HUBUNGAN PEREKONOMIAN INDONESIA DENGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
PEMBAHASAN
DISTRIBUSI PENDAPATAN DI INDONESIA
- Kurva Lorenz
- Indeks atau Rasio Gini
- Kriteria Bank Dunia
- Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan
KEMISKINAN
- Definisi Kemiskinan
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan
- Standar pengukuran kemiskinan di Indonesia
- Program pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan
KELOMPOK 4
HUBUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
- 5112151058 – Helmi Mulyana
- 5112151059 – Intan Permata Sari
- 5112151060 – Rika Agustina
- 5112151062 – Jenita Sovianti
KETIDAKMERATAAN PENDAPATAN NASIONAL
- Distribusi atau pembagian pendapatan antarlapisan pendapatan masyarakat dapat ditelaah dengan mengamati perkembangan angka-angka rasio Gini.
- Koefisien Gini itu sendiri, perlu dicatat bukanlah indikator paling ideal tentang ketidakmerataan (ketimpangan, kesenjangan) distribusi pendapatan antarlapisan.
- Namun setidaknya cukup memberikan gambaran mengenai kecenderungan umum dalam pola pembagina pendapatan.
KETIDAKMERATAAN PENDAPATAN REGIONAL
- Secara regional atau antarwilayah, berlangsung pula ketidakmerataan distribusi pendapatan antarlapisan masyarakat.
- Dalam perpekstif antarwilayah, ketidakmerataan terjadi bail dalam hal tingkat pendapatan masyarakat antar wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, maupun dalam hal distribusi pendapatan di kalangan penduduk masing-masing wilayah (provinsi, atau kawasan tertentu).
KETIDAKMERATAAN PENDAPATAN SPASIAL
KEMISKINAN
- Ketidakmerataan distribusi pendapatan antarlapisan masyarakat bukan saja berlangsung secara nasional.
- Akan tetapi hal itu juga terjadi secara spasial atau antardaerah, yakni antar daerah perkotan dan daerah pedesaan.
- Di Indonesia pembagian pendapatan relatif lebih merata di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kemiskinan menurut para Ahli
Kemiskinan Relatif
- Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan.
Timbulnya kemiskinan menurut Hartomo dan Aziz dalam Dadan Hudyana
Kemiskinan Absolut
- Pendidikan yang Terlampau Rendah
- Malas Bekerja
- Keterbatasan Sumber Alam
- Terbatasnya Lapangan Kerja
- Keterbatasan Modal
- Beban Keluarga
- Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
Pada hakikatnya disebabkan oleh kurangnya komitmen manusia terhadap norma dan nilai-nilai kebenaran ajaran agama, kejujuran dan keadilan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penganiayaan manusia terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
KRITERIA BANK DUNIA
STANDAR PENGUKURAN KEMISKINAN INDONESIA
- keengganan bekerja dan berusaha,
- kebodohan,
- motivasi rendah,
- tidak memiliki rencana jangka panjang,
- budaya kemiskinan, dan
- pemahaman keliru terhadap kemiskinan
Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia
Didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni :
- 40% penduduk berpendapatan terendah (penduduk termiskin);
- 40% penduduk berpendapatan menengah;
- serta 20% penduduk berpendapatan tertinggi (penduduk terkaya).
Program Pemerintah dalam menanggulagi Kemiskinan di Indonesia
Garis Kemiskinan Makanan
(GKM)
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Disibusi Pendapatan
dan Kemiskinan
- dinyatakan parah apabila 40% penduduk berpendapatan terendah menikmati kurang dari 12% pendapatan nasional.
- dianggap sedang atau moderat bila 40% penduduk termiskin menikmati antara 12 hingga 17 % pendapatan nasional.
- jika 40% penduduk berpendapatan terendah menikmati lebih dari 17% pendapatan nasional, maka ketimpangan atau kesenjangan dikatakan lunak, distribusi pendapatan nasional dianggap cukup merata.
- Menaikan anggaran untuk program-program yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan berbasis komunitas dan kegiatan padat karya
- Mendorong APBD provinsi, kabupaten dan kota pada tahun-tahun selanjutnya untuk meningkatkan anggaran bagi penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja
- Tetap mempertahankan program lama seperti:
- BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
- RASKIN (Beras Miskin)
- BLT (Bantuan Langsung Tunai)
- Asuransi Miskin, dsb
- Merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari.
- Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).
Garis Kemiskinan Non Makanan
(GKM)
- Adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.
- Pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa.
Hipotesis Kuznets menyimpulkan bahwa pola hubungan yang positif kemudian menjadi negatif, menunjukkan terjadi proses evolusi dari distribusi pendapatan dari masa transisi suatu ekonomi pedesaan (rural) ke suatu ekonomi perkotaan (urban) atau ekonomi industri.
DISTRIBUSI PENDAPATAN INDONESIA
INDEKS atau RASIO GINI
Definisi
Distribusi pendapatan nasional adalah mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya (Dumairy, 1999)
- Adalah suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1, menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional.
-
- Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda semakin membaik atau merata distribusi. Dilain pihak, koefisien yang semakin besar (semakin mendekai satu) mengisyaratkan distribusi yang kian timpang atau senjang.
KURVA LORENZ
- Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk, secara kumulatif pula.
- Kurva yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus) menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata.
- Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin menjauh dari diagonal (semakin lengkung), maka ia mencerminkan keadaan yang semakin buruk, distribusi pendapatan nasional semakin timpang atau tidak merata.
- Angka Rasio Gini dapat ditaksir secara visual langsung dari kurva lorenz, yaitu perbandingan luas area yang terletak diantara kurva lorenz dan diagonal terhadap luas area segitiga OBC.