Loading…
Transcript

usaha mikro

kecil menengah

ALVIRA VIOLITA 1941010066 D4 hOTEL B 2019

UMKM

( usaha mikro kecil menengah )

Apa itu umkm?

UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro yang diatur dalam UU no.20 Tahun 2008

Karakteristik UMKM

KARAKTERISTIK

UMKM

Karakteristik UMKM merupakan sifat atau kondisi faktual yang melekat pada aktifitas usaha maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan dalam menjalankan

bisnisnya.

MENurut bank dunia

menurut bank dunia

UMKM dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:

  • Usaha Mikro (jumlah karyawan 10 orang)
  • Usaha Kecil (jumlah karyawan 30 orang)
  • Usaha Menengah (jumlah karyawan hingga 300 orang)

menurut Perspektif usaha

menurut PERSPEKTIF USAHA, UMKM DIKLASIFIKASIKAN JADI 4 YAITU :

KECIL DINAMIS

FAST MOVING ENTERPRISE

MIKRO

INFORMAL

Mampu wirausaha dengan menjalin kerjasama.

Contohnya pedagang kaki lima

Mempunyai kewirausahaan bagus dan siap menjadi usaha besar.

Sifat pengrajin

>

Kemampuan wirausaha

menurut aset dan omset

Kriteria UMKM &Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omset

Kriteria

Ukuran Usaha

Aset

Omset

Maksimal Rp 50 juta

Maksimal Rp 300 juta

Usaha Mikro

Usaha Kecil

>Rp 50jt - Rp 500jt

>Rp 300jt - 2.5M

Usaha Menengah

>Rp 500jt - Rp 10M

>Rp 2.5M - Rp 50M

Usaha Besar

>Rp 10M

>50M

menurut AspeK komoditas

berdasarkan aspek komoditas yang dihasilkan, UMKM juga memiliki karakteristik tersendiri antara lain:

Kualitasnya belum standar

Sebagian besar UMKM belum memiliki kemampuan teknologi yang memadai. Produk yang dihasilkan biasanya dalam bentuk handmade sehingga standar kualitasnya beragam.

Desain produknya terbatas

Desain produknya terbatas

Pengetahuan dan pengalaman mengenai produk terbatas. Mayoritas UMKM bekerja berdasarkan pesanan, belum banyak yang berani mencoba berkreasi desain baru.

Jenis produknya terbatas

Jenis produknya terbatas

Biasanya UMKM hanya memproduksi beberapa jenis produk saja. Apabila ada permintaan model baru, UMKM sulit untuk memenuhinya. Kalaupun menerima, membutuhkan waktu yang lama.

Kapasitas dan daftar harga produknya terbatas

Kapasitas dan daftar harga produknya terbatas

UMKM sulit menetapkan kapasitas produk dan harga membuat konsumen kesulitan

Bahan baku kurang terstandar

Bahan baku kurang terstandar

Dikarenakan bahan bakunya diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda

Kontinuitas produk tidak terjamin dan kurang sempurna

Kontinuitas produk tidak terjamin dan kurang sempurna

Dikarenakan produksi belum teratur maka biasanya produk-produk yang dihasilkan sering apa adanya.

UMKM DI indonesia

UMKM DI INDONESIA

Peran

PERAN

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan

Pada masa krisis

UMKM di indonesia pada masa krisis

Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, pasca krisis ekonomi tahun 1997-1998 jumlah UMKM tidak berkurang, justru meningkat terus, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. Pada tahun itu, jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56.539.560 unit. Dari jumlah tersebut, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 56.534.592 unit atau 99.99%. Sisanya, sekitar 0,01% atau 4.968 unit adalah usaha besar. Data tersebut membuktikan, UMKM merupakan pasar yang sangat potensial bagi industri jasa keuangan, terutama bank untuk menyalurkan pembiayaan. Karena sekitar 60 - 70% pelaku UMKM belum memiliki akses pembiayaan perbankan.

Hukum yang mengatur umkm di indonesia

HUKUM

Pemerintah dan legislatif membuktikan perhatiannya terhadap UMKM dengan meluncurkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dengan adanya peraturan yang menjadi payung hukum, gerak UMKM menjadi semakin leluasa. Persoalan klasik seperti akses permodalan kepada lembaga keuangan pun mulai bisa teratasi. Karena di dalam peraturan itu tercantum mengenai perluasan pendanaan dan fasilitasi oleh perbankan dan lembaga jasa keuangan non-bank.

perkembangan UMKM DI indonesia

Perkembangan UMKM DI INDONESIA

Perkembangan UMKM di Indonesia menunjukkan pola yang baik. Adanya dukungan dari pemerintah melalui cara-cara tertentu memengaruhi angka pertumbuhan jumlah unit usaha mikro, kecil, dan menengah.

