Introducing 

Prezi AI.

Your new presentation assistant.

Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.

Loading…
Transcript

Human Trafficking

Kelompok 6

Apa itu Human Trafficking?

Human trafficking atau perdagangan manusia adalah perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman atau penggunaan kekerasan, atau bentuk pemaksaan lain seperti penculikan, penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh izin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain untuk tujuan eksploitasi. (Protokol Palermo,2000)

Definisi

3 unsur penting

1.Diawali dari proses pemindahtangan seseorang dari pihak satu ke pihak lainnya yang meliputi kegiatan (perekrutan, pengiriman, pengangkatan, pemindahan, penampungan, penerimaan)

2. Cara yang digunakan seperti penggunaan ancaman, pemaksaan, penculikan, penipuan, serta penyalahgunaan kekuasaan.

3. Tujuannya seperti untuk tujuan prostitusi (eksploitasi seksual), pornografi, pedofilia, kerja paksa yang memberikan upah tidak layak, pengedaran obat terlarang, pengemis, pengantin perempuan dalam perkawinan transnasional serta praktek-praktek perbudakan lainnya.

SEJARAH

sejarah

Human Trafficking sudah ada ribuan tahun sebelum masehi di kerajaan Israel, dimulai dengan perbudakan manusia.

Setelah masehi, sebelum larangan perbudakan di abad ke-19, Eropa Barat dan Amerika Serikat sangat diuntungkan dari perdagangan budak trans-atlantik, karena budak dikirim dari Afrika ke Amerika untuk bekerja di pertambangan atau di perkebunan.

Perdagangan manusia untuk tujuan seksual pertama kali secara sah diakui oleh 'perbudakan kulit putih' (Kangaspunta, 2010) bahwa untuk mendapatkan seorang wanita kulit putih dilakukan dengan cara kekerasan, obat-obatan, atau dengan penipuan untuk melakukan hubungan seksual. Kangaspunta, juga berpendapat bahwa pemerintah internasional mulai membahas 'perbudakan kult putih' setelah perdagangan manusia dan perbudakan trans-atlantik dibuat ilegal.

LATAR BELAKANG

Latar belakang

Human trafficking atau perdagangan manusia terutama perempuan dan anak- anak merupakan bentuk perbudakan pada era modern ini. Hal ini telah menjadi masalah serius sampai ke tingkat internasional.

Di Indonesia, trafficking sudah seperti wabah penyakit yang memakan banyak korban dalam satu dekade terakhir. Trafficking juga telah meresahkan masyarakat, karena begitu mudahnya perempuan dan anak-anak terjebak dalam perdagangan manusia. Tentunya praktik yang tidak manusiawi ini harus segera dihentikan dan dihapuskan.

Maraknya praktik perdagangan perempuan dan anak-anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor dominan yang dapat kita tengarai adalah kemiskinan, ketersediaan lapangan kerja, dan kebodohan. Dari beberapa faktor ini tentu saja sindikat-sindikat dari pelaku trafficking bisa memanfaatkannya untuk kepentingannya.

Kasus-kasus perdagangan perempuan dan anak-anak untuk dijadikan sebagai pekerja sex di Indonesia jarang terungkap karena licinnya sindikat perdagangan perempuan dan korupnya lembaga penegakan hukum di negeri ini.

Human Trafficking di negara lain:

1. India

2. Rusia

3. Ghana

4. China

5. Nepal

6. Pakistan

7. Sri Lanka

8. Slovenia

9. Brazil

10. Bangladesh

Di

Indonesia?

