikan cara bertindak yang ramah dan membantu dalam situasi tersebut berkemungkinan menyingkirkan pelanggan dan tidak mungkin efektif dalam pekerjaan mereka.
C). Frekuensi dan Durasi
seberapa sering emosi itu harus diperlihatkan dan untuk berapa lama .
B). Intensitas, yaitu kemampuan untuk mengekpresikan emosi.
orang memberikan tanggapan yang berbeda teradap rangsangan pemicu yang identik. dalam sebagian kasus perbedaan itu dapat disebabkan kepribadian individu / merupakan hasil dari tuntutan pekerjaan.
A). Perbedaan emosi tak terhitung, yaitu adalah perasaan kemarahan, perasaan jijik, bergairah, cemburu, takut, kecewa, bahagia, benci, berharap, iri, gembira, cinta, bangga, heran, dan sedih.
Salah satu cara untuk mengklasifikasinya adalah mengelompokkan apakah emosi tersebut positif atau negatif.
Enam emosi dasar ini muncul ke permukaan di tempat kerja atau tempat kuliah - Robbins
Emosi-emosi yang tidak dapat diidentifikasi oleh orang lain melalui ekspresi wajah
Sebagian orang mempunyai kesulitan besar untuk mengungkapkan perasaan mereka dan untuk memahami emosi orang lain. Psikolog menyebut hal itu sebagai alexithymia (yang dalam bahasa Yunani berarti "tidak mempunyai emosi").
Orang yang menderita alexithymia jarang menangis dan sering tampak tak punya energi dan dingin bagi orang lain.
Perasaan mereka sendiri membuat mereka tidak nyaman, dan mereka tidak mampu membeda-bedakan berbagai macam emosi berbeda mereka. Serta, mereka sering tidak memahami apa yang dirasakan orang lain di sekitarnya.
Orang yang tidak memiliki emosi perlu berkecimpung dalam pekerjaan yang tidak menuntut tenaga kerja emosinal.
Biasanya ini tidak cocok untuk posisi penjualan dan manajerial.
Namun mereka bisa berkinerja tinggi dalam pekerjaan penulisan kode program atau dalam pekerjaan apa saja yang secara eksklusif tersekap ke dalam interaksi dengan komputer.
Perbedaan antara pria dan wanita mengenai reaksi emosional dan kemampuan untuk membaca orang lain. Dalam mengkontraskan jenis kelamin, wanita menunjukkan ungkapan emosi yang lebih besar daripada pria, mereka mengalami emosi lebih hebat; dan mereka lebih sering menampilkan ekspresi dari emosi baik yang positif maupun negatif, kecuali kemarahan, bertolak belakang dengan pria.
PRESEPSI WANITA LEBIH HANGAT DIBANDING PRIA
Kemampuan dan Seleksi
Orang yang mengetahui emosi mereka sendiri dan bisa dengan baik membaca emosi orang lain bisa menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka. Pada hakikatnya, pengetahuan itu merupakan tema yang melandasi penelitian terbaru tentang kecerdasan emosional.
Kecerdasan Emosional
Kumpulan keterampilan, kemampuan, dan kompetensi nonkognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam memenuhi tuntutan dan tekanan lingkungan.
Terdiri lima dimensi Kecerdasan Emosional:
• Kesadaran-diri. Kemampuan untuk menyadari apa yang Anda rasakan.
• Pengelolaan-diri. Kemampuan untuk mengelola emosi dan rangsangan sendiri.
• Motivasi diri. Kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kemunduran dan kegagalan.
• Empati. Kemampuan untuk merasakan bagaimana perasaan orang lain.
• Keterampilan sosial. Kemampuan untuk menangani emosi orang lain.
Motivasi pada dasarnya mengemukakan bahwa individu-individu “termotivasi ke perilaku yang diharapkan dapat membawa hasil yang diinginkan.
Jika anda melihat orang yang sangat termotivasi dalam pekerjaan mereka, mereka terikat secara emosional. Orang yang terlibat dalam pekerjaan mereka "menjadi secara fisik, kognitif, dan emosional tenggelam ke dalam pengalaman kegiatan, ke dalam pengejaran satu tujuan.
Tidak mungkin jika pilihan keputusan itu tidak dipengaruhi oleh perasaan seseorang pada saat tertentu.
Bahwa orang bisa membuat pilihan berbeda ketika mereka marah dan tertekan daripada ketika mereka dalam keadaan tenang.
Pemahaman tentang pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan "hati" sekaligus "kepala." Orang menggunakan emosi dan juga proses intuitif dan rasional dalam pengambilan keputusan.
Kemampuan untuk memimpin orang lain adalah ciri fundamental yang dicari oleh organisasi.
Pemimpin yang efektif hampir semuanya mengandalkan ekspresi perasaan untuk membantu menyampaikan pesan mereka. Sesungguhnya, ungkapan emosi dalam pidato sering menjadi unsur penting yang mengakibatkan individu menerima atau menolak pesan seorang pemimpin. Bila pemimpin merasa gembira, bersemangat, dan aktif, mereka berkemungkinan lebih besar untuk menyemangati bawahan mereka dan menyampaikan rasa efektif, kompetensi, optimisme, dan gembira.
Sedikit isu yang lebih bertautan dengan emosi dibanding topik tentang konflik antarpribadi. bahwa emosi juga muncul ke permukaan. Keberhasilan manajer dalam upayanya untuk menyelesaikan konflik, sering sangat dipengaruhi oleh kemampuannya untuk mengidentifikasi unsur-unsur emosional dalam konflik dan mengarahkan pihak-pihak yang bertikai agar berhasil mengatasi emosi mereka.
Kerja Emosi-emosi negatif dapat menimbulkan sejumlah perilaku menyimpang di tempat kerja.
Perilaku-perilaku menyimpang tersebut dapat bersifat kekerasan atau non-kekerasan dan dimasukkan ke dalam kategori-kategori seperti:
Kecemburuan adalah emosi yang terjadi bila anda marah karena seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak Anda dapatkan, yang sebenarnya sangat Anda dambakan seperti tugas kerja yang lebih baik, ruang kantor yang lebih besar atau gaji yang lebih tinggi. Kecemburuan dapat menyebabkan perilaku menyimpang yang bersifat dendam.
Cemburu, misalnya, ternyata telah diketahui terkait dengan permusuhan, "kelicikan yang merusak" dan bentuk lain perilaku politik, yang secara negatif mendistarsi keberhasilan orang lain, dan secara positif mengganggu prestasinya sendiri.
RAAWWWRRRR !!!!
RAAWWWRRRR !!!!
RAAWWWRRRR !!!!