SIM

KASUS

Pada masa awal komputer pribadi dan internet beberapa analis teknologi dan sosiolog megkhawatirkan tentang kesenjangan digital, dimana orang yang lebih kaya dan berpendidikan jauh lebih diuntungkan dengan kehadiran teknologi baru ketimbang masyarakat dari kelompok yang kurang beruntung. Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi telah memungkinkan penggunaan komputer dan smartphone untuk mengakses media sepanjang hari seperti jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak muda dalam mengakses media hiburan telah meningkat secara drastis. Peningkatan ini telah didorong oleh penyebaran dan peningkatan fungsi telepon seluler dan smartphone. Pada saat yang bersamaan, ponsel telah menjadi perangkat utama dalam mengakses multimedia. Faktanya saat ini sebagian besar anak muda lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengakses media pada ponselnya, ketimbang menggunakan untuk menelepon. Dengan adanya penyebaran akses anak-anak dari keluarga miskin menghabiskan waktu lebih sedikit ketimbang dari kalangan yang berada.

Berdasarkan yang dilakukan oleh Kaiser Foundation, anak muda sekarang tidak memiliki aturan dan batasan dalam mengakses media sehingga orang tua lebih memilih mengawasi dan membimbing anaknya daripada mengakses teknologi itu sendiri. Komisi Komunikasi Federal memberikan respon terhadap kasus ini yaitu dengan meluncurkan upaya untuk menginstruksikan orang tua, para siswa, dan calon karyawan untuk menggunakan teknologi secara produktif. Dalam studi yang dilakukan oleh Kaiser tidak mengulas tentang penyebab dan pengaruh konsumsi media secara berlebihan, namun membahas perbedaaan signifikan antara pecandu media yang biasa saja dengan pecandu berat media. Beberapa studi membuktikan teknologi digital dapat merusak konsentrasi dan pola pikir, sehingga orang tua merasa khawatir dengan pola pemakaian teknologi anak-anaknya.

Studi yang diadakan di Stanford bahwa orang-orang yang bekerja secara multitasking lebih sulit berkonsentrasi dan kurang produktif ketimbang orang-orang yang melakukan pekerjaan secara normal.

2. Mengapa akses terhadap teknologi tidak cukup untuk menghilangkan kesenjangan digital?

Karena dalam suatu negara terdapat perbedaan kesenjangan sosial dan ekonomi diantara warga miskin dan kaya. Seiring dengan penyebaran akses terhadap perangkat ini, anak-anak dari keluarga miskin lebih sedikit menghabiskan waktu untuk mengakses media hiburan setiap harinya, sedangkan anak-anak dari keluarga yang berada lebih banyak menggunakan media teknologi modern saat ini (komputer, smartphone, televisi) untuk mengakses media hiburan serta jejaring sosial.

3. Seberapa pentingkah masalah “kesenjangan digital baru”? Jelaskan jawaban anda.

Menurut kelompok kami masalah kesenjangan digital baru sangat penting karena menyangkut tentang pendidikan antar si kaya dan si miskin. Adapun dampak positif dan negatif dari kesenjangan digital baru tersebut. Dampak positifnya masyarakat dapat termotifasi untuk ikut ambil bagian dalam peningkatan teknologi informasi. Dampak negatifnya bagi mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin.

TITLE