Indonesia adalah negara yang menjadi sumber, transit, dan tujuan bagi perempuan, anak-anak, dan laki-laki yang diperdagangkan untuk tujuan eksploitasi seksual komersial dan kerja paksa. Ancaman terbesar perdagangan manusia di Indonesia adalah disebabkan oleh kondisi kerja paksa dan jeratan utang di negara-negara Asia dan Timur Tengah. Pemerintah berhenti mengizinkan perempuan Indonesia untuk melakukan perjalanan ke Jepang dan Korea Selatan sebagai "cultural performers," untuk membatasi praktik yang menyebabkan korban diperdagangkan untuk eksploitasi seksual komersial

Sejumlah besar pria dan wanita Indonesia yang bermigrasi ke luar negeri setiap tahun bekerja di sektor konstruksi, pertanian, manufaktur, dan layanan rumah tangga menjadi sasaran kondisi kerja paksa atau jeratan hutang di Malaysia, Arab Saudi, Irak, Singapura, Taiwan, Hong Kong, Uni Emirat Arab, Yordania, Kuwait, Qatar, Suriah, Prancis, Belgia, Jerman, dan Belanda. Malaysia dan Arab Saudi adalah tujuan utama bagi pekerja migran Indonesia yang ilegal dan diperdagangkan untuk perbudakan domestik, eksploitasi seksual komersial, dan kerja paksa.

Pemerintah Indonesia tidak sepenuhnya mematuhi standar minimum untuk penghapusan perdagangan manusia; namun, upaya yang signifikan untuk melakukannya. Sementara pemerintah membuat kemajuan yang jelas dalam membawa pelanggar perdagangan seks ke pengadilan, sebagian melalui penggunaan undang-undang anti-perdagangan yang baru, kelemahan yang terlihat adalah kegagalan untuk mengekang praktik perdagangan skala besar dari agen tenaga kerja Indonesia yang berlisensi dan tidak berlisensi.

. Indonesia memiliki masalah perdagangan manusia terbesar di kawasan ini, dengan ratusan ribu korban perdagangan manusia, dan memiliki masalah yang sebagian besar tidak terkendali terkait dengan perdagangan oleh pejabat publik. Kantor Departemen Luar Negeri AS untuk Memantau dan Memerangi Perdagangan Orang menempatkan negara di "Tingkat 2" pada tahun 2017.

Hukum di Indonesia tentang Human Trafficking:

Ada beberapa hukum yang terkait dengan human trafficking di Indonesia, diantaranya:

a) Undang-Undang Dasar RI 1945

b) Tap MPR XVII Tentang Hak Asasi Manusia (HAM)

c) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Perdagangan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Human Trafficking) Perempuan dan Anak

d) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

e) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

f) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

g) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Human Trafficking)

Cara

Mengatasi

UNIFEM (United Nations Development Fund for Women) menyepakati delapan strategi untuk mencegah human trafficking yang mencakup:

1. Pencegahan melalui peningkatan kapasitas lembaga peradilan dan penegak hukum;

2. Pencegahan melalui pengendalian dan pembatasan prostitusi melalui sistem hukum;

3. Menolong dan merehabilitasi korban;

4. Melindungi perempuan dari kemungkinan trafficking dan penyuluhan tentang bahaya human trafficking;

5. Mengurangi demand dengan advokasi dan kampanye anti prostitusi anak dan sebagainya;

6. Mengurangi supply dengan advokasi dan penyuluhan tentang bahaya human trafficking di antara para orang tua;

7. Mengurangi supply dengan cara membuka lapangan kerja dan peluang berusaha;

8. Mengurangi supply dengan kampanye urgensi pendidikan anak bagi para orang tua.

IOM

Selaras dengan kesepakatan diatas, IOM (International Organization for Migration) juga merekomendasikan enam cara untuk mencegah human trafficking:

1. Kerjasama internasional. Perlu adanya kerjasama antar negara, terutama negara-negara pemasok dan negar-negara penerima karena setiap negara diyakini memiliki kepentingan yang berbeda-beda;

2. Bantuan pembangunan (official development assistance) yang ditargetkan pada kelompok yang rentan menjadi korban;

3. Kampanye anti-trafficking pada kelompok masyarakat yang rentan menjadi korban;

4. Meningkatkan kontrol di perbatasan dan penetapan kebijakan anti-trafficking yang tegas;

5. Meningkatkan kinerja polisi di bidang ini dengan membentuk satuan khusus untuk mengatasi human trafficking;

6. Meningkatkan kepedulian dan bantuan kepada para korban yang telah dieksploitasi.

Learn more about creating dynamic, engaging presentations with Prezi