- Teori stare decisis merupakan salah satu teori yang dikenal dalam bidang hukum, atau disebut juga dengan teori precedent, yang berasal dari kalimat stare decisis et non quieta movera. Teori ini berlaku di negara-negara yang menggunakan sistem hukum anglo saxon (sepeti Inggris dan Amerika Serikat), dan merupakan hukum yang berlaku umum.
- Terkait putusan-putusan pengadilan, teori stare decisis mengungkapkan bahwa putusan pengadilan saat ini untuk kasus yang sama, harus memutuskan sama seperti yang pernah diputus di masa lalu. Apabila hakim akan menyimpang dari putusan hakim sebelumnya terhadap kasus yang sama tersebut, maka hal itu dapat dilakukan dengan menyebutkan alasan yang jelas dan logis.
MANFAAT
KESIMPULAN
Sistem hukum anglo-saxon, sebenarnya penerapanya lebih mudah terutama pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman. pendapat para ahli dan praktisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim, dalam memutuskan perkara. di inggris unifikasi hukum dilaksanakan dan dilselesaikan oleh benc dan bar. dari pengadilan bench dan bar ini sangat di hormati oleh rakyat inggris.
Di dalam sistem hukum anglo-saxon, secara gradual putusan pengadilan itu otomatis mengikat untuk similar case. Asas stare decisis. Oleh sebab itu putusan pengadilan sama dengan sumber hukum.
PERKEMBANGAN
Pada perkembangannya, dalam teori stare decisis dikenal 2 (dua) jenis putusan pengadilan, yaitu :
1. Putusan pengadilan yang bersifat otoritatif, yakni yang merupakan dasar hukum dan harus diikuti oleh putusan-putusan pengadilan berikutnya.
2. putusan pengadilan yang bersifat persuasif yang merupakan putusan-putusan pengadilan yang hanya bersifat historis saja, yakni yang boleh (tetapi tidak harus) diikuti oleh putusan-putusan pengadilan berikutnya.
KEKUATAN MENGIKAT
Dilihat dari segi kekuatan berlaku putusan pengadilan sebelumnya, maka teori stare decisis memiliki 2 (dua) arti, yaitu :
1. Teori berkekuatan lemah
Teori berkekuatan lemah ini pada prinsipnya menyatakan bahwa suatu putusan terdahulu meskipun telah dikumpulkan dan dipublikasikan, tetapi tidak harus disitir dan diikuti oleh putusan-putusan kemudiannya.
2. Teori berkekuatan kuat
Teori berkekuatan kuat pada prinsipnya menyatakan bahwa suatu putusan pengadilan sebelumnya bukan hanya dikumpulkan, dipublikasikan, tetapi juga memiliki otoritas sehingga pada prinsipnya harus diikuti oleh pengadilan-pengadilan sesudahnya.
TEORI STARE DECISIS
MANFAAT
Adapun manfaat dari diterapkannya teori stare
decisis oleh pengadilan yaitu :
1. Stare decisis dapat meningkatkan unsur uniformitas Unsur uniformitas penting bagi suatu putusan sebab merupakan salah satu unsur penting dari keadilan yang merupakan sasaran terpenting dari proses pengadilan yang panjang. Unsur uniformitas juga perlu guna menghindari adanya putusan pengadilan yang diputus secara sembarangan dan semena-mena.
2. Stare decisis dapat meningkatkan unsur efisiensi Unsur efisiensi menjadikan hakim dapat menghemat waktu dan dengan cepat membuat putusan dengan mencontoh putusan sebelumnya dalam kasus yang serupa.
3. Stare decisis dapat meningkatkan unsur predictability Jika pengadilan mendasari putusannya pada putusan-putusan pengadilan yang terdahulu terhadap kasus serupa, maka putusannya akan mudah diantisipasi oleh setiap orang yang berhubungan dengan hukum maupun bagi para pencari keadilan pada umumnya.
KESIMPULAN
Sistem hukum anglo-saxon, sebenarnya penerapanya lebih mudah terutama pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman. pendapat para ahli dan praktisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim, dalam memutuskan perkara. di inggris unifikasi hukum dilaksanakan dan dilselesaikan oleh benc dan bar. dari pengadilan bench dan bar ini sangat di hormati oleh rakyat inggris.
Di dalam sistem hukum anglo-saxon, secara gradual putusan pengadilan itu otomatis mengikat untuk similar case. Asas stare decisis. Oleh sebab itu putusan pengadilan sama dengan sumber hukum.
KEKUATAN MENGIKAT
PERKEMBANGAN
Dilihat dari segi kekuatan berlaku putusan pengadilan sebelumnya, maka teori stare decisis memiliki 2 (dua) arti, yaitu :
1. Teori berkekuatan lemah
Teori berkekuatan lemah ini pada prinsipnya menyatakan bahwa suatu putusan terdahulu meskipun telah dikumpulkan dan dipublikasikan, tetapi tidak harus disitir dan diikuti oleh putusan-putusan kemudiannya.
2. Teori berkekuatan kuat
Teori berkekuatan kuat pada prinsipnya menyatakan bahwa suatu putusan pengadilan sebelumnya bukan hanya dikumpulkan, dipublikasikan, tetapi juga memiliki otoritas sehingga pada prinsipnya harus diikuti oleh pengadilan-pengadilan sesudahnya.
Pada perkembangannya, dalam teori
stare decisis dikenal 2 (dua) jenis putusan pengadilan, yaitu :
1. Putusan pengadilan yang bersifat otoritatif, yakni yang merupakan dasar hukum dan harus diikuti oleh putusan-putusan pengadilan berikutnya.
2. putusan pengadilan yang bersifat persuasif yang merupakan putusan-putusan pengadilan yang hanya bersifat historis saja, yakni yang boleh (tetapi tidak harus) diikuti oleh putusan-putusan pengadilan berikutnya.