Model Interaksi
Ulat Api dan Parasitoid
pada Perkebunan Kelapa Sawit
Pengembangan
Beberapa fase ulat (secara umum) dapat digambarkan dalam siklus berikut :
Review
Parasitoid
Ulat Api
Carrying Capasity : Tumbuhan Inang
Carrying Capasity : Daun Kelapa Sawit
Memprediksi
Model
Interaksi
Inang-Parasitoid
yang cocok
Menentukan
faktor
yang memengaruhi
model
Tujuan Pemodelan
Memperoleh
model dengan
kondisi setimbang
50:50
Dosen Pembimbing : Dr. Nuning Nuraini
Asumsi
Prediksi Model yang diperoleh
Sistem I
- Semua ulat yang terserang parasitoid mati (ulat tidak mengalami fase kepompong/ngengat)
- Daerah persebaran ulat masih dalam satu pelepah daun
- Tidak ada waktu tunda dalam interaksi ulat dan parasitoid
- Tidak ada kompetisi antar individu dalam satu populasi
Sistem II
Persamaan yang digunakan
simpulan dan saran
1. Lotka Volterra
2. Persamaan Logistik
3. Fungsi Carrying Capasity Host-Parasitoid
- Hubungan Ulat-Parasitoid dapat didekati dengan persamaan Lotka-Volterra dan Pertumbuhan Logistik, dengan fungsi carrying capasity tertentu
- Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ulat dan parasitoid diantaranya carrying capasity ulat (daun kelapa sawit), carrying capasity parasitoid (tumbuhan inang), konstanta interaksi ulat-parasitoid dan konstanta pertumbuhan ulat dan parasitoid
- Dengan mengatur lingkungan melalui penentuan nilai variabe-variabel pada persamaan model yang dimiliki, dapat dicapai proporsi ulat : parasitoid sama besar yaitu 50:50
PENGEMBANGAN
SIMULASI MODEL
...... SISTEM I
*pertumbuhan (ketersediaan) daun kelapa sawit
*pertumbuhan tanaman inang
- Gunakanlah data jumlah ulat dan parasitoid di lapangan untuk memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
- Reduksi semaksimal mungkin asumsi yang dipakai dalam model kali ini
Karena siklus hidup ulat dan parasitoid akan memengaruhi interaksi keduanya, maka kami disarankan oleh dosen pembimbing untuk membuat model untuk beberapa siklus hidup. Ada beberapa asumsi tambahan terkait siklus hidup ulat dalam model kami, antara lain :
1. Saat ulat masih menjadi telur, parasitoid sudah dalam fase dewasa.
2. Saat telur telah menetas menjadi ulat, parasitoid mulai melakukan serangan dengan menginjeksikan telur ke tubuh ulat.
Daftar Pustaka
Azka, dkk. (2013). An Eco-epidemiological Predator-Prey Model with Standart Desease Incidence. Laporan Presentasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Fitri Diana, Arista.(2014).Pemodelan Interaksi Predator-Prey Hama Sawit dalam Suatu Ekosistem. Skripsi. Bandung:Institut Teknologi Bandung.
www.kliniksawit.com
www.wikipedia.com
DiPrima dan Boyce . (2001). Elementary Differential Equations and Boundary Value Problems. Seventh Edition. USA: John Wiley & Sons.
SIMULASI MODEL
.... SISTEM II
analisis model
Terimakasih
^_^
ANALISIS MODEL
Dari perhitungan matriks Jacobi, kita mendapatkan nilai eigen yang didapatkan (yang masih) dalam bentuk variabel-variabel. Untuk mendapatkan proporsi ulat dan parasitoid 50:50, kami dapat mencari nilai variabel yang mendukung.
Determinan Matriks > 0
Analisis Model
Trace Matriks < 0
Berbeda dengan sistem I, kami mendapatkan tiga titik kritis pada sistem II, yaitu :
Analisis Model
Adapun nilai-nilai variabel yang kami dapatkan :
Pada sistem ini, kami mendapatkan dua titik kritis dengan menggunakan bantuan maple, yaitu :
Langkah selanjutnya untuk mengecek kestabilan adalah membuat matriks Jacobi dari persamaan sistem I dan mensubstitusi titik kritis pada matriks Jacobi. Menggunakan maple, kita dapat memperoleh nilai eigen dari sistem persamaan I ini.
Kelompok 15
Nur Faizatus Sa'idah (10111030)
Melia Silmi (10111049)
Femy Santy Amelia (10111085)
Nining Rohayati (10111092)