Introducing
Your new presentation assistant.
Refine, enhance, and tailor your content, source relevant images, and edit visuals quicker than ever before.
Trending searches
PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH MELALUI JALUR HUKUM
a. Melalui Panitia Urusan Piutang Negara dan Badan Urusan Piutang Negara
b. Melalui badan peradilan
c. Melalui arbitrase atau Badan Alternatif Penyelesaian Sengketa
d. Melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional
2. Reconditioning
Reconditioning merupakan usaha pihak bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya dengan cara mengubah sebagian atau seluruh kondisi (persyaratan) yang semula disepakati bersama pihak debitur dan dituangkan dalam perjanjian kredit (PK). Perubahan kondisi kredit dibuat dengan memperhatikan masalah-masalh yang dihadapi oleh debitur dalam pelaksanaan proyek atau bisnis tersebut.
4, Kombinasi 3-R
Dalam rangka penyelamatan kredit bermasalh (rescue program) bila dianggap perlu bank dapat melakukan berbagai kombinasi dari tindakan
rescheduling,reconditioning, dan restructuring tersebut diatas, yakni:
- rescheduling dan reconditioning
- rescheduling dan restructuring
- restructuring dan reconditioning
- rescheduling, reconditioning,dan restructuring sekaligus
3. Restructuring
Restructuring atau rstrukturisasi adalah usaha penyelamatan kredit yang terpaksa harus dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Pembiayaan suatu proyek atau bisnis tidak seluruhnya berasa;l dari modal (dana) sendiri, tetapi sebagian besar dibiayai dengan kredit yang diperoleh bank.
1. Rescheduling
Upaya pertama dari pihak bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya kepada debitur. Cara ini dilakukan jika ternyata pihak debitur (berdasarkan penelitian dan penghitungan yang dilakukan (account officer bank) tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam hal pembayaran kembali angsuran pokok maupun bunga kredit. Dalam hal ini penjadwalan kembali dilakukan sebagian atau seluruh kewajiban debitur.
KESIMPULAN
Pemberian kreditnya bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Ada beberapa prinsip-prinsip pemberian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C dan 7P, dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini, 5C dan 7P memiliki persamaan, yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan di dalam prinsip 7P disamping lebih terinci juga jangkauan analisisnya lebih luas dari 5C
Teknik Penyelesaian Masalah Kredit Macet
Hampir setiap bank mengalami kredit macet alias nasabah tidak mampu lagi untuk melunasi kreditnya. Kemacetan suatu fasilitas kredit disebabkan oleh dua faktor yaitu dari pihak perbankan dan dari pihak nasabah. Untuk mengatasi kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Adapun penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan beberapa metode, yaitu rescheduling, reconditioning, restructuring, kombinasi serta penyitaan jaminan.
Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan usaha bank.
Mengingat sebagai lembaga intermediasi, sebagian besar dana bank berasal dari dana masyarakat, maka pemberian kredit perbankan banyak dibatasi oleh ketentuan undang-undang dan ketentuan Bank Indonesia.
UU Perbankan telah mengamanatkan agar bank senantiasa berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan usahanya, termasuk dalam memberikan kredit
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bank untuk menjalankan kegiatan usahanya dibidang perkreditan yakni :
I G Angga Dian Putra P
Kadek Putri Trisna Devi
Kadek Ayu Ratna Budhiarti
Ni Kadek Ayu Ningsih
a) Keharusan pemberian kredit berdasarkan analisis 5C dan 7P serta aspek penilaian kredit dengan studi kelayakan
b) Batas maksimum pemberian kredit
c) Kegiatan bank tidak merugikan nasabah penyimpan dana.
Gusti Made Offayana
Ni Komang Devy Adnyaswary
PRINSIP
PEMBERIAN KREDIT