TABEL PERKEMBANGAN

Tabel perkembangan umkm di indonesia 2010-2018

data dari kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah republik indonesia

Faktor Perkembangan UMKM di indonesia

FAKTOR

Berkembangnya usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia tidak bisa lepas dari faktor-faktor yang mendorong terjadinya kemajuan ini. Menurut beberapa pandangan dan penelitian, ada beberapa faktor yang mendorong majunya perkembangan UMKM di Indonesia, di antaranya sebagai berikut:

Pemanfaatan Sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi

Pemanfaatan Sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi

Majunya UMKM di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang terjadi saat ini. Beberapa penelitian menunjukkan kalau salah satu faktor yang mendukung perkembangan UMKM adalah karena pemanfaatan sarana TIK (teknologi, informasi dan komunikasi). Para pelaku usaha mulai memanfaatkan sarana teknologi seperti smartphone untuk melebarkan pasar usahanya, serta menggunakan aplikasi komunikasi seperti WhatsApp dan media sosial untuk memasarkan produk yang dijual.

Bahkan, sudah menjadi target pemerintah untuk membuat pelaku UMKM untuk memanfaatkan dunia digital, seperti e-commerce, untuk menjual dan mengembangkan usahanya. Mengutip dari salah satu sumber berita, Kemenkop RI melaporkan kalau sudah ada sekitar 8 juta UMKM yang sudah Go-Digital pada tahun 2017 lalu. Jumlah ini sebanyak 14% dari total 59.2 juta UMKM yang berdiri di Indonesia. Angka ini diharapkan untuk terus bertambah karena tingginya jumlah UMKM yang Go-Digital sejalan dengan tujuan pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai Digital Energy of Asia di tahun 2020.

Kemudahan Peminjaman Modal Usaha

Kemudahan Peminjaman Modal Usaha

Perkembangan UMKM di Indonesia tidak bisa lepas dari dukungan perbankan di Tanah Air. Terbukanya akses pembiayaan perbankan serta menurunnya kredit usaha rakyat, mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah. Bahkan, perbankan wajib mengalokasikan kredit pada UMKM mulai tahun 2015. Berawal dari 5%, angka bunga itu terus tumbuh hingga 20% pada akhir tahun 2018 lalu.

Selain itu, nominal modal memulai usaha, khususnya usaha mikro, dianggap tidak terlalu besar sehingga siapapun dapat menjadi pelaku UMKM dengan cepat. Dengan begitu, semakin menarik pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia.

Menurunnya Tarif PPH Final

Menurunnya Tarif PPH Final

Pelaku UMKM termasuk ke dalam wajib pajak dan wajib hitung, setor, lapor pajak penghasilannya pada negara. Pajak yang harus disetor dan dilaporkan merupakan pajak penghasilan final atau PPh Final.

Awalnya, tarif PPh Final yang ditetapkan untuk pelaku UMKM ini sebesar 1%. Namun pada bulan Juli 2018, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2018 yang menetapkan tarif PPh Final UMKM turun menjadi 0,5%.

Penurunan tarif PPh Final ini memberikan dampak yang cukup baik. Berdasarkan data Ditjen Pajak, ada peningkatan jumlah wajib pajak pembayar PPh Final UMKM. Ada 463.094 wajib pajak yang baru membayar pada periode Agustus-Desember 2018 dan jumlah itu belum pernah membayar pajak UMKM pada periode sebelumnya. Lalu dari angka itu, sebanyak 311.197 wajib pajak baru terdaftar per tanggal 1 Juli 2018.

UMKM DI INDONESIA SAAT INI (2020)

UMKM DI Indonesia (2020)

Perkembangan UMKM belum terlalu baik di awal tahun 2020, ditambah dengan munculnya wabah Covid-19 ditengah masyarakat Indonesia.

Pemerintah Indonesia mencegah penyebaran virus Covid-19 ini dengan dilakukan Social Distancing atau dikenal juga dengan upaya Lockdown. Dengan demikian, upaya tersebut yang berimbas langsung terhadap penurunan secara drastis ekonomi UMKM, karena setiap warga bahkan murid sekolah pun diliburkan agar tetap berada didalam rumah, akibatnya perusahaan UMKM terhambat dalam penjualan dan juga produksi.

Tak hanya itu, sektor pariwisata dan perdagangan juga mengalami penurunan yang drastis, terutama bagi para pedagang kaki lima yang sudah tidak bisa berdagang akibat diberlakukannya pembatasan sosial.

Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang membuat UMKM masih bisa bertahan ditengah wabah Covid-19, yaitu:

  • UMKM menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan kebutuhan masyarakat.

  • Pelaku usaha UMKM umumnya memanfaatkan sumberdaya lokal, baik sumberdaya manusia, modal, bahan baku, hingga peralatan. Artinya, sebagian besar kebutuhan UMKM tidak mengandalkan barang impor.

  • UMKM yang tidak ditopang dana pinjaman dari bank, melainkan dari dana sendiri.

Peran pelaku UMKM ditengah wabah untuk tetap menjaga pertumbuhan UMKM menjadi sangat penting. Saat ini yang perlu dilakukan pemerintah adalah menahan penyebaran Covid-19. Sebab, menahan laju penyebaran Covid-19 akan berpengaruh terhadap perekonomian.