Tugas Sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosial (Durkheim; dalam Ritzer dan Goodman, 2007: 21)
Emile Durkheim
Durkheim menghubungkan fenomena bunuh diri dengan sebab-sebab sosial atau fakta sosial (dalam Ritzer dan Goodman, 2007: 21)
Perbedaan angka bunuh diri.
Yakni, mengapa suatu kelompok memiliki angka bunuh diri lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang lain.
Ini terjadi karena seseorang memiliki kedekatan yang sangat kuat dengan lingkungan sosialnya, dan tidak memiliki sifat egois.
Seseorang memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap masyarakatnya, dirinya adalah untuk orang lain.
Bunuh diri bukan karena keinginannya, melainkan hal itu adalah tanggung jawab moral kepada masyarakatnya.
Contoh: harakiri dan kamikaze
Alasan pribadi bukan merupakan faktor yang sebenarnya. Bunuh diri lebih kepada karena faktor di luar diri individu.
Ini terjadi saat regulasi meningkat, terlalu kuat. Individu merasa berada di bawah disiplin yang sangat ketat yang terkesan menindas. Nafsu yang tertahan oleh disiplin ketat, sehingga individu tidak bisa melakukan hal apa pun.
Contoh: budak, artis-artis Korea di bawah kontrak kerja yang sangat ketat.
Suicide = suicidium
“sui” yang berarti sendiri dan “cidium” yang berarti pembunuhan.
Durkheim mengartikan bunuh dir sebagai suatu tindakan manusia yang lebih memilih kematian daripadda kehidupan di dunia.
Manusia adalah makhluk sosial, saling membutuhkan, ketergantungan, dan saling berinteraksi satu sama lain.
Ada kecenderungan pada beberapa individu untuk melepaskan keterikatannya dari kehidupan sosialnya. Ini dinamakan egoisme.
Bunuh diri jenis ini terjadi karena menurunnya tingkat integrasi dalam suatu masyarakat, karena adanya sikap egoisme.
Bunuh diri egoistik memainkan peran emosi yang sangat tinggi, penyebabnya adalah arus sosial, seperti depresi, kesedihan, dan kekecewaan