Hadist
Thank you!
Kedudukan Hadits
- Sumber hukum islam ada dua, yaitu Al-Qur’an dan al-hadist. Kedudukan hadis sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Seluruh umat islam baik yang naql maupun yang ahli aql telah sepakat bahwa hadis merupakan sumber dasar hukum islam, dan disepakati tentang diwajibkannya untuk mengikuti hadis sebagaimana diwajibkan mengikuti Al-Qur’an.
- Dalam kaitannya dengan ini, Muhammad Ajjaj Al-Khatib mengatakan:
- “Al-Qur’an dan As-Sunah (Al-Hadis) merupakan dua sumber hukum syariat islam yang tepat, sehingga umat islam tidak mungkin mampu memahami syatiat islam tanpa kembali kepada kedua sumber hukum islam tersebut. Mujtahid dan orang alim pun tidak diperbolehkan hanya mencukupkan diri dengan salah satu dari keduanya.”
Ayat tentang kedudukan hadits
Fungsi Hadist
Artinya:
"Dan yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah
Artinya:
aku meninggalkan dua perkara untukmu sekalian, kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang kepada keduanya, yaitu kitabullah (Al-Qur'an) dan sunnah Rasullulah (Al-Hadits)
- memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur'an sehingga kedua-duanya (Al-Qur'an dan Hadits) menjadi sumber hukum. Misalnya: Allah swt, berfirman yang artinya "Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta." (Al-Hajj:30). kemudian firman Allah swt tadi dikuatkan dengan hadits yang artinya: Awas ! jauhilah perkataan dusta (H.R Bukhari Muslim)
- memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang masih bersifat umum. misalnya ayat tentang haramnya bangkai yang Allah swt jelaskan dalam Qur'an surah Al-Maidah ayat 3
Pengertian Hadits
Perkataan hadits berasal dari bahasa Arab yang artinya baru, ucapan, pembicaraan dan cerita. Menurut istilah, hadits ialah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan (taqrir) Nabi.
Macam-macam hadits
- hadits dibagi menjadi 3 yaitu hadits qauliyah (perkataan Nabi saw.), hadits fi'liyah (perbuatan Nabi saw.), dan hadits taqririyah ( ketetapan Nabi saw.)
- Ditinjau dari segi kualitasnya, hadits dibagi menjadi:
1.) hadits shahih, yaitu hadits yang sehat
yang diriwayatkan oleh orang-orang yang baik
dan kuat hafalannya, materinya baik dan
bersambung sanadnya, dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2.) hadits hasan, yaitu hadits yang memenuhi
persyaratan hadits shahih, kecuali pada segi
hafalannya yang kurang baik.
3.) hadits Dha'if, yaitu hadits yang lemah, baik
karena terputus salah satu sanadnya atau
karena salahsatu dari pembawanya kurang
baik
4.) hadits Maudzu', yaitu hadits yang palsu atau
hadits yang dibuat oleh seseorang dan
dikatakan sebagai sabda/ perbuatan Rasulullah saw
Ayat tentang fungsi hadits
Artinya:
''Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah. (Q.S Al-Maidah / 5:3)
Artinya:
Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. adapun dua macam bangkai adalah ikan dan belalang, sengangkan dua macam darah adalah hati dan limpa
Ditinjau dari jumlah orang yang menyampaikannya, hadits dibagi menjadi:
- Hadits Mutawatir, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak yang menurut akal tidak mungkin karena mereka bersepakat untuk dusta dan disampaikan melalui jalan indra.
- Hadits Masyhur, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak tetapi tidak sampai kepada derajat mutawatir. baik karena jumlahnya maupun karena tidak dengan indra.
- Hadits Ahad, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih yang tidak sampai kepada tingkat masyhur maupun mutawatir.